اَلْجَرْحُ الْمُفَسَّرُ مُقَدَّمٌ عَلَى التَّعْدِيْلِ
Kritik Kecacatan yang Dijelaskan Secara Rinci Didahulukan atas Penilaian Keadilan
بسم الله الرحمن الرحيم
... وَقَالَ الشَّافِعِيُّ فِيْ كِتَابِ
الأُمِّ (ج7 : ص272 ، 271) : إِنَّ إِبْرَاهِيْمَ النَّخَعِيَّ لَوْ رَوَى عَنْ عَلِيٍّ
وَعَبْدِاللهِ لَمْ يُقْبَلْ مِنْهُ؛ لِأَنَّهُ لَمْ يَلْقَ وَاحِداً مِنْهُمَا- اِنْتَهَى.
وَأَمَّا مَا رُوِيَ عَنْ أَحْمَدَ وَيَحْيَ بْنِ مَعِيْنٍ وَغَيْرِهِمَا أَنَّ مَرَاسِيْلَ
إِبْرَاهِيْمُ صَحِيْحَةَ أَوْ مَقْبُوْلَةً مُطْلَقاً، فَفِيْهِ أَنَّ الجَرْحَ
الْمُفَسَّرُ مُقَدَّمٌ عَلَى التَّعْدِيْلِ مُطْلَقاً، وَلَوْ سَلِمَ أَنَّ هذَا
الأَثَرَ جَيِّدٌ فَلَا يَدُلُّ عَلَى النَّسْخِ.... (مشكاة المصابيح للعلامة الشيخ ولي الدين
أبي عبد الله محمد بن عبد الله الخطيب العمري التبريزي مع شرحه مرعاة المفاتيح
للشيخ أبي الحسن عبيدالله بن العلامة محمد عبدالسلام المباركفوري حفظه الله: 3: 56)
... Asy-Syafi’i berkata pada
Kitab Al-‘Umm (Juz 7, halaman 271-272): Sesungguhnya Ibrahim An-Nakha’i
andaikan meriwayatkan dari ‘Ali dan Abdullah (maka) tidaklah diterima (riwayat
hadis) darinya; dikarenakan ia (Ibrahim An-Nakha’i) tidak bertemu dengan seorang
dari keduanya- dst. Dan adapun hadis yang diriwayatkan dari Ahmad dan Yahya ibn
Ma’in dan selain keduanya, bahwa kemursalan Ibrahim adalah shahih atau maqbul
(diterima) secara mutlak, maka dalam hal ini bahwa Kritik kecacatan yang
dijelaskan secara rinci didahulukan atas penilaian keadilan secara mutlak,
dan andaikan benar atsar ini, maka hal tersebut tidak menunjukkan kepada
(adanya) Nasakh. ...
قَالَ البَيْهَقِيُّ: أَخْبَرَنَا أَبُو سَعِيدِ بْنُ أَبِى
عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ الأَصَمُّ أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ بْنُ
سُلَيْمَانَ أَخْبَرَنَا الشَّافِعِىُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ أَخْبَرَنَا
أَبُو حَنِيفَةَ عَنْ حَمَّادٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِى
طَالِبٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : عَقْلُ الْمَرْأَةِ عَلَى
النِّصْفِ مِنْ عَقْلِ الرَّجُلِ فِى النَّفْسِ وَفِيمَا دُونَهَا.
Imam
Al-Baihaqi berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id bin Abu ‘Amr,
telah menjelaskan kepada kami Abu Al-‘Abbas al-Asham, telah menceritakan kepada
kami Rabi’ bin Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Asy-Syafi’i, dari
Muhammad bin Al-Hasan, telah menceritakan kepada kami Abu Hanifah, dari Hammad,
dari Ibrahim, dari ‘Ali bin Abi Thalib Radliyallahu
‘anhu, bahwa sanya ia berkata, “Akal seorang perempuan itu
setengah dari akal seorang laki-laki dalam hal kejiwaan dan dalam hal yang
sebawahnya.” (As-Sunan Al-Kubra li Al-Baihaqi: 8: 96)
...وَذُكِرَ فِيْ " تَهْذِيْبُ التَّهْذِيْبِ ": إِنَّ إِبْرَاهِيْمَ
بْنَ يَزِيْدَ بْنِ قَيْسِ بْنِ الأَسْوَدِ بْنِ عَمْرٍو أَبُوْ عِمْرَانَ النَّخَعِيَّ
الكُوْفِيْ مُفْتِيْ أَهْلِ الكُوْفَةِ كَانَ رَجُلًا صَالِحًا فَقِيْهًا قَالَ
الأَعْمَشُ: كَانَ خَيْرًا فِيْ الحَدِيْثِ وَقَالَ الشَّعْبِيُّ : مَا تَرَكَ أَحَدًا
أَعْلَمُ مِنْهُ وَقَالَ أَبُوْ سَعِيْدٍ العَلَائِي: وَهُوَ مُكَثِّرٌ مِنَ الإِرْسَالِ
وَجَمَاعَةٌ مِنَ الأَئِمَّةِ صَحَّحُوْ ا مَرَاسِيْلَهُ وَقَالَ الأَعْمَشُ قُلْتُ
لِإِبْرَاهِيْمَ : أَسْنِدْ لِيْ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ فَقَالَ : إِذَا حَدَّثْتُكُمْ
عَنْ رَجُلٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ فَهُوَ الَّذِيْ سَمِعْتُ وَإِذَا قُلْتُ : قَالَ عَبْدُ
اللهِ فَهُوَ عَنْ غَيْرِ وَاحِجٍ وَقَالَ حَاتِمٌ: لَمْ يَلْقَ النَّخَعِيُّ أَحَدًا
مِنَ الصَّحَابَةِ إِلَّا عَائِشَةَ وَلَمْ يَسْمَعْ مِنْهَا وَأَدْرَكَ أَنَسًا وَلَمْ
يَسْمَعْ مِنْهُ مَاتَ سَنَةَ 96 هـ وَوِلَادَتُهُ سَنَةَ 55 هـ. (-التعليق في- موطأ مالك رواية محمد
بن الحسن: 1: 65)
...Dan disebutkan dalam
“Tahdzibut-Tahdzib”: Sesungguhnya Ibrahim bin Yazid bin Qais bin Al-Aswad bin
‘Amr Abu Imran An-Nakha’i Al-Kufi seorang mufti penduduk Kufah adalah seorang
laki-laki yang shalih yang faqih. Al-A’masy berkata: Ia yang terbaik di dalam
hadis. Asy-Sya’bi berkata: Tidak ada seorang pun yang lebih ‘alim darinya.
Abu Sa’id Al-‘Alaiy berkata: Ia yang banyak kemursalan(nya) dan kumpulan
dari para imam-imam (ahli hadis) mereka menshahihkan kemursalannya.
Al-A’masy berkata: “Aku berkata kepada Ibrahim, ‘Bersanadlah kepadaku dari Ibnu
Mas’ud’.”; maka ia (Al-A’masy) berkata (kepada Ibrahim): “Apabila aku
menjelaskan (hadis) kepada kalian dari seseorang, dari ‘Abdullah, maka itu
adalah hadis yang aku dengar. Dan jika aku (Al-A’masy) berkata, ‘’Abdullah
telah berkata’, maka itu adalah dari selain yang berlindung
(dipertanggungjawabkan).” Hatim berkata: “An-Nakha’i tidak bertemu seorang pun
dari sahabat kecuali ‘Aisyah, dan tidak mendengar (hadis) darinya (‘Aisyah),
Anas telah baligh dan (Ibrahim) tidak mendengar darinya. Meninggal tahun 96 Hijriyah
dan usianya 55 tahun.”
Pemahaman
Adapun yang dipahami dari data di atas
adalah bahwa Ibrahim An-Nakha’i adalah seorang rawi generasi tabi’in yang
shalih dan faqih, sebuah penilaian ta’dil. Namun ia mendapatkan al-Jarhu
al-Mufassaru (Kritik kecacatan yang dijelaskan secara rinci), yang harus
lebih didahulukan dari ta’dil, yaitu Ibrahim An-Nakha’i walaupun ia itu
shalih yang faqih namun ia tidak pernah bertemu seorang sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pun kecuali ‘Aisyah dan itu pun Ibrahim An-Nakha’i tidak
sempat menerima hadis dari istri Nabi tersebut, maka setiap hadis yang Ibrahim
An-Nakha’i menerimanya langsung dari seorang sahabat, maka hadis itu mursal.
Namun jika Ibrahim An’Nakha’i menerima hadis dari sahabat melalui seorang tabi’in
senior yang belajar pada sahabat, maka hadis riwayat Ibrahim An-Nakha’i
menjadi maqbul.
Data Tambahan
Sebagaimana Imam Muslim pada kitab Shahih-nya
terdapat pula rawi bernama Ibrahim An-Nakha’i yang diantaranya menerima dari ‘Alqamah
dan Al-Aswad bin Yazid, maka jika antara Ibrahim An-Nakha’i dengan sahabat ada
nama seorang rawi, riwayatnya tidaklah mursal. Wallahu A’lam.
275 - وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ
بَشَّارٍ وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ دِينَارٍ جَمِيعًا عَنْ يَحْيَى بْنِ حَمَّادٍ -
قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِى يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ - أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ
عَنْ أَبَانَ بْنِ تَغْلِبَ عَنْ فُضَيْلٍ الْفُقَيْمِىِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ
النَّخَعِىِّ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنِ النَّبِىِّ
-صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ
مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ ». قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ
يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ « إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ
يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ ». (صحيح
مسلم)
4200 - حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِىُّ أَخْبَرَنَا الْمَخْزُومِىُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ عَنِ الأَعْمَشِ قَالَ ذَكَرْنَا الرَّهْنَ فِى السَّلَمِ
عِنْدَ إِبْرَاهِيمَ النَّخَعِىِّ فَقَالَ حَدَّثَنَا الأَسْوَدُ بْنُ يَزِيدَ
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اشْتَرَى مِنْ
يَهُودِىٍّ طَعَامًا إِلَى أَجَلٍ وَرَهَنَهُ دِرْعًا لَهُ مِنْ حَدِيدٍ. (صحيح
مسلم)
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan