اَلْخَيْرُ لَهُ طُرُقٌ كَثِيْرَةٌ، وَهذَا مِنْ فَضْلِ اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ عَلَى عِبَادِهِ، مِنْ أَجْلِ أَنْ تَتَنَوَّعَ لَهُمْ الفَضَائِلُ
وَالأُجُوْرُ وَالثَّوَابُ الكَثِيْرُ.
Kebaikan memiliki jalan yang banyak sekali. Dan ini adalah
kemurahan dari Allah untuk para hamba-Nya, agar mereka mendapatkan keutamaan
yang bermacam-macam, dan pahala yang berlimpah.
وَأُصُوْلُ هذِهِ
الطُّرُقِ ثَلَاثَةٌ إِمَّا جَهْدُ بَدَنِيٌّ وَإِمَّا بِذُلِّ مَالِيٌّ وَإِمَّا
مُرَكَّبٌ مِنْ هذَا وَهذَا هذِهِ أُصُوْلُ طُرُقُ الخَيْرِ.
Jalan kebaikan yang pokok ada tiga, adakalanya (berupa) upaya
badan, kedermawanan harta, dan gabungan dari ini (upaya badan) dan ini
(kedermawanan harta), inilah pokok-pokok berbagai jalan kebaikan.
أَمَّا الجَهْدُ
البَدَنِيُّ: فَهُوَ أَعْمَالُ البَدَنِ مِثْلُ الصَّلَاةِ وَالصِّيَامِ
وَالجِهَادِ وَمَا أَشْبَهُ ذَالِكَ .
وَأَمَّا البَذَلُ
الْمَالِيُّ: مِثْلُ الزَّكَوَاتِ وَالصَّدَقَاتِ وَالنَّفَقَاتِ وَمَا أَشْبَهُ
ذَالِكَ .
وَأَمَّا
الْمُرَكَّبُ: فَمِثْلُ الجِهَادِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ بِالسِّلَاحِ فَإِنَّهُ
يَكُوْنُ بِالْمَالِ وَيَكُوْنُ بِالنَّفْسِ
[1]amalan jasmani seperti shalat, shaum, jihad, dan sebagainya. [2]amalan
harta seperti berbagai zakat, berbagai shadaqah, berbagai infaq, dan
sebagainya. dan [3]amalan yang murokkab (berhubungan dengan jasmani dan
harta sekaligus) seperti berperang di jalan Allah menggunakan pedang
karena sungguh ia (beramal jihad) dengan harta dan jiwa (jasmani)nya.
وَلكِنْ أَنْوَاعُ هذِهِ الأُصُوْلُ كَثِيْرَةٌ جِدًّا مِنْ أَجْلِ
أَنْ تَتَنَوَّعَ لِلْعِبَادِ وَالطَّاعَاتِ حَتَّى لَا يَمِلُوْا لَوْ كَانَ
الخَيْرُ طَرِيْقًا وَاحِدًا لَمَلَّ النَّاسُ مِنْ ذَالِكَ وَسَئِمُوْا وَلَمَّا
حُصِلَ اْلاِبْتِلَاءُ وَلكِنْ إِذَا تَنَوَّعَ كَانَ ذَالِكَ أَرْفَقَ بِالنَّاسِ
وَأَشَدَّ فِيْ اْلاِبْتِلَاءِ
Tiga pokok amalan ini memiliki ragam yang sangat banyak. Hal
tersebut agar ketaatan yang dijalani seorang hamba menjadi beraneka ragam
sehingga mereka tidak merasa jenuh. Seandainya amal ketaatan hanya satu macam
saja, niscaya mereka akan bosan. Pun tidak akan terlihat siapa yang berhasil
melewati ujian, dan siapa yang tidak. Namun jika amal ketaatan beraneka ragam,
hal itu akan lebih sesuai dengan kondisi orang yang berbeda-beda, dan akan
lebih memperlihatkan ketaatan masing-masing hamba dalam beribadah. (Al-Utsaimin, Syarh
Riyadhus Shalihin, I: 135, Al-Maktabah Asy-Syamilah)
Imam An-Nawawi dalam kitab fenomenalnya Riyadhus
Shalihin, pada permulaan Bab Penjelasan tentang Banyaknya
Jalan Kebaikan, beliau mengutip beberapa ayat al-Qur'an, yaitu:
1. Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 215
2. Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 197
3. Al-Qur'an surat Al-Zalzalah ayat 7, dan
4. Al-Qur'an surat Al-Jatsiyah ayat 15.
Adapun hadis-hadis yang beliau cantumkan pada kitabnya tersebut, 5
(lima) diantaranya adalah sebagai berikut:
(118)- الثاني : عن أبي ذر أيضاً - رضي الله عنه - : أنَّ رسول الله - صلى
الله عليه وسلم - ، قَالَ : (( يُصْبحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى منْ أَحَدِكُمْ
صَدَقةٌ : فَكُلُّ تَسبيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحمِيدةٍ صَدَقَة ، وَكُلُّ
تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكبيرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأمْرٌ بِالمعرُوفِ صَدَقةٌ
، ونَهيٌ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقةٌ ، وَيُجزِىءُ مِنْ ذلِكَ رَكْعَتَانِ
يَركَعُهُما مِنَ الضُّحَى )) رواه مسلم .
118. Kedua: Dari Abu Zar r.a. juga bahawasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Setiap ruas tulang dari seseorang di antara engkau semua
itu setiap paginya hendaklah memberikan sedekahnya, maka tiap setasbihan -
bacaan Subhanallah - adalah sedekah, tiap setahmidan
-bacaan Alhamdulillah - adalah sedekah, tiap setahlilan
bacaan La ilaha illallah - adalah sedekah, tiap setakbiran -
bacaan AllahuAkbar - adalah sedekah, memerintah pada kebaikan
adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah dan yang sedemikian itu
dapat dicukupi - diimbangi pahalanya - oleh dua rakaat yang seseorang itu shalat dengannya di waktu
dhuha - antara sedikit setelah terbitnya matahari sampai matahari di
tengah-tengah atau istiwa'." (Riwayat Muslim)
(( السُّلامَى )) بضم
السين المهملة وتخفيف اللام وفتح الميم : المفصل .
“as-Sulaamaa” huruf sin muhmalah di-dhammah,
huruf lam di-takhfif dan mimdifathah;
(bermakna): al-Mufashilu (persendian).
Takhrij
Al-Hadits
1. Muslim, Shahih Muslim: Bab Istihbab Sholat
adl-Dluha wa an Aqollahaa, II: 158: 1704.
2. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud: Bab Tafri’
Shalat Shafar, II: 27: 1286.
3. Al-Baihaqi, Sunan Al-Baihaqi: Bab Dzikru
Man Rowaaha Rok’atain, II: 64: 5095.
Berdasarkan
penglihatan penulis yang terbatas, matan (isi hadis) riwayat Muslim dan
Baihaqi tersebut adalah identik. Adapun pada sanadnya terdapat perbedaan
sekalipun sama-sama diterima dari sahabat Abu Dzar Al-Ghifari Radliyallahu ‘anhu.
Imam Muslim
berkata:
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ
بْنُ إِسْحَاقَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ حَدَّثَنَا مَهْدِىُّ بْنُ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا وَاصِلٌ
مَوْلَى أَبِى عُيَيْنَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ عَنْ
أَبِى الأَسْوَدِ الدِّيلِىِّ عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنْ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-
قَالَ...
Telah
mengabarkan kepada kami Abu ‘Abdullah Al-Hafidz: Telah mengabarkan kepada kami
Abu Bakar bin Ishaq: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ayyub: Telah
mengabarkan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad bin Asma: Telah menjelaskan
kepada kami Mahdiy bin Maimun: Telah menjelaskan kepada kami Waashil maula Abu
Uyaynah, dari Yahya bin ‘Uqail, dari Yahya bin Ya’mar, dari Abu Al-Aswad
Ad-Dailiy, dari Abu Dzar radliyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda: ... .
Imam Al-Baihaqi
berkata:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَعِىُّ
حَدَّثَنَا مَهْدِىٌّ - وَهُوَ ابْنُ مَيْمُونٍ - حَدَّثَنَا وَاصِلٌ مَوْلَى أَبِى
عُيَيْنَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ عَنْ أَبِى الأَسْوَدِ
الدُّؤَلِىِّ عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ
... .
Telah menjelaskan
kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad bin Asma Adl-Dluba’i: Telah menjelaskan
kepada kami Mahdiy -yaitu Ibnu Maimun-: Telah menjelaskan kepada kami Waashil maula
Abu ‘Uyaynah, dari Yahya bin ‘Uqail, dari Yahya bin Ya’mar, dari Abu
Al-Aswad ad-Dualiy, dari Abu Dzar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa
sanya beliau bersabda, ... .
Sedangkan
matan riwayat Imam Abu Dawud pada dua hadis serupa ada sedikit perbedaan
sebagai berikut:
1285- حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ عَبَّادٍ ، ح
وحَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ ، الْمَعْنَى ، عَنْ وَاصِلٍ
، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ ، عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، عَنِ
النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنَ ابْنِ آدَمَ
صَدَقَةٌ ، تَسْلِيمُهُ عَلَى مَنْ لَقِيَ صَدَقَةٌ ، وَأَمْرُهُ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ
، وَنَهْيُهُ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَإِمَاطَتُهُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ
، وَبُضْعَةُ أَهْلِهِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ كُلِّهِ رَكْعَتَانِ مِنَ
الضُّحَى.
Telah mengabarkan
kepada kami Ahmad bin Mani' dari 'Abbad bin 'Abbad. Dan telah di riwayatkan
dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan
kepada kami Hammad bin Zaid sedangkan makna haditsnya dari Washil dari Yahya
bin 'Uqail dari Yahya bin Ma'mar dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam beliau bersabda: "Setiap pagi dari setiap ruas yang di miliki
oleh ibnu Adam terdapat sedekahnya, memberi salam kepada orang yang di
jumpainya adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan adalah sedekah,
mencegah dari kemungkaran adalah sedekah, menyingkirkan duri dari jalan adalah
sedekah dan mengumpuli (bersenggama) dengan isterinya adalah sedekah, dan itu
semua bisa di gantikan dengan dua raka'at shalat Dluha."
قَالَ أَبُو دَاوُدَ : وَحَدِيثُ عَبَّادٍ أَتَمُّ ، وَلَمْ يَذْكُرْ مُسَدَّدٌ
الأَمْرَ ، وَالنَّهْيَ ، زَادَ فِي حَدِيثِهِ : وَقَالَ كَذَا وَكَذَا ، وَزَادَ ابْنُ
مَنِيعٍ فِي حَدِيثِهِ : قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ ، أَحَدُنَا يَقْضِي شَهْوَتَهُ
، وَتَكُونُ لَهُ صَدَقَةٌ ، قَالَ : أَرَأَيْتَ لَوْ وَضَعَهَا فِي غَيْرِ حِلِّهَا
أَلَمْ يَكُنْ يَأْثَمُ.
Abu Daud berkata;
"Haditsnya 'Abbad lebih lengkap, namun Musaddad tidak menyebutkan kalimat
"Memerintahkan (yang ma'ruf) dan mencegah (dari kemungkaran) ", dalam
haditsnya ada sedikit tambahan, beliau bersabda seperti ini dan ini, Ibnu Mani'
menambahkan dalam haditsnya; para sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah,
apakah jika salah seorang dari kami memenuhi tuntutan syahwatnya (mengumpuli
isterinya) mendapatkan sedekah?" beliau menjawab; "Bagaimana
pendapatmu jika dia meletakkan syahwatnya bukan pada yang di halalkannya,
apakah dia mendapatkan dosa?".
1286- حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ
، أَخْبَرَنَا خَالِدٌ ، عَنْ وَاصِلٍ ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ ، عَنْ يَحْيَى
بْنِ يَعْمَرَ ، عَنْ أَبِي الأَسْوَدِ الدُّؤَلِيِّ ، قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ
أَبِي ذَرٍّ ، قَالَ : يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ
صَدَقَةٌ ، فَلَهُ بِكُلِّ صَلاَةٍ صَدَقَةٌ ، وَصِيَامٍ صَدَقَةٌ، وَحَجٍّ صَدَقَةٌ
، وَتَسْبِيحٍ صَدَقَةٌ ، وَتَكْبِيرٍ صَدَقَةٌ ، وَتَحْمِيدٍ صَدَقَةٌ ، فَعَدَّ رَسُولُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ هَذِهِ الأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، ثُمَّ قَالَ : يُجْزِئُ
أَحَدَكُمْ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَا الضُّحَى.
Telah menceritakan kepada
kami Wahb bin Baqiyah telah mengabarkan kepada
kami Khalid dari Washil dari Yahya bin 'Uqail dari Yahya bin Ya'mar dari Abu Al Aswad Ad Du'ali dia berkata; "ketika kami berada di dekat Abu Dzar, dia berkata; "Hendaklah masing-masing dari kalian
setiap harinya bersedekah untuk setiap ruas tulangnya. Setiap
shalat (yang ia kerjakan) menjadi sedekah baginya, puasa adalah sedekah, haji
adalah sedekah, bacaan tasbih adalah sedekah, bacaan takbir juga sedekah,
bacaan tahmid adalah sedekah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menghitung (menyebutkan) semua amal Shalih ini, lalu bersabda: "Cukuplah salah
seorang dari kalian mengerjakan shalat dua raka'at dhuha untuk menggantikan
semua itu."
Syarah
Al-Hadits
Hadis nomor
118 pada Kitab Riyadhus Shalihin tersebut menjelaskan keutamaan shalat
dluha sebagai diantaranya banyaknya jalan kebaikan. Selanjutnya Syaikh Muhammad
bin ‘Aliy bin Muhammad bin ‘Alaan bin Ibrahim bin Al-Bakriy Ash-Shiddiqiy
Asy-Syafi’iy pada kitabnya Daliilu al-Faalihiin syarah Riyadhus Shalihin (I:
297, cet. Daar al-Hadits, Kairo, tahun 1998) dalam menjelaskan hadis tersebut
diantaranya beliau mengutip hadis berikut:
رَوَى أَحْمَدُ وَأَبْوْ دَاوُدَ عَنْ بُرَيْدَةَ[1]
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ـ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ: «فِيْ الإنسان
ثلاث مائة وستون مفصلاً، فعليه أن يتصدق عن كل مفصل منه صدقة، قال:
ومن يطيق ذلك يا نبي الله؟ قال: النخاعة في المسجد تدفنها صدقة، والشيء تنحيه
عن الطريق صدقة، فإن لم تجد فركعتا الضحى تجزيك» ... (دليل
الفالحين شرح رياض الصالحين: 1: 297)
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan melalui jalur Buraidah, ia
berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Pada diri manusia itu terdapat tiga ratus enam puluh persendian, maka
hendaklah ia memberi sedekah untuk setiap persendiannya tersebut." Seorang
sahabat berkata, "Wahai Nabi Allah, siapa yang akan mampu
melakukannya?" beliau bersabda: "Mengubur ludah dalam masjid adalah shadaqah,
sesuatu yang engkau buang dari jalan adalah shadaqah, maka jika tidak
mendapatinya maka dua rakaat dhuha sudah cukup bagimu.”
Hadis-hadis selanjutnya pada Kitab Riyadhus Shalihin adalah sebagai
berikut:
(119)- الثالث : عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم -
: (( عُرِضَتْ عَلَيَّ أعْمَالُ أُمَّتِيحَسَنُهَا وَسَيِّئُهَا فَوَجَدْتُ في
مَحَاسِنِ أعْمَالِهَا الأذَى يُمَاطُ عَنِ الطَّريقِ ، وَوَجَدْتُ في مَسَاوِىءِ أعمَالِهَا
النُّخَاعَةُ تَكُونُ في المَسْجِدِ لا تُدْفَنُ )) رواه مسلم .
119. Ketiga: Dari Abu Zar juga, katanya: "Nabi s.a.w.
bersabda: "Ditunjukkanlah padaku amalan-amalan ummatku, yang baik dan
yang buruk. Maka saya mengetahuinya dalam golongan amalan-amalan yang baik
adalah menyingkirkan sesuatu yang berbahaya dari jalan, sedang dari golongan
amalan-amalan yang buruk ialah dahak yang dilakukan di dalam masjid dan tidak
ditanam." (Riwayat Muslim)
(120)- الرابع : عَنْهُ : أنَّ ناساً قالوا : يَا رَسُولَ الله ، ذَهَبَ
أهلُ الدُّثُور بالأُجُورِ ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي ، وَيَصُومُونَ كَمَا
نَصُومُ ، وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أمْوَالِهِمْ ،
120. Keempat: Dari Abu Zar pula, bahawasanya orang-orang sama
berkata: "Ya Rasulullah, orang-orang yang kaya raya sama pergi dengan
membawa pahala yang banyak - kerana banyak pula amalannya. Mereka itu shalat sebagaimana
kita juga shalat, mereka shaum sebagaimana
kita juga shaum, tambahan lagi
mereka dapat bersedekah dengan kelebihan harta-harta mereka.
قَالَ : (( أَوَلَيسَ
قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُونَ بِهِ : إنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ
صَدَقةً ، وَكُلِّ تَكبيرَةٍ صَدَقَةً ، وَكُلِّ تَحمِيدَةٍ صَدَقَةً ، وَكُلِّ
تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً ، وَأمْرٌ بالمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهيٌ عَنِ المُنْكَرِ
صَدَقَةٌ ، وفي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ))
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bukankah Allah telah
menjadikan untukmu semua sesuatu yang dapat engkau semua gunakan sebagai
sedekah. Sesungguhnya datam setiap tasbih adalah merupakan sedekah, setiap
takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil
merupakan sedekah, memerintahkan kebaikan juga sedekah, melarang kemungkaran
itu pun sedekah pula dan bahkan dalam bersetubuhnya seseorang dari engkau semua
itu pun sedekah."
قالوا : يَا رسولَ
اللهِ ، أيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أجْرٌ ؟ قَالَ : ((
أرَأيتُمْ لَوْ وَضَعَهَا في حَرامٍ أَكَانَ عَلَيهِ وِزرٌ ؟ فكذَلِكَ إِذَا
وَضَعَهَا في الحَلالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ )) رواه مسلم .
Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah apakah seseorang dari
kita yang mendatangi syahwatnya itu juga memperolehi pahala?" Beliau
s.a.w. bersabda: "Adakah engkau semua mengerti, bagaimana jikalau
syahwat itu diletakkannya dalam sesuatu yang haram, adakah orang itu
memperolehi dosa? Maka demikian itu pulalah jikalau ia meletakkan syahwatnya
itu dalam hal yang dihalalkan, ia pun memperolehi pahala." (Riwayat Muslim)
(( الدُّثُورُ )) بالثاء
المثلثة : الأموال وَاحِدُهَا : دثْر .
Ad-dutsuur, dengan tsa' yang
bertitik tiga buah, ertinya harta benda yang melimpah ruah, mufradnya
berbunyi Ditsrun.
(121)- الخامس : عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ لي النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم
- : (( لا تَحْقِرنَّ مِنَ المَعرُوفِ شَيئاً وَلَوْ أنْ تَلقَى أخَاكَ بِوَجْهٍ
طَليقٍ )) رواه مسلم .
121. Kelima: Dari Abu Zar lagi, katanya: "Nabi s.a.w.
bersabda kepadaku: "Janganlah engkau menghinakan sesuatu kebaikan
sedikitpun, sekalipun hanya dengan jalan engkau menemui saudaramu dengan wajah
yang berseri-seri." (Riwayat Muslim)
(122)- السادس : عن أبي هريرةَ - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ رَسُول
الله - صلى الله عليه وسلم - : (( كُلُّ سُلامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيهِ صَدَقَةٌ ،
كُلَّ يَومٍ تَطلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ : تَعْدِلُ بَينَ الاثْنَينِ صَدَقةٌ ،
وتُعِينُ الرَّجُلَ في دَابَّتِهِ ، فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرفَعُ لَهُ عَلَيْهَا
مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ ، وَالكَلِمَةُ الطَيِّبَةُ صَدَقَةٌ ، وبكلِّ خَطْوَةٍ
تَمشيهَا إِلَى الصَّلاةِ صَدَقَةٌ ، وتُميطُ الأذَى عَنِ الطَّريقِ صَدَقَةٌ ))
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .
122. Keenam: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Setiap ruas tulang dari para manusia itu harus
memberikan sedekah setiap harinya yang di situ terbitlah matahari. Berlaku adil
antara dua orang itu pun sedekah, ucapan yang baik itu pun sedekah, dengan
setiap langkah yang dijalaninya untuk pergi shalat juga sedekah, melemparkan
apa-apa yang berbahaya dari jalan itu juga sedekah." (Muttafaq
'alaih)
ورواه مسلم أيضاً من
رواية عائشة رَضي الله عنها ، قَالَتْ : قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم -
: (( إنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إنْسان مِنْ بَنِي آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وثلاثمئة مفْصَل
، فَمَنْ كَبَّرَ اللهَ ، وحَمِدَ الله ، وَهَلَّلَ اللهَ ، وَسَبَّحَ الله ،
وَاسْتَغْفَرَ الله ، وَعَزَلَ حَجَراً عَنْ طَريقِ النَّاسِ ، أَوْ شَوْكَةً ،
أَوْ عَظماً عَن طَريقِ النَّاسِ ، أَوْ أمَرَ بمَعْرُوف ، أَوْ نَهَى عَنْ منكَر
، عَدَدَ السِّتِّينَ والثَّلاثِمئَة فَإنَّهُ يُمْسِي يَومَئِذٍ وقَدْ زَحْزَحَ
نَفسَهُ عَنِ النَّارِ )) .
Imam Muslim meriwayatkan juga dari riwayat Aisyah radhiallahu
'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bahawasanya
setiap manusia dari Bani Adam itu dijadikan atas tiga ratus enam puluh ruas
tulang. Maka barangsiapa yang bertakbir kepada Allah, bertahmid kepada Allah,
bertahlil kepada Allah, bertasbih kepada Allah, mohon pengampunan kepada Allah,
suka melemparkan batu dari jalan para manusia, ataupun duri ataupun tulang dari
jalan orang banyak, atau memerintahkan kebaikan atau melarang kemungkaran,
sebanyak tiga ratus enam puluh kali banyaknya, maka sesungguhnya orang itu
berpetang-petang pada hari itu dan ia telah menjauhkan dirinya dari
neraka."
Ahad, 27 Agustus 2017 Ba'da 'Isya di Masjid Nurul Huda Cipanas -
Margamukti. In Syaa Allah.
Qodarulloh, diselenggarakan Ahad, 24 September 2017 Ba'da 'Isya di Masjid yang sama. In Syaa Allah.
Qodarulloh, diselenggarakan Ahad, 24 September 2017 Ba'da 'Isya di Masjid yang sama. In Syaa Allah.
Kajian
Kitab Riyadhus Shalihin Bidang Pendidikan PC. PEMUDA PERSIS PANGALENGAN.
by Bidang Pendidikan bekerjasama dengan Bidang Kominfo.
by Bidang Pendidikan bekerjasama dengan Bidang Kominfo.
[1] Pada Sunan Abu Dawud versi Al-Maktabah
Al-Syamilah termaktub hadis tersebut diterima dari Abu Buraidah,
demikian pula pada Musnad Ahmad versi Al-Maktabah Al-Syamilah. Adapun
teksnya adalah sebagai berikut:
1) Sunan Abu Dawud: Kitab Adab:
Bab Membuang Sesuatu dari Jalan versi Al-Maktabah Al-Syamilah:
5242- حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَرْوَزِيُّ ، قَالَ : حَدَّثَنِي
عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي أَبِي ، قَالَ : حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ
بْنُ بُرَيْدَةَ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبِي بُرَيْدَةَ ، يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ
اللهِ صلى الله عليه وسلم ، يَقُولُ : فِي الإِنْسَانِ ثَلاَثُ مِائَةٍ وَسِتُّونَ
، مَفْصِلاً فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ
قَالُوا : وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللهِ ؟ قَالَ : النُّخَاعَةُ
فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا ، وَالشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ
تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ.
2) Musnad Ahmad versi Al-Maktabah
Al-Syamilah:
(22998) 23386- حَدَّثَنَا زَيْدٌ ، حَدَّثَنِي
حُسَيْنٌ ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ : سَمِعْتُ أَبِي بُرَيْدَةَ
يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : فِي
الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُ مِئَةِ مَفْصِلٍ ، فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ
كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً . قَالُوا : فَمَنِ الَّذِي يُطِيقُ ذَلِكَ
يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا ، أَوِ الشَّيْءُ
تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ ، فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ
عَنْكَ.
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan