IRMAS AT-TAQWA DAN FORSIREMA DESA MARGAMULYA BERSILATURAHMI


Sabtu, 19 Agustus 2017. Ikatan Remaja Masjid At-Taqwa Bojongwaru Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung datang berbondong-bondong hendak bersilaturahmi dengan para anggota FORSIREMA (Forum Silaturahmi Remaja Masjid Al-Muttaqin) Pasirmulya yang berada di Desa yang sama.

Kurang lebih 30 anggota IRMAS AT-TAQWA melingkar dalam sebuah halaqah penuh rahmah bersama sekitar 27 anggota FORSIREMA yang bertempat di Masjid Al-Muttaqin Pasirmulya.

Acara Silaturahim dipimpin oleh Raka Ahsan Fauzi (Santri Kelas X Pesantren PERSIS 259 Firdaus Pangalengan). Selanjutnya pembacaan kalam ilahi oleh Muhammad Khalid (Santri Kelas IX-B dari Pesantren yang sama).

Setelah pembacaan kalam Ilahi, perwakilan FORSIREMA oleh Nazib. Dilanjutkan Taushiyyah oleh Ustadz Hanafi Anshory, S.Pd.I sebagai Pembina FORSIREMA. 

Hadir kemudian Ustadzah Ai Atiyah sebagai Pembina IRMAS AT-TAQWA menyampaikan sambutannya, beliau menyampaikan harapan bahwa silaturahmi ini semoga dapat menjadi awal silaturahmi selanjutnya.

Ustadz Opan sebagai Pembina Takhassus pun ikut menyampaikan sambutan. Beliau menyampaikan rasa bahagia dan bersyukur dapat berkumpul bersama remaja masjid Al-Muttaqin Pasirmulya dan At-Taqwa Bojong Waru.

Acara selanjutnya merupakan Ta'aruf atau Perkenalan, dipimpin oleh Raka Ahsan Fauzi sebagai Pembawa Acara.

Remaja Masjid merupakan diantara aset terbaik umat dalam proses kaderisasi mujahid dan mujahidah dakwah dan pendidikan ISLAM. Organisasi-organisasi elit kepemudaan seperti PEMUDA PERSIS dan PEMUDI PERSIS perlu meningkatkan intensitas silaturahmi dengan berbagai Ikatan Remaja Masjid mengingat tahun demi tahun jumlah remaja Masjid terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya lulusan SD di masyarakat.

Anak lulusan SD biasanya yang menjadi anggota di berbagai IRMAS (Ikatan Remaja Masjid), karena mereka telah lulus dari berbagai DU (Diniyah Ula) dan DTA (Diniyah Takmiliyah Awaliyah) yang jika tidak ada upaya mengajak mereka kembali ke masjid dan madrasah dari pihak orang tua dan lingkungan, maka mereka sering terjerumus pada berbagai pergaulan bebas seperti pacaran, meminum minuman keras, sex bebas, dan maksiat-maksiat yang lainnya.

Saat remaja putra dan putri di masyarakat banyak yang terjerumus terhadap dosa, tentunya bukan mutlak salah mereka, bisa jadi karena kurangnya proses "ngajeujeuhkeun" (pengkondisian dan pengkoordinasian) dari para orangtua, pimpinan lingkungan, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.

Demikian,
Wallohu A'lam.

Ditulis oleh Hanafi Anshory, S.Pd.I
(Bidang Pendidikan PC. PEMUDA PERSIS PANGALENGAN)

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama