NYINGKUR DI LEMBUR SINGKUR SANGKAN AGAMA TETEP AKUR DINA JALUR

Jum'at, 18 Agustus 2017. Pengajian Rutin PD. PEMUDA PERSIS KABUPATEN BANDUNG yang diiringkan dengan rangkaian acara Perkemahan PC. PEMUDA PERSIS PANGALENGAN yang semula direncanakan akan dilaksanakan ba'da 'Ashar, dikarenakan kesiapan Al-Ustadz dan kesepakatan mustami', kemudian ditarik waktunya menjadi pukul 09.00 pagi.

Al-Ustadz Yanis Nizamuddin Thayyib (salah satu putra Allahu Yarham Al-Ustadz Ahmad Nahruddin atau dikenal dengan sebutan Ustadz 'Aud, salah satu adik kandung KH. Muhammad Romli, Ketua Dewan Hisbah PP. PERSIS) hadir bersama keponakannya berbagi ilmu dan hikmah kepada anggota, simpatisan, putra-putri, dan para istri PEMUDA PERSIS PANGALENGAN.

Acara yang merupakan program Bidang Dakwah PC. ini dipimpin oleh Ustadz Dindin Ahmad Tohidin dan diawali oleh sambutan dari Ustadz Rofiqi Nugraha sebagai Ketua PC. Sebelum acara dimulai, Teh Neng Sinta (istri anggota) hadir menyusul yang lainnya setelah dijemput suami tercinta.

Al-Ustadz Yanis memulai pembahasannya dengan mengutip al-Qur'an surat al-Anbiya ayat 16 sebagai berikut,
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لاعِبِينَ
Dan Kami tidak menciptakan Iangit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.

Selanjutnya Al-Ustadz menjelaskan, tidak ada seorang manusia pun yang tidak berguna dan tidak bermanfaat, mau manusia bagaimana pun pasti ada manfaatnya. Diantaranya dalam hal saling melengkapi karena tidak bisa suatu hal yang dinikmati adalah hasil sendiri.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلا بِضُعَفَائِكُمْ" (رواه البخاري)
“Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?”. (HR. Al-Bukhari)

Setiap orang memiliki posisi penting akan keberadaannya. Lantas kita, diciptakannya oleh Allah Ta'ala untuk apa? Karena jika kita tidak merasa penting di hadapan Allah, maka ini bahaya, akibatnya kita akan menjalani hidup yang "hare-hare" (acuh tak acuh) terhadap tujuan hidup.

Keberpentingan kita sebagai makhluk Allah telah ditegaskan olehnya pada Al-Qur'an surat Adz-Dzariyat ayat 56 sebagai berikut,
وَما خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah (kepada-Ku)".

Juga ketika kita sudah tidak merasa penting dan dipentingkan orang lain, maka ini pun bahaya.

Demikian juga dalam hidup berjam'iyyah, jika seorang anggota PEMUDA PERSIS sudah tidak merasa penting hidup berjam'iyyah, dan sudah merasa tidak dipentingkan oleh Jam'iyyah, maka ini pun bahaya.

Yakini bahwa kita semua penting bagi Jam'iyyah, karena jika bukan oleh kita, maka oleh siapa lagi Jam'iyyah ini hendak diurus?.

Pun kita berkumpul di tempat ini adalah bukan sekedar bermain, namun terdapat kajian yang dibahas dalam bingkai Jam'iyyah.

Saat QA-QD PEMUDA PERSIS dijalankan, ini cukup menjadi bekal untuk beresnya PEMUDA PERSIS.

Tatkala kesadaran akan pentingnya kehadiran kita di Jam'iyyah telah muncul, maka selanjutnya kita perlu memiliki andil bagi Jam'iyyah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sumbangsih andil bagi Jam'iyyah tersebut perlulah pengorbanan jiwa dan harta.

Ayat yang sering diperingatkan kepada PEMUDA PERSIS dalam berbagai event adalah diantaranya Al-Qur'an surat Ash-Shaff sebagai berikut,
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلى تِجارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذابٍ أَلِيمٍ (10) تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (11) يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ وَمَساكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (12) وَأُخْرى تُحِبُّونَها نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (13) يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصارَ اللَّهِ كَما قالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوارِيِّينَ مَنْ أَنْصارِي إِلَى اللَّهِ قالَ الْحَوارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصارُ اللَّهِ فَآمَنَتْ طائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرائِيلَ وَكَفَرَتْ طائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظاهِرِينَ
10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? 11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. 12. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. 13. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. 14. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

Tijarah (perdagangan) dengan Allah Ta'ala dalam ayat lain diungkapkan dengan lafal, "Lan Tabuuro" (-perdagangan- yang tidak akan pernah rugi).

Modalnya dari Allah, kita menjual kepada Allah, itu pun tidak seluruhnya, kan zakat, infaq, shadaqah tidak seluruh dari harta. Diganti (diberi ganjaran) pun oleh Allah, malah dengan yang lebih baik. Tidak ada jual-beli seperti ini kecuali dengan Allah Ta'ala; maka balasannya adalah, 
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ وَمَساكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Seperti yang Allah Ta'ala jelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nur ayat 21 sebagai berikut,
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُواتِ الشَّيْطانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُواتِ الشَّيْطانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ ما زَكى مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَداً وَلكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili dalam tafsirnya, Al-Munir; menjelaskan bahwa terdapat dua cara Allah mensucikan seseorang. Pertama, dengan kaffaroh, yaitu dengan menghapus dosa hamba melalui serangkaian ibadah dan ujian. Seperti sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang menggambarkan bahwa dari Jum'at ke Jum'at adalah kifarat, dari shalat wajib ke shalat wajib adalah kifarat, dan lain sebagainya. Dalam hadis lain Nabi menggambarkan bahwa ujian seseorang dalam keluarganya adalah dikifarati dengan shalatnya, shadaqahnya, ... dst.

Hadd sebagai hukuman syar'i adalah kaffaroh dari Allah.

Kedua, dengan maghfirah, yaitu Allah Ta'ala mengampuni hamba tersebut.

Ar-Raghib dalam kitabnya, Mufradat fii Alfadz al-Qur'an menggambarkan bahwa maghfirah adalah bak pakaian yang Allah menutupi badan (pelakunya) dari berbagai kotoran.

Menjadi PEMUDA PERSIS tidak menjamin bisa masuk syurga, maka untuk menggapai syurga itu melalu PEMUDA PERSIS, perlulah kita saling melengkapi. Bagai sebuah bangunan rumah, yang bocor mari kita perbaiki. Jika terlalu miring, mari kita tegakkan kembali. 

Tujuan PEMUDA PERSIS itu sederhana, yaitu memahami, mengamalkan, dan mendakwahkan ajaran ISLAM.

Kondisi PEMUDA sekarang seperti jawaban-jawaban atas pertanyaan sahabat Hudzaifah Al-Yamani kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hadis berikut,
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ.
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan sampai menimpaku” Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?” Beliau berkata : “Ya” Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?” Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”. Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?” Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya” Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?” Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka” Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?” Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita” Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini” Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka” Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak imam dan jama’ah kaum muslimin?” Beliau menjawab :”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu”. (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari)

Semoga PERSIS dan otonomnya menjadi Jamaa'atul Muslimin. PERSIS dan otonomnya mampu menjadi pagar sekaligus tembok dari kemaksiatan-kemaksiatan bagi para anggota dan simpatisannya. Aamiin.

Kegiatan ini menjadi sebuah ikhtiar untuk menyadarkan kembali tujuan tersebut di atas.

Yakini bahwa seluruh anggota dan simpatisan PEMUDA PERSIS PANGALENGAN memiliki peran penting masing-masing sesuai kemampuannya dalam mewujudkan cita-cita mulia ini.

Demikian diantara pemaparan Al-Ustadz pada kajian tersebut. Semoga bermanfaat.

Wallahu A'lam.

Kerjasama Bidang Dakwah (Dedi Rohmana), Bidang Kominfo (Endar Pratama Sopian, S.Kom.I), dan Pendidikan (Hanafi Anshory, S.Pd.I) PC. PEMUDA PERSIS PANGALENGAN atas dipostingnya kajian ini.

4 Komentar

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

  1. Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illalloh

    BalasHapus
  2. assalamualaikum a,,ana peryogi pisan kana ceramah sapertos kie soalna didieu tebih kamana mana komo kana pangaosan mah a,,haturnhun #muhamadikhsansaepul#angktan16

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumus salaam wa rohmatullooh kang Ikhsan Saeful, mangga mugia mangfaat, neda pidu'a mugia istiqomah, antum dimanten linggih?

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama