H.
Mahmud dan Tedi Priatna menyebutkan tujuh komponen pendidikan,
1. Dasar dan
Tujuan pendidikan
a. Dasar
Pendidikan
Pendidikan sebagai proses timbal
balik antara pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor
pendidikan lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan, dengan
senantiasa didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian
disebut sebagai dasar pendidikan. Setiap sistem pendidikan memiliki
dasar pendidikan tertentu, yang merupakan cerminan filsafat dari sistem pendidikan
tersebut. Oleh karena itu sistem pendidikan pada suatu bangsa akan berbeda
dengan yang terdapat pada bangsa yang lain.
Dasar yang menjadi acuan
pendidikan harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat
menghantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan. Nilai yang terkandung harus
mencerminkan nilai yang universal, tentang keseluruhanaspek kehidupan manusia,
serta merupakan standar nilai yang dapat mengevaluasi kegiatan pendidikan yang
selama ini berjalan.
b. Tujuan
Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah
hasil-hasil yang ingin dicapai melalui proses pendidikan. Adapun besar atau
kecil dan ruang lingkup yang ingin dicapai hasil pendidikan, hal tersebut
ditentukan dan dibatasi oleh klasifikasi tujuan pendidikan.
2. Pendidik
Pendidik
ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Pendidik berbeda
dengan pengajar, sebab pengajar hanya berkewajiban untuk menyampaikan materi
pelajaran kepada murid. Sedangkan pendidik bukan hanya bertanggung jawab
menyampaikan materi pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian seorang anak
didik.
Secara
umum, pendidik adalah perencana dan pelaksana dari sistem pendidikan. Pendidik
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan
kepada anak didik berdasarkan nilai-nilai tertentu dalam upaya mengembangkan
jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan.
Istilah
lain yang lazim dipergunakan untuk mendidik ialah guru. Pendidik dan guru
memiliki persamaan arti. Bedanya ialah bahwa istilah guru dipakai di lingkungan
pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai di lingkungan formal, informal,
maupun non formal.
Pada
dasarnya pendidik yang pertama adalah orang tua dari anak didik. Karena
keterbatasan kemampuan, waktu dan lain sebagainya, orang tua menyerahkan
sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yang memiliki kompeten untuk
melaksanakan tugas mendidik, guna menggantikan fungsinya sebagai pendidik.
3. Anak Didik
Dalam
sebuah proses belajar mengajar, seorang pendidik harus dapat memahami hakikat
anak didiknya sebagai objek pendidikan. Kesalahan dalam memahami hakikat anak
didik dapat menjadikan kegagalan total.
Beberapa
hal yang perlu dipahami, menurut Muhaimin, adalah sebagai berikut :
1.
Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai
dunia sendiri, sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan
orang dewasa.
2.
Anak didik mengikuti periode-periode pola
perkembangan tertentu. Implikasinya dalam pendidikan adalah bahwa proses
pendidikan harus berperiode pola perkembangan tersebut.
Membicarakan
anak didik sesungguhnya membicarakan hakikat manusia yang memerlukan bimbingan.
Secara kodrati, seorang anak sangat memerlukan pendidikan dan bimbingan dari
orang dewasa, paling tidak, karena dua aspek, yaitu :
1.
Aspek Pedagogis; para ahli pendidikan memandang manusia sebagai animal
educandum, makhluk yang memerlukan pendidikan. Manusia memiliki beberapa
potensi yang harus dikembangkan melalui pendidikan;
2. Aspek Sosiologis dan Kultural; Para ahli sosiologis memandang bahwa manusia merupakan homosocius;
yakni makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau instink untuk hidup
beermasyarakat. Sebagai makhlu social (social responsibility) yang
diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi
antar sesama anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka. Pendidikan adalah
upaya transformasi dan transmisi nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat
kepada generasi berikutnya.
4. Materi
Pendidikan (Kurikilum)
Materi pendidikan adalah semua
bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Materi pendidikan ini
sering juga disebut dengan istilah kurikulum, karena kurikulum menunjukkan
makna pada materi yang disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Secara umum, kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai
rencana kegiatan anak didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan
pendidikan, saran-saran, strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan
program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang
bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Metode Pendidikan
Dalam
dunia pendidikan, istilah metode secara sederhana berarti suatu cara yang harus
dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan.
Secara umum, metode pendidikan dapat diartikan cara yang digunakan dalam upaya
mendidik. Dalam proses pendidikan, metode mempunyai kedudukan sangat penting
guna mencapai tujuan pendidikan. Metode merupakan sarana yang membermaknakan
materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa,
sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik menjadi
pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.
6. Alat
Pendidikan
Alat pendidikan yaitu segala
sesuatu yang digunakan oleh pelaksana kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam. Pada garis besarnya alat pendidikan ada dua macam, yaitu alat
fisik dan alat non fisik.
1. Alat fisik,
berupa segala sesuatu perlengkapan pendidikan berupa sarana dan fasilitas dalam bentuk
konkrit, seperti bangunan, alat tulis dan baca, dan sebagainya.
2. Alat non
fisik, berupa kurikulum, pendekatan, metoda dan tindakan berupa hadiah dan
hukuman serta uswatun hasanah atau contoh teladan yang baik dari
pendidik.
7. Lingkungan
Pendidikan
Proses pendidikan selalu
dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu
menunjang maupun menghambat terhadap proses pencapaian tujuan pendidikan.
Lingkungan yang mempengaruhi proses pendidikan tersebut, yaitu :
a.
Lingkungan sosial, yang terdiri dari :
- lingkungan
keluarga
- lingkungan
sekolah/lembaga pendidikan
- lingkungan
masyarakat
b. Lingkungan
keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga
pendidikan.
c. Lingkungan
budaya, yaitu nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga
pendidikan.
d.
Lingkungan alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.
Semua
lingkungan tersebut selalu ikut serta mempengaruhi proses pendidikan, sehingga
apabila keadaan lingkungan di sebuah lembaga pendidikan itu baik, maka akan
berpengaruh positif dan menunjang terhadap kelancaran dan keberhasilan
pendidikan Islam. Namun apabila lingkungan itu tidak baik (buruk), maka akan
berpengaruh negatif dan akan menghambat terhadap kelancaran dan keberhasilan
pendidikan Islam.
Konsep
dasar faktor atau komponen pendidikan yang telah dijelaskan di atas,
berinteraksi secara berkesinambungan saling melengkapi dalam sebuah proses
pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan pada hakekatnya
adalah interaksi komponen tersebut tertentu dalam sebuah pencarian,
pembentukan, dan pengembangan sikap serta perilaku anak didik hingga mencapai
batas optimal. (H. Mahmud dan Tedi Priatna : 2005 : 95-107).
Mengenai konsep dasar komponen-komponen
pendidikan ini Umar Tirtarahardja dan la Sula sedikit memiliki perbedaan
konsep. Mereka menyebutkan bahwa unsur-unsur pendidikan dalam proses pendidikan
melibatkan banyak hal, yaitu :
1.
Subyek yang dibimbing (peserta didik)
2.
Orang yang membimbing (pendidik)
3.
Interaksi antar peserta didik dengan pendidik
(interaksi edukatif)
4.
Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5.
Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi
pendidikan)
6.
Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan
metode)
7. Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung
(lingkungan pendidikan). (Umar Tirtarahardja dan La Sula : 2000 : 51-52).
Berdasarkan dua konsep di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa komponen-komponen pendidikan terdiri dari :
1.Dasar
pendidikan
2.Tujuan
pendidikan
3.Pendidik
4.Anak didik
5.Interaksi
antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
6.Materi
pendidikan (kurikulum)
7.Metode
pendidikan
8.Alat pendidikan
9.Lingkungan
pendidikan.
Wallahu A'lam.
oleh Hanafi Anshory, S.Pd.I
WA/SMS 0856-2422-6367
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan