PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan Islam adalah aktivitas bimbingan yang disengaja untuk mencapai kepribadian muslim, baik yang berkenaan dengan dimensi jasmani, ruhani, akal, maupun moral. Pendidikan Islam adalah proses bimbingan secara sadar seorang pendidik sehingga aspek jasmani, ruhani, dan akal anak didik tumbuh dan berkembang menuju terbentuknya pribadi, keluarga dan masyarakat yang islami. (H. Mahmud dan Tedi Priatna : 2005 : 18-19).
Definisi lain mengatakan, pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. (H.M.Arifin : 2008 : 8).
Nasruddin Syarif, Dr., M.Pd.I mengungkapkan bahwa pendidikan yang dimaksud oleh Islam bukanlah pendidikan yang mencerai beraikan potensi anak (kognitif), sikap (afektif), ataupun mental (psikomotorik), malainkan menyatukan semuanya. Sehingga sangat tidak sesuai dengan Islam jika pendidikan hanya diarahkan agar anak didik cerdas, sementara dalam sikap dan mental sangat menyimpang. Demikian juga yang hanya mengajarkan bagaimana bersikap baik tapi hampa dengan kecerdasan. Atau yang unggul dalam seni, mempunyai daya empati yang tinggi, tapi ia tidak cerdas dan tidak beretika.
Dan yang penting dari itu semua, pendidikan dalam Islam ditujukan agar manusia semakin menghamba kepada Rabb-nya. Itu mengapa dalam aktivitas pendidikan, dicamkan ‘bismi rabbikal-lsdzi khalaqa’, dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan. Artinya, semua potensi dalam pendidikan, pengajaran, dan pencarian ilmu haruslah dilandasi dengan nilai-nilai ketuhanan. (Majalah Risalah : Juni 2009 : 14).
Senada dengan apa yang diungkapkan Nasruddin Syarif, Dr., M.Pd di atas, Dedeng rosidin, Dr., M.Pd mengatakan kalau melihat dari konsep pendidikan Islam itu sebenarnya ujung-ujungnya psikomotorik, a-majal an-nafsi al-haraki. Kalau kita mengambil konsepnya An-Nahlawi, ada al-majal al-ma’rifi, al-majal al-infi’ali, dan al-majal an-nafsi al-haraki. Kalau al-majal al-ma’rifi faktornya kognitif, al-majal al-infi’ali faktornya afektif, dan al-majal an-nafsi al-haraki adalah faktor psikomotorik. Jadi pendidikan Islam itu ujung-ujungnya perilaku. Semacam kita lihat saja dalam iman, iman itu kan Qoulun bil lisan itu ma’rif, kemudian tashdiq bil qalbi itu infi’al. dan tidak cukup itu kan, pendidikan itu harus wal ‘amalu bil arkan. Nah ‘amalun bil arkan ini yang dimaksud al-majal an-nafsi al-haraki. (Majalah Risalah : Juni 2009 : 26-27). Demikian Dedeng Rosisdin menjelaskan ketika diwawancara Redaksi Majalah Risalah perihal pendidikan di Indonesia saat ini.

Dari beberapa pengertian pendidikan Islam di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang membimbing secara sengaja untuk mencapai kepribadian muslim, dengan tidak mencerai beraikan potensi otak (kognitif), sikap (afektif), dan mental (psikomotorik) menuju terbentuknya pribadi, keluarga, dan masyarakat yang islami dalam segala aspek kehidupan, baik dunia maupun ukhrawi.
by Abu Akyas.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama