SANTRI ASRAMA ADALAH UJUNG TOMBAK PERJUANGAN PESANTREN


Pesantren Persatuan Islam (PERSIS) 259 Firdaus Pangalengan memiliki beberapa orang santri yang tinggal di asrama atau disebut juga pondok/ kobong. Betapa pun sedikitnya mereka dibandingkan jumlah keseluruhan Pesantren tersebut, namun semoga dengan sedikitnya, mereka mampu menjadi "sekepal emas".

Bagaikan dalam sebuah pertempuran, santri asrama bak ujung tombak perjuangan, atau dalam ungkapan lain mereka adalah kopassus-nya sebuah Pesantren. Baik dan buruknya hasil pendidikan sebuah Pesantren, bisa diukur dengan sejauh mana santri asrama memahami, mengamalkan, dan mendakwahkan ilmu yang diterimanya.

Jika santri asramanya shalih dan shalihah, maka In Syaa Allah akan berpengaruh kepada santri luar asrama, namun jika santri asramanya bebal, bengal, kepala batu, dan berakhlak bejad, maka jangan tanyakan bagaimana santri luar asramanya. Kendati pun ini bukan penilaian baku, namun itulah yang telah dialami penulis ketika nyantri selama 3 tahun di Pesantren Firdaus (PPI 259 Firdaus Pangalengan sekarang), 6 tahun di PPI 34 Cibegol, dan 2 tahun memasuki tahun ke-3 sekarang di Pesantren Ibnu Hajar Bandung.

Dalam rangka ikhtiar menyiapkan generasi tafaqquh fid Diin yang bukan hanya sekedar 'pameo', Al-Ustadz Japar Shiddiq bersama Al-Ustadz Endar Pratama Sopian, S.Kom.I mengadakan berbagai kajian asrama. Diantaranya adalah kajian ilmu kepesantrenan dengan tema, "KARASA (Kajian Rabu Shubuh Asli)".

Kajian tersebut mengangkan berbagai diskusi ilmu kepesantrenan serta menyikapi berbagai isu dari tinjauan Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah.

Mari, Hadiri dan Selami. Semoga Bermanfaat, karena kajian ini terbuka untuk umum, tidak hanya dihadiri santri asrama, namun telah banyak santri di luar asrama begitu semangat menghadirinya. Alhamdulillah.


Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama