Punceling Pass -
Rancabali. Sabtu, 15 September 2018 sekitar pukul 09.30-21.00 Panitia Persada
VII melengkapi rangkaian agenda acaranya dengan menyuguhkan acara seminar
berjudul MEMPERTEGAS KADER MUDA PERSIS SEBAGAI CORONG KADERISASI PERSIS MASA
DEPAN. Pada seminar tersebut hadir sebagai pemateri yakni Al-Ustadz Lamlam
Pahala, Al-Ustadz Hamdan Abu Nabhan, dan Al-Ustadz Haris Muslim.
Berikut diantara
liputannya, dimulai dengan pemaparan Al-Ustadz Lamlam Pahala. Kenapa Persis
harus hadir? Diantara pembicaraan yang disampaikan oleh Al-Ustadz Lamlam Pahala
adalah bahwa sejak awal Persis itu telah mengenal dunia Nasional dan
Internasional juga tidak meninggalkan isu regional. Dirangkum dengan sebuah
gerakan pemberantasan 3 huruf, TBC (Tahayyul, Bid’ah, Churofat). Ka luhur
ngajul, ka handap napak; demikian jika dibahasakan.
Melihat konteks masa
depan Persis, ada 3 hal yang patut dipikirkan bersama. Pertama, tahun
2020 Indonesia akan mengalami bonus demografi, adalah keuntungan usia produktif
yang lebih banyak dibandingkan usia lansia dan juga dibawah usia umum, terdapat
sekitar 180.000.000 jiwa usia produktif akan mengisi di wilayah Indonesia ini.
Barang siapa organisasi atau kelompok yang mampu memanfaatkan, maka akan
semakin memperkuat kelompoknya.
Kedua, dalam kondisi
keagamaan terdapat beberapa harokatul iltidaad, kelompok yang keluar
dari garis keislaman yang tegas, ini menjadi tantangan. Ketiga, kelompok-kelompok
itu mengalami persaingan yang keras dengan organisasi politik, gerakan 212, dan
lainnya; jadi seolah-olah keberadaan ormas di Indonesia “tenggelam”, tidak
sedikit umat Islam Indonesia kini lebih bercermin kepada gerakan persaudaraan
212 yang seakan-akan menjadi kata akhir, final, dan mengikat. Artinya ormas
Persis melihat ketiga hal ini perlu mengadakan inovasi baru supaya bisa mengisi
dan bisa meneruskan perjuangan Persis yang tentunya memiliki ciri khas gerakan
lain.
Terakhir, terkait
generasi milenial. Jika dulu kita berbincang tentang antropo centris (semua
berpusat pada manusia), atau theo centris (semua berpusat pada Tuhan);
maka sekarang adalah techno centris (semua berpusat pada teknologi). Ketergantungan
terhadap teknologi harus dibaca secara apik untuk lebih memajukan Jam’iyyah ke
depan.
Demikian diantara
pengantar diskusi yang disampaikan oleh Al-Ustadz Lamlam Pahala yang merupakan
penulis buku Fikih Maritim itu.
Selanjutnya Al-Ustadz
Adi Taher sebagai moderator mempersilahkan Al-Ustadz Hamdan Abu Nabhan untuk
memaparkan materinya. Laporan liputannya akan disampaikan pada artikel
selanjutnya. In Syaa-a Allah. Wallaahu A’lam.
by Tim Publikasi Persada
PC Pemuda Persis Pangalengan (Raka Ahsan Fauzi dan Ridwan Firdaus).
Editor by Bidang
Pendidikan PC Pemuda Persis Pangalengan.
@ Kominfo PC Pemuda
Persis Pangalengan.
Sumber Photo: Persis Photography via Akun FB Pemuda Persis
Kabupaten Bandung.
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan