IKHTISAR SEMINAR MEMPERTEGAS KADER MUDA PERSIS SEBAGAI CORONG KADERISASI PERSIS MASA DEPAN [Bagian ke-2]



Punceling Pass - Rancabali. Sabtu, 15 September 2018 sekitar pukul 09.30-21.00 setelah Al-Ustadz Lamlam Pahala memaparkan bahasannya, kemudian Al-Ustadz Hamdan Abu Nabhan diperilahkan untuk berbicara sebagai pemateri kedua.

Diantara pembicaraan yang disampaikan oleh Al-Ustadz Hamdan Abu Nabhan yang merupakan Asatidz PPI 34 Cibegol dan PPI 45 Rahayu yang juga merupakan Ketua PD Pemuda Persis Kabupaten Bandung Masa Jihad 2011-2014 tersebut yang pertama Beliau singgung adalah terkait QA-QD Pemuda Persis.

Al-Ustadz pada seminar tersebut menunjukkan 5 eksemplar QA-QD berbeda-beda generasi, mulai dari QA-QD masa Al-Ustadz Atip Latifulhayat hingga QA-QD masa sekarang kepemimpinan Al-Ustadz H. Eka Permana Habibillah. Tentunya Al-Ustadz hendak memberikan uswah tentang kaderisasi Pemuda Persis.

Menurut Al-Ustadz, QA-QD lima generasi ini inti dari isinya adalah sama. Sering disebutkan bahwa baik Pemuda Persis ataupun lebih umum Persis adalah harakah tajdid.

Tidak sedikit pihak yang hendak menghancurkan agama kita, Islam. Diantaranya sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Al-Baihaqi dalam Kitab Dalaailun Nubuwwah. Bahwa ada 3 kelompok yang dengan upaya berani mereka hendak menghilangkan atau minimal merusak Islam. Bahkan Imam Ibnul Qayyim berani menyebutkan, fasaadul Islaam min haaulaai tsalaatsah (rusaknya Islam itu diantaranya karena ulah tiga kelompok ini).

Pertama, Kelompok Al-Ghoolin. Kelompok yang melewati batas dengan tahrif (perubahan) yang mereka buat.

Kedua, Kelompok Al-Mubthiliin, dengan intihal (plagiat, penjiplakan) yang mereka galakan.

Ketiga, Kelompok Al-Mubthiliin, dengan ta-wil pasif yang mereka buat. Jadi setelah Rasulullah Saw. wafat, ada ancaman akan rusaknya Islam.

Tetapi dalam riwayat lain dikatakan bahwa akan selalu ada dari suatu zaman sekelompok orang yang pada riwayat Abu Dawud disebutkan.

Ø¥ِÙ†َّ اللَّÙ‡َ ÙŠَبْعَØ«ُ Ù„ِÙ‡َØ°ِÙ‡ِ الأُÙ…َّØ©ِ عَÙ„َÙ‰ رَØ£ْسِ ÙƒُÙ„ِّ Ù…ِائَØ©ِ سَÙ†َØ©ٍ Ù…َÙ†ْ ÙŠُجَدِّدُ Ù„َÙ‡َا دِينَÙ‡َا.
Bahwa akan selalu ada dari setiap umat segolongan orang yang mereka men-tajdid agamanya; maka pantas kalau Jam’iyyah kita bahwa memiliki gerakan tajdid itu sendiri.

Terkait tajdid, dalam sebuah referensi berjudul At-Tajdiid fii fiqril-Islaamii disebutkan bahwa lapangan tajdid (pembaharuan) itu ada pada 5 hal diantaranya. Yakni Pertama, Al-Huffaadz ‘alaa nushuusid Diinil-Ashliyyah (Menjaga nash-nash Agama yang asli).

Kedua, Naqlul Ma’aanish shohiihati lin-Nushuush wa ihyaaul fahmil-saliim lahaa (Menukil makna-makna nash yang benar dan menghidupkan pemahaman yang benar terhadap nash), supaya Umat jangan sampai memahami nash dengan salah.

Ketiga, Al-Ijtihaad fil Umuuril mustajiddah (Berijtihad terhadap masalah-masalah yang baru muncul). Agar Umat benar-benar yakin Islam itu shoolihu li kulli zamaan wa makaan wa insaan (sesuai bagi setiap waktu, tempat, dan seluruh manusia).

Keempat, Tashhiihul inhiroofaat (Meluruskan berbagai penyimpangan). Baik penyimpangan akidah, ibadah, maupun penyimpangan akhlak.

Kelima, Himaayatud Diin wad Difaau ‘anhu wal jihaadu fii sabiilihi (Menjaga Agama, membelanya, dan berjihad di jalannya).

Apa itu tajdid? Pada sebuah hadis masyhur (terkenal), terpecah golongan menjadi 71 Yahudi, 72 Nashrani, 73 Islam semuanya di neraka; maka yang selamat adalah golongan maa ana ‘alaihi wa ashaabii.

Selain itu, secara khusus Pemuda Persatuan Islam pada QA-QD-nya dikatakan bahwa yang harus digalakan adalah bagaimana Anggota Pemuda Persis itu memahami akidah, syari’ah, akhlak Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah; bukan hanya memahami namun kemudian mengamalkan lantas mendakwahkan. Pertama itu memahami dulu, sebelum mengamalkan dan mendakwahkan. Jika tujuan kita sudah jelas, berarti harus konsisten dan konsekwen.

Sebagaimana dibubuhkan di Manhaj Kaderisasi Pengkaderan dan Pembinaan. Materi-materi halaqah 1 dan 2 terutama bertujuan memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam akidah, syari’ah, dan akhlak. Nanti halaqah 3 ditambah berbagai wawasan.

Kemudian durasi halaqah diperpanjang dari Manhaj sebelumnya. Pun melihat usia Pemuda, dari usia 16 tahun hingga 40 tahun. Artinya 24 tahun, maka jika halaqah 1 selama 1 tahun, halaqah 2 selama 1 satu tahun; yang kalau dipercepat maka akan berpengaruh pada proses Tafiq-nya. Kita berharap bahwa peserta Tafiq 1 adalah telah memahami materi-materi halaqah 1 dan 2 yang merupakan “setengah” dari materi Tafiq 1 dan seterusnya.

Materi-materi yang diberikan pada Ma’ruf, Tafiq 1, Tafiq 2, dan Tafiq 3 ini sebagai penunjang kaderisasi kepemimpinan. Walaupun tidak serta merta lulusannya lantas menjadi calon pemimpin di PC, PD, PW, PP, tapi maksudnya minimal ada lebih dari yang lain.
Dalam sebuah rujukan dikatakan bahwa terdapat beberapa sifat yang mesti dimiliki oleh seorang pemimpin.

Diantaranya, Pertama, Ma’rifatud Da’wah (Mengenal dakwah). Kedua, Ma’rifatun Nafsi (Mengukur kemampuan diri sendiri) sehingga mengetahui kekurangan dan kelebihan, nanti kekurangan bisa ditambal oleh orang lain.

Ketiga, Ri’aayah shohiiroh (Perhatian yang utuh) terhadap Tasykil dan Anggota. Jangan sampai ada Tasykil sakit atau wafat lantas pemimpin tidak tahu apa-apa.

Keempat, Al-Qudwah Hasanah (Teladan yang baik). Kelima, An-Nadzorus Saaqib (Memiliki Ketajaman Pandangan). Keenam, Al-Iraadah Qawiyyah (Memiliki Keinginan yang Kuat). Ketujuh, Al-Jaadzibiyyah Fithriyyah (Mengundang Simpati) terutama dari Tasykil dan Anggota. Kedelapan, Tafaaul (Memiliki Optimisme). Dengan demikian, materi-materi Tafiq hendak menyentuh materi-materi tersebut. Demikian sekilas Manhaj Kaderisasi di Pemuda Persis.

Az-Zein Al-‘Iroqi saja sebelum wafat sudah menyiapkan kadernya, ada Ibnu Hajar, ada Abu Zur’ah, ada Al-Haitsami. Kita tahu bersama bahwa Abu Hatim Ar-Razi atau Muhammad Idris Ar-Razi punya kader yaitu putranya yang bernama Ibnu Abi Hatim. Abdullah bin Ahmad bin Hanbal pun mengikuti jejak ayahnya yakni Ahmad bin Hanbal sebagai ahli hadis.

Demikian diantara yang disampaikan Penulis buku Trilogi At-Tahdzib (Tahdzibul Akidah, Tahdzibul Ibadah, dan Tahdzibul Akhlak) tersebut.

Selanjutnya Al-Ustadz Adi Taher sebagai moderator mempersilahkan Al-Ustadz Haris Muslim yang merupakan Sekretaris Umum PP Persis untuk memaparkan materi terakhir pada seminar tersebut. Laporan liputannya akan disampaikan pada artikel selanjutnya. In Syaa-a Allah. Wallaahu A’lam.

by Tim Publikasi Persada PC Pemuda Persis Pangalengan (Raka Ahsan Fauzi dan Ridwan Firdaus).

Editor by Bidang Pendidikan PC Pemuda Persis Pangalengan.

@ Kominfo PC Pemuda Persis Pangalengan.

Sumber Photo:  Persis Photography via Akun FB Pemuda Persis Kabupaten Bandung.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama