KESEMPATAN YANG MELIMPAH DALAM BERSHODAQOH

Belum ditemukan di dalam Al-Qur’an ataupun Al-Hadits tentang hikayat seseorang yang masuk surga namun masih memiliki sifat bakhil alias pelit di dalam dirinya. Artinya, Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bakhil.

Imam Abu Zakariyya Yahya ibn Syarof An-Nawawi ad-Dimasyqa (631-676 H) Rahimahullah, pada kitab Riyaadlush Shaalihiin dalam Bab Bayaan Katsrati Turuuq al Khaiir (Bab Penjelasan tentang Banyaknya Jalan Kebaikan) hemat penulis, telah memasukkan empat hadis tentang “Kesempatan yang Melimpah dalam Bersedekah” sebagai kelanjutan dari pembahasan “Setiap Ma’ruf adalah Sedekah”. Adapun hadis-hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Pertama,
(138)- الثاني والعشرون : عن أبي محمد عبدِ اللهِ بنِ عمرو بن العاصِ رَضي الله عنهما ، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم: ((أرْبَعُونَ خَصْلَةً : أعْلاَهَا مَنيحَةُ العَنْزِ ، مَا مِنْ عَامِلٍ يَعْمَلُ بِخَصْلَة مِنْهَا ؛ رَجَاءَ ثَوَابِهَا وتَصْدِيقَ مَوْعُودِهَا ، إلاَّ أدْخَلَهُ اللهُ بِهَا الجَنَّةَ)) رواه البخاري . (( المَنيحَةُ )) : أنْ يُعْطِيَهُ إِيَّاهَا لِيَأكُلَ لَبَنَهَا ثُمَّ يَرُدَّهَا إِلَيْهِ .
138- Hadis kedua puluh dua: dari Abu Muhammad ibn ‘Abdillah ibn ‘Amr ibn Al-‘Ash Radliyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada empat puluh perbuatan, dan yang paling utama adalah mendermakan seekor kambing untuk diperah susunya. Dan siapa saja yang mengerjakan salah satu di antara empat puluh itu hanya mengharapkan pahala dan melaksanakan apa yang pernah dijanjikannya, melainkan Allah akan memasukkannya karenanya [amalannya] ke surga.” Hr. Al-Bukhari. “Al-Maniihah” ialah memberikan kambing betina pada orang lain agar diperah susunya, lalu diminum, kemudian dikembalikan lagi kepada pemiliknya.

Takhrij Al-Hadits

     1.     Ahmad, Musnad Ahmad, II: 6846.
    2.     Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, 2631.
    3.     Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, 1683.
   4.     Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Hibban, 5095.
    5.     Al-Baihaqi, Sunan Al-Baihaqi, IV: 184.
   6.     Al-Hakim, Al-Mustadrak, IV: 7578.


Syarah Al-Hadits
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحْلُبَنَّ أَحَدٌ مَاشِيَةَ امْرِئٍ بِغَيْرِ إِذْنِهِ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تُؤْتَى مَشْرُبَتُهُ فَتُكْسَرَ خِزَانَتُهُ فَيُنْتَقَلَ طَعَامُهُ فَإِنَّمَا تَخْزُنُ لَهُمْ ضُرُوعُ مَوَاشِيهِمْ أَطْعِمَاتِهِمْ فَلَا يَحْلُبَنَّ أَحَدٌ مَاشِيَةَ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِهِ
dari ['Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah seseorang memeras susu ternak orang lain tanpa seizinnya. Apakah seorang dari kalian suka bila rumahnya didatangi lalu dirusak pintunya kemudian simpanan makanannya diambil. Karena sesungguhnya puting susu ternak mereka adalah makanan simpanan mereka, maka janganlah seseorang memeras susu ternak orang lain kecuali dengan izinnya". (Hr Al-Bukhari, no 2255)

Kedua,
(139)- الثالث والعشرون : عن عَدِي بنِ حَاتمٍ - رضي الله عنه - ، قَالَ : سمعت النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - ، يقول : (( اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بشقِّ تَمْرَةٍ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .
139- Hadis kedua puluh tiga: Dari ‘Adi ibn Haatim Radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah [Bertakwalah] kamu sekalian terhadap api neraka, walaupun dengan [bersedekah] separuh biji kurma.” Hr. Muttafaq ‘Alaih.

وفي رواية لهما عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إلاَّ سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَينَهُ وَبَيْنَهُ تَرْجُمَانٌ ، فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إلاَّ مَا قَدَّمَ ، وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرى إلاَّ مَا قَدَّمَ ، وَيَنظُرُ بَيْنَ يَدَيهِ فَلاَ يَرَى إلاَّ النَّار تِلقَاءَ وَجْهِهِ ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَو بِشِقِّ تَمْرَةٍ ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ )) .
Dalam riwayat keduanya pula (Al-Bukhari dan Muslim), darinya (‘Adi ibn Haatim), ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali akan berbicara langsung dengan Rabbnya, tidak ada penerjemah antara dia dengan Rabbnya. Maka ia melihat ke kanan, tiada terlihat kecuali amal yang pernah dilakukannya. Dan ia melihat ke kiri, tiada terlihat kecuali amal yang pernah dilakukannya. Ia pun melihat ke hadapannya, maka tiada terlihat kecuali api neraka tepat di depan mukanya. Maka takutlah [bertakwalah] kamu sekalian terhadap api neraka, walaupun dengan [bersedekah] dengan separuh biji kurma, siapa saja yang tidak mampu, maka [bersedahkahlah] dengan perkataan yang baik.”

Takhrij Al-Hadits

     1.     Ahmad, Musnad Ahmad, VI: 18276, 18280, 18281, 18282.
    2.     Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, 1036.
    3.     Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, 1417, 6539, 6540.
   4.     Muslim, Shahih Muslim, 1016.
    5.     At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, 2415.
   6.     Ibnu Hibban¸ Shahih Ibnu Hibban, 3311.
    7.     Al-Baihaqi, Sunan Al-Baihaqi, IV: 176.


Syarah Al-Hadits
فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
"Peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." (Qs Al Baqarah: 24)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah Subhanahu wata’ala terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Qs At Tahrim: 6)
إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ مِثْقالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضاعِفْها وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْراً عَظِيماً
“Sesungguhnya Alloh tidaklah menzholimi seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Alloh akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar”. (QS. an-Nisa [4]: 40)

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”. (QS. Az-Zalzalah [99]: 7)
(( لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ اْلمَعْرُوْفِ شَيْئاً ))
“Janganlah kamu memandang remeh sekecil apapun suatu kebaikan”. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ فَإِنَّ اللهَ يَقْبَلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ.
Barangsiapa yang bersedekah dengan sesuatu yang senilai dengan sebutir kurma dari usaha yang halal, sedangkan Allah tidaklah menerima kecuali yang thayyib (yang baik), maka Allah akan menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya seperti seorang di antara kalian membesarkan kuda kecilnya hingga sedekah tersebut menjadi besar seperti gunung.” (HR. Bukhari, no. 1410 dan Muslim, no. 1014)

Dalam riwayat lain disebutkan,
لاَ يَتَصَدَّقُ أَحَدٌ بِتَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ إِلاَّ أَخَذَهَا اللَّهُ بِيَمِينِهِ فَيُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّى أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ قَلُوصَهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ أَوْ أَعْظَمَ
Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu(HR. Muslim no. 1014).

 “Timbangan (atas amal) pada hari itu (di akhirat) adalah kebenaran (keadilan). Barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami”. (QS. Al-A’raf [7]: 8-9).

Ketiga,
(140)- الرابع والعشرون: عن أنس رضي الله عنه، قَالَ : قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( إنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ العَبْدِ أنْ يَأكُلَ الأَكْلَةَ ، فَيَحمَدَهُ عَلَيْهَا ، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ ، فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا )) رواه مسلم .
140- Hadis kedua puluh empat: Dari Anas Radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah benar-benar ridla pada seorang hamba, jika ia memakan satu makanan, kemudian memuji Allah [hamdalah] atas makanan yang dimakannya itu. Atau ia meminum satu minuman, kemudian memujia Allah [hamdalah] atas minuman yang diminumnya itu.” Hr. Muslim.

وَ(( الأَكْلَةُ )) بفتح الهمزة : وَهيَ الغَدْوَةُ أَو العَشْوَةُ .
“al-Aklatu” dengan hamzah difathah, yaitu: makan siang atau makan malam.

Takhrij Al-Hadits

     1.     Muslim, Shahih Muslim, 2734.
    2.     At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, 1816.


Syarah Al-Hadits
Dalam hadits lain, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
وَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
“Setiap Tasbih merupakan sedekah, setiap Tahmid (mengucapkan alhamdulillāh) juga merupakan sedekah, setiap bertahlil (mengucapkan lā ilāha illa Allāh) merupakan sedekah dan setiap takbir (mengucapkan Allāhu akbar) maka dia juga bersedekah. Dan menyeru oranglain kepada kebaikan juga sedekah dan juga mencegah oranglain dari perbuatan kemungkaran (nahyi munkar) juga dia bersedekah.” (HR Muslim no. 2376, dari shahābat Abū Dzar)
يا أيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحا إني بما تعملون عليم
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs Al-Mukminun: 51)
كلوا واشربوا من رزق الله ولا تعثوا في الأرض مفسدين
“… Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. ” (Qs Al-Baqarah: 60)
يا غلام سم الله وكل بيمينك وكل مما يليك
“Wahai anak kecil, makanlah dengan mengucapkan, ‘Bismilaah,’ makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang paling dekat kepadamu.” HR. Al-Bukhari (no.5376) dan ini adalah lafazh al-Bukhari, dan Muslim (no.2022), Ahmad (no.1589), Abu Daud (no.3777), Malik (no.1738) dan ad-Darimi (no.2045)

Keempat,
(141)- الخامس والعشرون : عن أَبي موسى - رضي الله عنه - ، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - ، قَالَ : (( عَلَى كلّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ )) قَالَ : أرأيتَ إنْ لَمْ يَجِدْ ؟ قَالَ : (( يَعْمَلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ )) قَالَ : أرأيتَ إن لَمْ يَسْتَطِعْ ؟ قَالَ : (( يُعِينُ ذَا الحَاجَةِ المَلْهُوفَ )) قَالَ : أرأيتَ إنْ لَمْ يَسْتَطِعْ ، قَالَ : (( يَأمُرُ بِالمعْرُوفِ أوِ الخَيْرِ )) قَالَ : أرَأيْتَ إنْ لَمْ يَفْعَلْ ؟ قَالَ : (( يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ ، فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .
141- Hadis kedua puluh lima: Dari Abu Musa Radliyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Para sahabat bertanya; "Bagaimana jika ia tidak mendapatkannya? Beliau bersabda:: Berusaha dengan tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah. Mereka bertanya; Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? Beliau bersabda: Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan. Mereka bertanya; Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? Beliau bersabda: Menyuruh untuk melakukan kebaikan atau bersabda; menyuruh melakukan yang ma'ruf dia berkata; Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya? Beliau bersabda: Menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.Hr. Muttafaq ‘Alaih.

Takhrij Al-Hadits

     1.     Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, 1445, 6022. Al-Adab Al-Mufrad, 225 Al-Adab Al-Mufrad,
    2.     Muslim, Shahih Muslim, 1008.
    3.     An-Nasai, Sunan An-Nasai, 2537.


Syarah Al-Hadits
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa. [Qs al-Mâidah/5:2]

مَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَكُنْ لَهُ نَصِيبٌ مِنْهَا
Barangsiapa memberikan pertolongan dengan pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh bagian dari (pahala)nya [Qs an-Nisâ’/4:85]

مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا ؛ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ صَدَقَةٌ قَبْلَ أَنْ يَـحِلَّ الدَّيْنُ ، فَإِذَا حَلَّ الدَّيْنُ ، فَأَنْظَرَهُ بَعْدَ ذٰلِكَ ؛ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ مِثْلَهُ صَدَقَةٌ
Barangsiapa memberi tempo waktu kepada orang yang berutang yang mengalami kesulitan membayar utang, maka ia mendapatkan sedekah pada setiap hari sebelum tiba waktu pembayaran. Jika waktu pembayaran telah tiba kemudian ia memberi tempo lagi setelah itu kepadanya, maka ia mendapat sedekah pada setiap hari semisalnya. Hr. Ahmad 5/351, 360, Ibnu Mâjah no. 2418, dan al-Hâkim 2/29 dari Buraidah Radhiyallahu anhu

قال النووي في شرح صحيح مسلم 4/101 ( 1008 ) : (( الملهوف يطلق على المتحسر والمضطر والمظلوم )) .
Imam An-Nawawi menjelaskan pada kitab Syarah Shahih Muslim, IV: 101 [1008]: “Al-Malhuf (orang yang sangat membutuhkan bantuan) yaitu kepada yang kekurangan pakaian (telanjang, terlihat auratnya), yang dalam kondisi madlorot, dan kepada yang didzalimi.(Ta’liq Riyadlus Shalihin, Asy-Syaamilah) Wallaahu A’lam.


by Bidang Pendidikan.

@ Bidang Kominfo PC Pemuda Persis Pangalengan.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama