Bertempat di tenda
utama perhelatan Persada VII, diadakanlah ibadah shalat Jum’at dengan Al-Ustadz
Suban Mufti, S.Pd.I (Ketua PD) sebagai khatib dan imam.
Diantara ayat yang Beliau
kutip adalah QS Al-Isra ayat 19 sebagai berikut.
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ
مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
Dan barangsiapa yang
menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh
sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya
dibalasi dengan baik.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula. {Q.s.
Al-Zalzalah: 7-8}
Adapun diantara hadis
yang Beliau kutip adalah sebagai berikut.
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ
ﻳَﻘُﻮﻝُ، ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : "ﻣَﻦِ ﺍﺣْﺘَﺒَﺲَ
ﻓَﺮَﺳًﺎ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ، ﻭَﺗَﺼْﺪِﻳﻘًﺎ ﺑِﻮَﻋْﺪِﻩِ
ﻓَﺈِﻥَّ ﺷِﺒَﻌَﻪُ ﻭَﺭِﻳَّﻪُ، ﻭَﺭَﻭْﺛَﻪُ، ﻭَﺑَﻮْﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﻣِﻴﺰَﺍﻧِﻪِ ﻳَﻮْﻡَ
ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ "
Dari Abu Hurairah
radliyallaahu ‘anhu , ia berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam : “Barangsiapa yang menahan seekor kuda di jalan Allah dengan
keimanan dan membenarkan janji-Nya, maka kenyangnya kuda itu, kotorannya, dan
air kencingnya akan ada di dalam timbangan (miizaan) kebaikannya kelak di hari
kiamat” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2853, An-Nasaa’iy no. 3582,
Ahmad 2/374, dan yang lainnya].
Beberapa point yang Beliau
sampaikan adalah sebagai berikut.
1.
Segala amal harus dilaksanakan dengan
ikhlas mencari ridla dan cinta-Nya Allah.
2. Kesadaran
bahwa diri kita akan kembali kepada Allah mesti ditanamkan di dalam hati sanubari,
maka beramal shalih sebagai persiapan menghadapinya adalah wajib.
3. Dua
hal yang harus kita cari sebagai persiapan untuk menghadapi Allah Ta’ala adalah,
[1] Senantiasa mencari ridla dan cinta Allah, dan [2] Jangan menganggap sepele
kepada sekecil-kecilnya kebaikan dan dosa sebagaimana dijelaskan pada QS Al-Zalzalah
7-8.
4. Dalam
rangka mencari cinta dan ridla Allah, janganlah merasa hina saat berdiri di
belakang dan jangan merasa mulia saat berdiri di depan.
5. Kesuksesan
suatu program bukan diukur dari meriah atau tidaknya acara dari program
tersebut; bisa saja dengan meriahnya malah tidak menjadi kebaikan di hadapan Allah
saat melaksanakannya tanpa keikhlasan.
6. Berhati-hatilah
saat mampu melaksanakan program lantas banyak orang yang memuji, karena bisa
jadi pujian itu malah menghancurkan pahala kita.
7.
Peran diri dalam jihad khususnya jihad
Jam’iyyah yang tidak terlihat oleh orang lain namun sangat berpengaruh dan
terasa manfaatnya harus terus dipelihara dan dijaga, karena itulah hakikat perjuangan.
Demikian
diantara ikhtisar khutbah Beliau, semoga menjadi ibrah bagi kita semua. Aamiin.
by Tim Publikasi Persada PC Pemuda Persis
Pangalengan (Jurnalis: Raka Ahsan Fauzi, Photografer: Ridwan Firdaus).
@ Kominfo PC Pemuda Persis
Pangalengan.
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan