DIANTARA KRITERIA CALON ISTRI VERSI NABI DAN 4 MOTIVASI PERNIKAHAN

Memilih pasangan merupakan diantara mu’amalah yang diatur oleh syari’at Islam, selain itu tentunya Setiap pria pasti memiliki impian untuk mempunyai istri yang baik ketika kelak menikah. Hal ini merupakan impian yang wajar dan logis dimiliki oleh semua pria, bahkan tidak hanya pria yang beragama Islam saja, tetapi juga pria yang beragama selain Islam sekalipun. Oleh karena itu, bukan hal yang mengherankan apabila para pria berlomba-lomba dalam mendapatkan wanita yang baik untuk dijadikan istri dan sebaliknya wanita juga memiliki kriteria calon suami yang baik menurut Islam.

Selain itu, istri juga merupakan manusia pendamping yang kelak akan mendampinginya seumur hidup, serta menyayangi dan mendidik anak-anaknya. Banyak sekali kriteria wanita baik yang layak untuk dijadikan seorang istri. Namun dalam artikel ini kriteria yang akan dibahas ialah beberapa kriteria seorang istri menurut Islam.

995 - وَعَنْهُ (أنس بن مالك) قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَأْمُرُ بِالْبَاءَةِ, وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا, وَيَقُولُ: «تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ. إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ». رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ
995. Dan darinya (Anas), ia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang membujang. Beliau bersabda, "Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang, sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga di hadapan para Nabi pada hari kiamat." (HR. Ahmad dan dishahihkan Ibnu Hibban).

التَّبَتُّلُ الِانْقِطَاعُ عَنْ النِّسَاءِ ، وَتَرْكُ النِّكَاحِ انْقِطَاعًا إلَى عِبَادَةِ اللَّهِ ، وَأَصْلُ الْبَتْلِ الْقَطْعُ،
At-Tabattul artinya menjauhkan diri dari perempuan (lawan jenis), yakni tidak menikah dan mengkhususkan diri beribadah kepada Allah Ta'ala. Adapun arti asal al-batlu adalah al-qath’u (terputus).

وَمِنْهُ قِيلَ: لِمَرْيَمَ الْبَتُولُ، وَلِفَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَامُ الْبَتُولُ لِانْقِطَاعِهِمَا عَنْ نِسَاءِ زَمَانِهِمَا دِينًا وَفَضْلًا وَرَغْبَةً فِي الْآخِرَةِ.
Sebagaimana Maryam dan Fathimah, keduanya dijuluki dengan Al-Batul, karena keduanya mempunyai kelebihan atas semua wanita pada zamannya, baik dari segi pelaksanaan ajaran agama, keutamaan akhlak maupun kecintaan kampung akhirat.

وَالْمَرْأَةُ الْوَلُودُ كَثِيرَةُ الْوِلَادَةِ ، وَيُعْرَفُ ذَلِكَ فِي الْبِكْرِ بِحَالِ قَرَابَتِهَا،
Al-Walud adalah wanita yang subur peranakannya. Hal itu bisa diketahui dengan melihat kerabatnya.

وَالْوَدُودُ الْمَحْبُوبَةُ بِكَثْرَةِ مَا هِيَ عَلَيْهِ مِنْ خِصَالِ الْخَيْرِ ، وَحُسْنِ الْخُلُقِ ، وَالتَّحَبُّبِ إلَى زَوْجِهَا .
Al-Wadud adalah wanita penyayang, karena dia mempunyai sifat-sifat baik, berakhlak baik dan akan setia kepada suaminya.

وَالْمُكَاثِرَةُ الْمُفَاخَرَةُ ، وَفِيهِ جَوَازُهَا فِي الدَّارِ الْآخِرَةِ ، وَوَجْهُ ذَلِكَ أَنَّ مَنْ أُمَّتُهُ أَكْثَرُ فَثَوَابُهُ أَكْثَرُ لِأَنَّ لَهُ مِثْلَ أَجْرِ مَنْ تَبِعَهُ .
Al-Mukatsarah adalah membanggakan diri. Hal ini menunjukkan boleh membanggakan diri di hari kiamat kelak. Karena bagi nabi yang umatnya paling banyak, maka akan mendapatkan pahala yang banyak pula; sebab dia akan mendapatkan pahala seperti pahala para pengikutnya.

Berdasarkan hadis di atas, Kriteria Calon Istri versi Nabi adalah perempuan yang al-walud dan al-wadud.

996 - وَلَهُ شَاهِدٌ: عِنْدَ أَبِي دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيِّ, وَابْنِ حِبَّانَ أَيْضًا مِنْ حَدِيثِ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ.
996 - Hadits ini mempunyai syahid [penguat] menurut riwayat Abu Dawud, An-Nasa'i dan Ibnu Hibban dari hadits Ma'qil Ibnu Yasar.

997 - وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - عَنِ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا, وَلِحَسَبِهَا, وَلِجَمَالِهَا, وَلِدِينِهَا, فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ السَّبْعَةِ.
997.Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Perempuan itu dinikahi karena 4 hal: harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Dapatkan (pilih) wanita yang beragama, engkau akan bahagia." (Muttafaq Alaih dan As-Sab'ah yang lainnya).

الْحَدِيثُ إخْبَارٌ أَنَّ الَّذِي يَدْعُو الرِّجَالَ إلَى التَّزَوُّجِ أَحَدُ هَذِهِ الْأَرْبَعِ ، وَآخِرُهَا عِنْدَهُمْ ذَاتُ الدِّينِ
Hadits ini menjelaskan, bahwa hal-hal yang membuat laki-laki tertarik untuk menikahi wanita karena adanya empat sifat yang dimiliki oleh wanita tersebut, dan sifat yang paling akhir adalah karena agamanya.

فَأَمَرَهُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ إذَا وَجَدُوا ذَاتَ الدِّينِ فَلَا يَعْدِلُوا عَنْهَا ، وَقَدْ وَرَدَ النَّهْيُ عَنْ نِكَاحِ الْمَرْأَةِ لِغَيْرِ دِينِهَا
Lalu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan kepada pemuda bila ingin menikah, lalu ia menemukan seorang wanita yang taat beragama, maka hendaklah dia jangan berpaling darinya, karena ada larangan untuk menikah dengan wanita bukan karena agamanya.

فَأَخْرَجَ ابْنُ مَاجَهْ ، وَالْبَزَّارُ ، وَالْبَيْهَقِيُّ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو مَرْفُوعًا { لَا تَنْكِحُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَلَعَلَّهُ يُرْدِيهِنَّ ، وَلَا لِمَالِهِنَّ فَلَعَلَّهُ يُطْغِيهِنَّ ، وَانْكِحُوهُنَّ لِلدِّينِ ، وَلَأَمَةٌ سَوْدَاءُ خَرْقَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ }
Sebagaimana tersebut dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, Al-Bazzar dan Al-Baihaqi dari hadits Abdullah bin Amr secara marfu', "Janganlah kamu menikahi wanita-wanita karena kecantikannya, karena hal itu bisa menjerumuskan mereka dalam kebinasaan dengan bersikap sombong dan takabur; dan jangan pula kamu menikahi mereka karena hartanya, karena hal itu bisa menjerumuskan mereka dalam perbuatan maksiat dan dosa; dan nikahilah mereka karena agamanya. Ketahuilah, sesungguhnya budak wanita yang beragama walaupun telinga sobek lebih utama.”

وَوَرَدَ فِي صِفَةِ خَيْرِ النِّسَاءِ مَا أَخْرَجَهُ النَّسَائِيّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ { قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إنْ نَظَرَ ، وَتُطِيعُهُ إنْ أَمَرَ ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ }،
Dalam hadits yang diriwayatkan An-Nasa'i dari Abu Hurairah diterangkan sifat-sifat baik bagi wanita, bahwa Rasulullah ditanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana kriteria wanita apa terbaik itu? Rasulullah menjawab, "Wanita yang dapat membahagiakanmu saat kamu lihat, wanita yang patuh kepadamu saat kamu perintah, dan wanita yang setia dan dapat menjaga hartanya. '

وَالْحَسَبُ هُوَ الْفِعْلُ الْجَمِيلُ لِلرَّجُلِ وَآبَائِهِ ، وَقَدْ فُسِّرَ الْحَسَبُ بِالْمَالِ فِي الْحَدِيثِ الَّذِي أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَحَسَّنَهُ مِنْ حَدِيثِ سَمُرَةَ مَرْفُوعًا { الْحَسَبُ الْمَالُ ، وَالْكَرَمُ التَّقْوَى }
Dan الْحَسَبُ " diartikan juga dengan perilaku yang baik bagi suami dan orang tuanya, dan diartikan juga dengan harta pada hadits yang diriwayatkan At Tirmidzi dan haditsnya hasan menurutnya dari hadits riwayat Samurah marfu': “Al hasab adalah harta dan Al karam adalah ketaqwaan."

إلَّا أَنَّهُ لَا يُرَادُ بِهِ الْمَالُ فِي حَدِيثِ الْبَابِ لِذِكْرِهِ بِجَنْبِهِ فَالْمُرَادُ فِيهِ الْمَعْنَى الْأَوَّلُ،
Hanya saja arti Al Hasab bukan harta pada hadits bab ini; karena disebutkan bersamaan, maka artinya adalah makna yang pertama.

وَدَلَّ الْحَدِيثُ عَلَى أَنَّ مُصَاحَبَةَ أَهْلِ الدِّينِ فِي كُلِّ شَيْءٍ هِيَ الْأَوْلَى لِأَنَّ مُصَاحِبَهُمْ يَسْتَفِيدُ مِنْ أَخْلَاقِهِمْ ، وَبَرَكَتِهِمْ ، وَطَرَائِقِهِمْ ، وَلَا سِيَّمَا الزَّوْجَةُ فَهِيَ مَنْ يُعْتَبَرُ دِينُهُ لِأَنَّهَا ضَجِيعَتُهُ ، وَأُمُّ أَوْلَادِهِ ، وَأَمِينَتُهُ عَلَى مَالِهِ وَمَنْزِلِهِ وَعَلَى نَفْسِهَا ،
Hadits ini menunjukkan bahwa berteman dengan orang yang taat beragama lebih utama; karena bisa mengambil manfaat dari akhlak, keberkahan dan cara pergaulan mereka, apalagi seorang istri haruslah diutamakan yang beragama (taat beragama), karena dia adalah pendamping hidup, ibu bagi anak-anak, penjaga amanah harta, rumah dan dirinya dikala sendiri.

Ahmad Hassan (Guru Persatuan Islam), pada karyanya, "Terjemah Bulughul Maram", tentang hadis ini beliau mengatakan, "Boleh seseorang berkahwin lantaran harta, turunan, kecantikan, kepandaian dan lain-lain tetapi tidak berguna sekalian itu jika tidak menjalankan Agama." (A. Hassan, Terjemah Bulughul Maram, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, Cet. ke-XXVIII, 2011, hlm. 432) 

وَقَوْلُهُ ( { تَرِبَتْ يَدَاك } ) أَيْ الْتَصَقَتْ بِالتُّرَابِ مِنْ الْفَقْرِ ، وَهَذِهِ الْكَلِمَةُ خَارِجَةٌ مَخْرَجَ مَا يَعْتَادُهُ النَّاسُ فِي الْمُخَاطَبَاتِ لَا أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَصَدَ بِهَا الدُّعَاءَ .
Sabda Nabi «تَرِبَتْ يَدَاك»  artinya tanganmu akan menyentuh tanah karena kemiskinan dan kerugian. Ungkapan ini di luar kebiasaan yang diucapkan manusia dalam percakapan, dan bukan pula Rasulullah mendoakan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan.

Berdasarkan hadis di atas (no. 997), Empat Motivasi Pernikahan adalah menikah karena melihat harta, turunan, kecantikan, dan agama calon pasangan. Rasulullah Saw dari keempat motivasi tersebut menganjurkan menikah dengan sangat mempertimbangkan agamanya serta beliau pun telah mencontohkan dari seluruh pernikahan beliau dengan istri-istrinya seluruhnya dijalin dengan pertimbangan agama.

Khadijah binti Khuwailid, Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Hafshah binti Umar bin Al-Khaththab, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah, Zainab binti Jahsy bin Rayyab, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan, Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab, dan Maimunah binti Al-Harits Radliyallahu ‘anhunna adalah istri-istri Rasulullah Saw yang telah menjadi teladan kriteria para calon istri versi Nabi Saw.

Pepatah orang Sunda mengatakan: Sing asak-asak ngejo bisi tutung tambagana, sing asak-asak nenjo bisi kaduhung jagana. Wallahu A’lam.

Rujukan Utama: Muhammad ibn Isma’il ibn Shilah ibn Muhammad Al-Hasaniy Al-Kahlaniy kemudian Ash-Shan’aniy Abu Ibrahim ‘Izzuddin [w. 1182 H], Subulus Salaam syarh Bulugh al-Maraam: Kitab an-Nikaah, III: 151-152; Kairo: Dar el-Hadits, 2007 M/ 1428 H)

by Bidang Pendidikan dan Kominfo PC Pemuda Persis Pangalengan.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama