BEDAH OLEH-OLEH JAMNAS VI REFLEKSI DARI SANTRI PPI 259 PADA SILATURAHMI ANTAR PPI


 
Alhamdulillah, Raka Ahsan Fauzi (Peserta Tahfidz Al-Qur’an, santri kelas XII), Hanif Nurkholis (Juara Debat Harapan 1 bersama Hanip Alhapid, santri kelas XII), Ridwan Firdaus (Peserta Design Grafis, santri kelas XII), Gustian Solihin (Juara Harapan 1 Lomba Panahan, santri kelas XII), Ismail Hasan Fajri (Peserta Milenial Public Bahasa Indonesia, santri kelas XI), dan Muhammad Kholid Fauzan (Juara 2 Tahfidz Al-Hadits, santri kelas XI) didampingi seorang santri Pesantren PERSIS 259 Firdaus Pangalengan lainnya bernama Rafli Saepulloh (Kelas XII) mereka hadir di tengah-tengah para anggota dan simpatisan PC Pemuda PERSIS Pangalengan, sebagai perwakilan para peserta Jambore Nasional (Jamnas) VI Tahun 2019 yang merupakan para santri Pesantren PERSIS 259 Firdaus Pangalengan.

Al-Ustadz Rofiqi Nugraha sebagai moderator menyampaikan bahwa kehadiran Pesantren PERSIS dan Jam’iyyah PERSIS tidak dapat dipisahkan. Pesantren PERSIS adalah asset Jam’iyyah PERSIS dan Jam’iyyah PERSIS adalah organisasi massa Islam yang menaungi Pesantren-pesantren PERSIS.

Al-Ustadz Dindin Ahmad Tohidin pun dalam sambutannya sebagai ketua PC Pemuda PERSIS Pangalengan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para santri yang telah mengikuti Jamnas. “Bukan masalah menang dan kalahnya, tapi keikut sertaan Antum pada perhelatan Jamnas, telah membuat bangga berbagai pihak, termasuk kami, PC Pemuda Persis Pangalengan.”

“Tidak disebut ahli ilmu seseorang, jika ia belum merendahkan hati untuk siap menerima ilmu dari [1]yang lebih atas ilmunya, [2]yang sepadan ilmunya, dan [3]yang lebih bawah ilmunya.” Inilah upaya kami, PC Pemuda PERSIS Pangalengan dalam rangka berupaya menggapai kemuliaan ilmu.

Besar keinginan kami untuk memberikan penghargaan kepada Antum, mohon maaf kami tidak dapat memberi hadiah bersifat material, mungkin inilah hadiah dari kami, memberikan ruang bagi Antum untuk merefleksi apa yang telah Antum jalani dalam perhelatan Jamnas silaturahmi antar PPI. Demikian diantara yang disampaikan Al-Ustadz Dindin.

Al-Ustadz Rofiqi Nugraha selanjutnya mempersilahkan para peserta Jamnas VI perwakilan PPI 259 Firdaus tersebut untuk menyampaikan refleksinya.
 
Muhammad Kholid Fauzan (Juara 2 Tahfidz Al-Hadits, santri kelas XI) memaparkan pengalaman diantaranya Kholid menyampaikan ada 41 hadis riwayat Al-Bukhari pada Shahih-nya dari kitab Bad’il Wahyi dan seterusnya padanya ada sanad dan matannya. Begitu pusing terasa di kepala saat menghafalnya, namun saya terinspirasi dengan kisah perjalanan Imam Al-Bukhari yang menjelajah ke berbagai penjuru dunia. Beliau mencari hadis untuk kita, maka dengan jasanyalah kita bisa mengenal hadis, diantaranya.

Saat di lokasi, saya semakin sadar, bahwa “di atas langit, ada langit”. Saya menyadari banyak santri lebih cerdas dari saya. Alhamdulillah, mengikuti Jamnas itu telah “mengurangi rasa sombong” dari hati saya. Saya menyadari bahwa saya ini masih kecil ilmunya, setitik debu pun belum.

Selain itu, saya berkenalan dengan seorang santri PPI Pajagalan bernama Daeng yang berasal dari Plores. Saat saya bertemu dia, saya berprasangka kepada dia, hitam kulitnya, tapi ada suatu hikmah, ada suatu kelebihan dia, yakni kemerduan suaranya saat melantunkan Al-Qur’an. Saat di penginapan, Daeng selalu melantunkan Al-Qur’an. Sungguh terharu saat Daeng mengimami di Masjid PP Persis di Ciganitri, membacakan QS Fushilat dan Ar-Rohman, mengimami KH Zae Nandang dan KH Rahmat Najib, ya, mereka, para guru kita, para ulama anggota Dewan Hisbah PERSIS.

لا ينظر الله إلى أجسامكم ولا إلى سوركم ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم

Hadis di atas Kholid bacakan dengan dibersamai oleh ayat:

إن أكرمكم عند الله أتقاكم

Kholid pun memberikan refleksi dengan dikaitkan kepada kisah Bilal bin Rabah dan Ibnu Ummi Maktum.
 
Ridwan Firdaus (Peserta Design Grafis, santri kelas XII), awalnya saya ragu, karena pada surat PDF lomba design logo, pada surat asli lomba design Muslimah. Pada akhirnya yang fix adalah lomba design logo.

Saya hanya punya waktu 1 hari untuk membuat logo. Saya membuat logo Muktamar IPP-IPPI. Bigung harus membuat apa, waktu yang begitu sedikit. Pengiriman via email yang senantiasa gagal menjadi kendala tersendiri, walau pada akhirnya terkirim. Waktu cek in hanya 4 orang, tapi ketika masuk ruangan ternyata banyak. Ada UG 4 orang, RG ada 11, kalau tidak salah.

Hadir Kang Ramdan Nurrohman yang mendesign grafis buku DR. Roni Nugraha, ada juga aktivis pembuat brosur-brosur Persis Dakwart, dan lain sebagainya.

Saat lomba, yang saya bingung adalah ketika harus mempresentasikan filosofi logo. “Semua orang zaman sekarang bisa membuat logo, yang harus dikembangkan itu seninya, karena seninya-lah yang mahal itu.”

Saya melihat, banyak logo yang “di atas langit, ada langit”. Di sana, kita bisa mengukur diri, telah sampai di mana kemampuan kita. Ada yang lebih atas dari kita, dan ada yang lebih bawah dari kita. Intinya, kita tidak boleh sombong.

Hari keduanya, ada acara seminar dan talk show full sehari yang cukup memeras pikiran dan hati. Pukul 10 malam beres, istirahat, shubuh pukul 3 sudah dibangunkan panitia untuk mandi dan tahajjud.

Pipi merah khas orang Pangalengan di Ciganitri tidak bisa terhindarkan. Pelajaran intinya, Jamnas ini adalah ajang silaturahmi dan silatul fikri bersama santri PPI se-Indonesia.

Gustian Solihin (Juara Harapan 1 Lomba Panahan, santri kelas XII), memaparkan pengalaman di Ciganitri menjadi ajang nostalgia saat dahulu sekolah di PPI 78 Ciganitri. Bersilaturahmi dengan teman lama menjadi “agenda lain” selain Jamnas VI.

Santri PPI Rahayu, Arjasari, Al-Fitri, dan PPI 259 Firdaus pada malam pertama menjadi ajang “temu kangen” bagi saya. Saat hari pelaksanaan lomba, ada kejutan tersendiri, saat system lomba berbeda dengan informasi awal. Kaget juga saat alat yang digunakan berbeda dengan yang biasa digunakan.

Alhamdulillah, kehadiran teman menjadi penguat tersendiri. Saat penyisihan, pikiran masih tenang. Masuk semi final, mulai panik. Dan final, semakin panik. Tapi Alhamdulillah, semua menjadi pengalaman sangat berharga.

Beberapa kejadian lucu pun hadir pada perhelatan Jamnas tersebut.

Saat seminar yang begitu padat, diantara yang memotivasi adalah saat menghadirkan para penulis muda. Ada sesuatu keanehan saat Jamnas ada sholawatan, ya saya bingung, saat itu sholawatan menjadi acara selingan pada salah satu seminar. Tapi ternyata memang yang mengajak sholawat hadir sebagai perwakilan MPR RI.

Raka Ahsan Fauzi (Peserta Tahfidz Al-Qur’an, santri kelas XII), asalnya tidak akan ikut, akan focus di short movie, saat ditentukan di Pesantren. Hanif Al-Hafidz dan Hanif Nurkholis diajukan ikut debat.

100 soal dari 3 juz (1, 29, dan 28). Kang Anggi (alumni PPI 259 Firdaus) menjadi salahsatu juri Tahfidz Al-Qur’an. Daeng menjadi pembaca tilawah sebelum lomba Tahfidz yang cukup membuat peserta terkagum-kagum.

100 soal, saya salah 18, menurut informasi dari Panitia. Ternyata yang masuk final, salahnya ada yang hanya 3 soal. Persaingannya sangat ketat, demikian penjelasan panitia.

Saat di Bazzaar, saya bertemu lagi dengan para peserta PLKJ PPI At-Takwa Cihampelas. Alhamdulillah, saya bisa bersilaturahmi kembali.

Saat makan, saya berkesan saat harus makan sayur menggunakan kertas pincuk, akhirnya dibuat sebentuk corong lalu dilubangi bawahnya.

Saat melihat penayangan film dari PPI lain, saya mendapatkan pelajaran bahwa saya pun bisa, tinggal ke depan, saya harus lebih bisa membagi waktu.

Di Jamnas, saya bisa bersilaturahmi dengan santri PPI Bangil, PPI-PPI se-Bandung Raya. Panahan, pidato Bahasa Arab, dan Tahfidz Al-Qur’an menjadi para utusan dari PPI Bangil. Berjanggut, kelas XI, dan dia salahsatu santri dari PPI Bangil.
 
Kebanyakan seminar tentang literasi, melihat santri dari PPI lain yang begitu potensial menjadi motivasi untuk lebih baik lagi.

Hanif Nurkholis (Juara Debat Harapan 1 bersama Hanip Alhapid, santri kelas XII). Saat dibaca aturan, banyak pertanyaan yang muncul, diantaranya saat debat akan dihadirkan per 4 tim. Ada lagi pengumuman, bagi yang ikut debat, adalah mereka yang lulus essay. Hanif dan Hanip mengetik essay mendadak. Saat pengumuman, ternyata semua PPI baik yang membuat essay ataupun tidak, bisa mengikuti lomba.

Hasil rapat teknis, informasi awal materi game online akan muncul. Ternyata pada kenyataannya tidak ada muncul, dan pada akhirnya yang muncul diantaranya adalah tema LGBT, menyoal pemisahan kelas antara RG dan UG.

Yang paling sulit adalah ketika jadi pembuka debat saat tema tentang pemerintah. Saat pengumuman, ronde pertama rangking kesatu, ronde kedua rangking kesatu.
Saat final, mengangkat tema zakat profesi bagi pendakwah. Bingung dan tegang. Di atas panggung, dilihat oleh banyak mata. Subhanallah, ada pengalaman baru saat debat 4 tim pro kontra masing-masing 2 tim.

Bertemu dengan santri PPI Rajapolah yang berketurunan India. Pelajaran berharga lainnya, betapa tinggi ilmu santri PPI lain di bidang Ushul Fiqih, Mantiq, dan lain sebagainya menjadi motivasi bagi saya untuk semakin baik dalam belajar dan semakin bersemangat. Ternyata, saat ditampilkan di luar, ternyata ilmu kita masih jauh dibandingkan dengan orang lain.

Ismail Hasan Fajri (Peserta Pidato Bahasa Indonesia, santri kelas XI), memaparkan pengalaman lomba yang kurang persiapan dalam penyusunan materi karena berbagai kendala. Diantara pengalaman, ukhuwah terjalin antar PPI.
 
Saat seminar yang diisi oleh para ketua umum, begitu terkesan saat taushiyyah Ustadz Eka Permana Habibillah (Ketua Umum PP Pemuda Persis). “Antum jangan masuk PERSIS!” teriak Al-Ustadz yang sontak membuat sekitar 400 santri peserta Jamnas terkaget-kaget, maksud Ustadz Eka yang saya tangkap: “Antum jangan masuk PERSIS, jika antum belum benar-benar mengenal PERSIS, karena akan bagaimana antum sayang kepada PERSIS, jika antum belum mengenal PERSIS, maka berilah edukasi orang lain agar sayang kepada PERSIS, jika sudah menemukan sesuatu yang dicari itu ada di PERSIS, kenapa harus kepada yang lain.”

Ingin mengkaji tokoh PERSIS dan ingin menciptakan suatu karya berguna bagi umat menjadi PR tersendiri bagi Ismail. Selain itu, Ismail terkesan saat akhlak antar PPI begitu terasa hangat, bersenda gurau bareng, tidak ada rasa persaingan yang mengecam. Pelajaran berharga, betapa tinggi ukhuwwah di lingkungan PERSIS.
 
Demikian diantara yang disampaikan perwakilan para peserta Jamnas VI IPP-IPPI Tahun 2019 perwakilan Pesantren PERSIS 259 Firdaus Pangalengan yang kami banggakan. Wallahu A’lam.

Pemaparan para perwakilan peserta Jamnas VI tersebut diapresiasi oleh seluruh anggota dan simpatisan PC Pemuda PERSIS Pangalengan yang hadir pada acara ini.

Bangga, bersyukur, dan mendo’akan menjadi warna dari seluruh ungkapan. Semoga menjadi ajang promosi pula bagi Pesantren PERSIS 259 Firdaus Pangalengan, demikian yang disampaikan dalam sesi apresiasi.

Masjid Nurul Huda Cipanas Desa Margamukti. Sabtu, 27 Juli 2019.

by Bidang Pendidikan dan Kominfo PC Pemuda PERSIS Pangalengan.


Blogspot road to Website PC Pemuda Persis Pangalengan.

Menuju peralihan blogspot kewebsite PC Pemuda Persis Pangalengan. Mohon do’a dan dukungannya dari Ikhwatu Iman agar dakwah di era digital ini semakin terkokohkan. Aamiin.

Bagi Ikhwatu Iman yang bermaksud membantu, bisa menghubungi Bendahara PC Pemuda Persis Pangalengan (Kang Taryana, WA 081221739378).

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama