Al-Bidayah wan
An-Nihayah dan Ar-Rahiq Al-Makhtum menjadi bagian dari referensi Al-Ustadz
Endar Pratama Sopian, SKomI dalam membahas kajian Sirah Nabawiyah ini;
Ayah Nabi Muhammad Saw
bernama Abdullah bin Abdul Muthallib dan ibunya bernama Aminah binti Wahb;
garis keturunan Nabi Muhammad Saw baik dari jalur ayah ataupun ibu bertemu pada
kakek moyang bernama Kilab;
Hadis shahih tentang
silsilah Nabi Muhammad Saw hanya sampai nama Ma’ad bin Adnan; sedangkan dari
Adnan ke atas hingga Nabi Ismail bin Nabi Ibrahim ‘alaihimas salaam adalah
dalam perselisihan pendapat di kalangan para ulama;
Setelah Rasulullah
Saw lahir dalam kondisi yatim, yakni ditinggal ayahnya; maka Nabi Muhammad Saw
diurus sendiri oleh Siti Aminah sekitar sepekan (ada yang menyebutkan 3 hari, 4
hari, atau 7 hari) disusui ibunya; Lantas ibunya menitipkan bayi Nabi Muhammad
Saw kepada Bani Sa’ad; Perlu diketahui bahwa menyusui dititipkan kepada pihak lain
itu adalah adat kebiasaan para kaum bangsawan kala itu;
Tsuwaibah Al-Aslamiyyah
kemudian menyusui Nabi Muhammad Saw, namun hanya sebentar; kemudian Nabi
Muhammad Saw disusui oleh Halimah As-Sa’diyyah;
Selain Nabi Muhammad
Saw, yang disusui oleh Tsuwaibah adalah Hamzah dan Abu Salamah; Tsuwaibah
sangat dihormati oleh Rasulullah Saw dan dipandang sebagai ibu;
Selanjutnya dari
Mekah ke Banu Sa’ad yang berjarak sekitar 170 KM; Banu Sa’ad adalah daerah
pegunungan yang kebanyakan perempuannya berprofesi menyusui;
Halimah As-Sa’diyyah
dan Harits saat mencari bayi yang hendak disusui, mereka dalam kondisi
paceklik, menaiki himar betina dan ditemani unta tua; Mereka berduyun-duyun datang;
Bayi Muhammad Saw
banyak yang menolak karena statusnya yang yatim; hingga beberapa hari, mereka
mendapatkan bayi; kecuali Halimah belum mendapatkan juga; ia berjanji tidak
akan kembali ke Banu Sa’ad sebelum mendapatkan bayi;
Jarak 170 KM antara
Mekah dan Banu Sa’ad tidak bisa dilakukan siang dan malam, artinya jika malam tiba
mereka pun istirahat sementara karena padang pasir tidak mungkin dilalui malam
hari mengingat kondisi tempat perjalanan dan maraknya perampokan;
Halimah As-Sa’diyyah
yang asalnya menolak pada bayi Muhammad, karena sudah tidak ada lagi, maka ia
pun menerima bayi itu dengan kontrak 2 tahun;
Keledai betina yang
kelelahan menjadi kembali kuat dan unta yang sudah tua kembali lagi mengeluarkan
air susu; Termasuk Halimah As-Sa’diyyah sangat kekurangan air susu dirinya,
tetapi setelah mengurus Nabi Muhammad, air susunya pun menjadi banyak sehingga
bayi Muhammad dan bayi dari Halimah kenyang;
Bayi Muhammad membawa
berkah, setelah 2 tahun berjalan, Halimah pun mengembalikan, namun hendak
memintanya kembali untuk diurus;
Selain untuk disusui
bayi dititipkan, tujuan yang lainnya adalah untuk menjaga bahasa dan kesehatan
bayi, karena pegunungan identic akan terjaga bahasa dan kesehatannya;
Pada usia 4 atau 5
tahun terjadi peristiwa pembelahan dada, karena khawatir, Halimah mengembalikan
Muhammad kepada ibunya;
Usia 4/5-6 Muhammad
diurus kembali oleh ibunya, Aminah; selanjutnya Muhammad diajak oleh ibunya
untuk berziarah ke kuburan ayahnya di Madinah? Yatsrib; Saat ke Madinah, Aminah
dan Muhammad bayi ditemani oleh Ummu Aiman dan rombongan yang akan ke Yatsrib;
Mekah-Yatsrib
berjarak 500 KM; Nabi Muhammad memiliki nasab dari pihak Abdul Muthallib di Madinah,
artinya kakek/ nenek moyangnya Nabi Muhammad adalah orang Madinah;
Abwa, lokasi dimana
Siti Aminah meninggal dunia karena sakit; ayah dan ibu Nabi Muhammad Saw
meninggal dalam kondisi kafir;
Perbedaan pendapat
Sunni-Syi’ah diantaranya adalah tentang apakah ayah ibu Nabi Muhammad Saw di surga
atau di neraka; Allah menjawabnya dengan ayat QS At-Taubah ayat 113;
Setelah meninggalnya Aminah,
maka Muhammad diurus oleh kakeknya, Abdul Muthalib; Abdul Muthallib memiliki
sifat yang penyayang;
Saat usia 8 tahun 2
bulan 10 hari Nabi Muhammad Saw, maka kakeknya meninggal dunia; Abu Thalib
lantas yang mengurus Muhammad sebagaimana keputusan wasiat Abdul Muthallib;
Suatu saat Abu Thalib
mengajak ke Syam untuk yang pertama kali; terjadi saat usia Nabi Muhammad 12
tahun 2 bulan 10 hari;
Saat tiba di Bushra
ibukota Hauran/ Arab (dibawah kekuasaan Romawi) bertemu dengan Buhaira (Jurjis)
seorang rahib;
by Al-Ustadz Endar Pratama
Sopian, SKomI pada Kajin Sirah Nabawiyah PJ Pemuda Persis Al-Firdaus pada
Sabtu, 20 Juli 2019 bertempat di Masjid Al-Firdaus;
Blogspot road to Website PC Pemuda Persis Pangalengan.
Menuju peralihan blogspot kewebsite PC Pemuda Persis Pangalengan. Mohon do’a dan dukungannya dari Ikhwatu Iman agar dakwah di era digital ini semakin terkokohkan.Aamiin.
Bagi Ikhwatu Iman yang bermaksud membantu, bisa menghubungi Bendahara PC Pemuda Persis Pangalengan (Kang Taryana, WA 081221739378)
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan