gambar: islamkita.co
Diantara
strategi dalam memilih pemimpin agar calon pemimpin yang dipilih itu sesuai
dengan kriteria pemimpin Islam adalah sebagai berikut:
1) Memperhatikan rekam jejak (trade record)
calon pemimpin, sekurang-kurangnya semasa ke belakang seukuran masa
kepemimpinannya ke depan. Demikian yang dilakukan para sahabat Nabi saw. saat
memilih khalifah ar-rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan,
dan Ali bin Abi Thalib ra.) pengganti Rasulullah saw.
2) Melihat sosok, tokoh, teman, sahabat, dan
guru yang calon pemimpin itu bersamai, panuti, dan ia loyal kepada mereka.
3) Bertanya kepada para ahli ilmu kepemimpinan
dan ulama yang mumpuni.
4) Bermusyawarah.
5) Berdo’a, bahkan bila perlu beristikharah
memohon pilihan terbaik dari Allah Ta’ala.
6) Memilih calon pemimpin yang terbaik
diantara calon-calon yang ada. Kalaupun tidak ada yang terbaik, maka pilihlah
yang paling sedikit kesalahan dan kekurangannya.
7) Memperhatikan calon pemimpin yang didukung
dan dipilih oleh para ulama, orang-orang shaleh, dan para ahli ilmu dan praktek
kepemimpinan yang shaleh.
8) Menggunakan metode Jarh wa Ta’dil. Dalam Ilmu Hadis, Al-Jarh wa At-Ta‟dil adalah ilmu yang menerangkan tentang cacat- cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang penta‟dilannya (memandang lurus para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan untuk menerima atau menolak riwayat mereka. Salah satu kaidah Jarh wa Ta’dil adalah: Al-jarhu al-mufassar muqoddamun ‘ala at-ta’dil (kritikan/celaan yang dijelaskan sebabnya lebih didahulukan dari pada pujian).
Wallaahu A’lam, Abu Akyas Syaddad Al-Fatih.
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan