YAHUDI MEMILIH PEMIMPIN SESUKA HATI

 

gambar: https://www.republika.co.id/

A.     IHTIYATI MEMILIH PEMIMPIN SEJATI

Hati-hati dalam memilih pemimpin, jika salah dalam memilih, tunggulah kehancuran di masa yang akan datang.

 

Islam telah memberikan kriteria pemimpin piliihan pada berbagai ayat dan hadis sebagai suatu syari’at yang wajib ditaati. Allah Ta’ala yang maha mengetahui dan Rasulullah Saw. yang senantiasa dibimbing wahyu sangat ideal untuk dijadikan rujukan dalam menentukan kriteria pimpinan daripada mengandalkan akal manusia yang terbatas rasionya.

 

Gambaran kecil kriteria pemimpin pilihan dapat di-cek di sini https://pemuda-persis-pangalengan.blogspot.com/2022/03/kriteria-pemimpin-pilihan.html

 

Adapun strategi memilih pemimpin dapat dilihat di sini https://pemuda-persis-pangalengan.blogspot.com/2022/03/8-strategi-memilih-pemimpin.html

 

Menepis keraguan akibat dikotomi antara pribadi organisatoris dengan yang mengulama dapat diperiksa tulisannya di sini https://pemuda-persis-pangalengan.blogspot.com/2022/03/pemimpin-organisatoris-atau-yang.html

 

B.     YAHUDI MEMILIH PEMIMPIN SESUKA HATI

Yahudi atau Yudaisme berasal dari bahasa ibrani yaitu yehuda. Yehuda adalah salah satu dari 12 putra nabi Yakub AS (Israil). Seluruh keturunan nabi yakub AS itu dikenal dengan sebutan Bani Israil atau bangsa israel. Yahudi itu sendiri adalah agama sekaligus bangsa keturunan bani israil (nabi Yakub AS). Semua orang yang beragama yahudi adalah keturunan bani israil, tapi tidak semua keturunan bani israil beragama yahudi.

 

Yahudi dalam Al-Qur’an diantaranya disebut sifatnya dalam Al-Fatihah ayat ketujuh, firman Allah Ta’ala:

 

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ.

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.

 

Al-Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, Makna ayat "tunjukilah kami kepada jalan yang lurus" yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau berikan anugerah nikmat kepada mereka yang telah disebutkan sifat dan ciri khasnya. Mereka adalah ahli hidayah. istiqamah, dan taat kepada Allah serta Rasul-Nya, dengan cara mengerjakan semua yang diperintahkan-Nya dan menjauhi semua yang dilarang-Nya. Bukan jalan orang-orang yang dimurkai. Mereka adalah orang-orang yang telah rusak kehendaknya; mereka mengetahui perkara yang hak, tetapi menyimpang darinya. Bukan pula jalan orang yang sesat. mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki ilmu agama). akhirnya mereka bergelimang dalam kesesatan. tanpa mendapatkan hidayah kepada jalan yang hak (benar). Pembicaraan dalam ayat ini dikuatkan dengan huruf la untuk menunjukkan bahwa ada dua jalan yang kedua-duanya rusak, yaitu jalan yang ditempuh oleh orang-orang Yahudi dan oleh orang-orang Nasrani.

 

Imam Ahmad meriwayatkan, beliau Saw. bersabda,

 

«إن الْمَغْضُوبُ عَلَيْهِمُ الْيَهُودُ وَإِنَّ الضَّالِّينَ النَّصَارَى»

'Sesungguhnya orang-orang yang dimurkai itu adalah orang-orang Yahudi, dan sesungguhnya orang-orang yang sesat itu adalah orang-orang Nasrani'."

 

Mukmin diberi nikmat dan dicintai Allah Ta’ala karena mengamalkan ilmu dan beramal berdasarkan ilmu, Yahudi dimurkai karena berilmu namun enggan mengamalkan, sedangkan Nasrani adalah orang-orang yang sesat karena banyak beramal namun tidak berdasarkan ilmu.

 

Dalam konteks kepemimpinan keagamaan, Yahudi telah mengetahui bahwa akan datang Nabi Akhir Zaman yang wajib dijadikan pimpinan dunia akhirat dalam pelaksanaan syari’at Allah Ta’ala. Bahkan dikatakan bahwa kenalnya mereka kepada Nabi Muhammad Saw. adalah lebih dikenali dibandingkan kepada anak-anak kandung mereka sendiri karena kitab-kitab Allah Ta’ala yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad Saw. diutus telah menjelaskan akan kedatangan beliau Saw.

 

Firman Allah Ta’ala:


ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَعْرِفُونَهُۥ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَآءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ ٱلْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah kami beri Al Kitan (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahui," (Al Quran surat Al Baqarah ayat 146).

 

Lantas mengapakah Yahudi enggan menerima kepemimpinan keagamaan dari Nabi Muhammad Saw. firman Allah Ta’ala menjadi jawabannya:

 


وَلَمَّا جَآءَهُمْ كِتَٰبٌ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا۟ مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَلَمَّا جَآءَهُم مَّا عَرَفُوا۟ كَفَرُوا۟ بِهِۦ ۚ فَلَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ

Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (Al Baqarah ayat 89).

 

Para ulama menjelaskan, ternyata semuanya bermuara pada bahwasanya sang Nabi penutup bukan berasal dari kalangan Yahudi. Seandainya saja  Rasulullah muncul dari kalangan Yahudi, pasti akan lain ceritanya.

 

C.      JANGAN MENJADI MUSLIM BERSIFAT YAHUDI

Memilih pemimpin karena kedekatan dan nasab adalah suatu perilaku yang bersifat Yahudi, apalagi jika diketahui terdapat calon lain yang lebih islami.

 

Memilih pemimpin dalam Islam tidak bisa sesuka hati seperti Yahudi, ia mesti taat prosesi terhadap ayat-ayat Ilahi Rabbi karena memilih pemimpin adalah bagian dari amalan yang akan dihisab di Hari Kemudian.

 

Wallaahu A’lam, Abu Akyas Syaddad Al-Fatih.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama