PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA DI LINGKUNGAN KELUARGA

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran, keterampilan,dan kebiasaan sekelompok  orang  yang  diturunkan  dari  satu  generasi  ke  generasi yang umumnya dilakukan  melalui  proses pengajaran. Pendidikan pada dasarnya juga sebuahupaya yang bertujuan mengembangkan seluruh potensi  dalam  mempersiapkan  karakter  seseorang  agar  dapat  menyikapi  berbagai  hal  yang  akan dihadapi     dalam     hidupnya.     Dengan     demikian,  pendidikan     merupakan     sarana     dalam menginternalisasikan  nilai-nilai  ajaran  hidup  dan  kehidupan kepada  seseorang  dalam  rangka membentuk karakter serta kepribadian ke arah yang lebih baik (Parhan, 2018).

Agama berperan penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Allah SWT.

Pendidikan Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

 

B. Rumusan Masalah

1.   Bagaimanakah pendidikan agama di lingkungan keluarga? 

2.   Mengapa pendidikan agama penting di lingkungan keluarga?         

3.   Dalil apakah yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan agama di lingkungan keluarga?

4.   Bagaimanakah pendidikan keluarga dalam pandangan Islam?

 

C. Tujuan penulisan

Uraian masalah tersebut diatas, maka yang akan menjadi manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.     Untuk mengetahui bagaimana pendidikan agama di lingkungan keluarga

2.     Untuk mengetahui pentingnya pendidikan agama di lingkungan keluarga

3.     Untuk mengetahui dalil yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan agama di lingkungan keluarga

4.     Untuk mengetahui pendidikan keluarga dalam pandangan Islam

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

1. Arti Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga

Pendidikan secara umum terbagi pada dua bagian besar, yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan di mana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkatan keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya (Syarbaini et al. 2020).

Pendidikan agama di lingkungan keluarga merupakan salah satu implementasi dari Pendidikan luar sekolah. Terdapat komunikasi yang teratur dan terarah dalam Pendidikan agama di lingkungan keluarga. Komunikasi yang terjadi di lingkungan keluarga terjadi antara orang tua yang bertanggung jawab atas terselenggaranya Pendidikan agama dan anak sebagai sasaran Pendidikan agama. Orang tua bertugas untuk membimbing anak-anaknya dalam menghasilkan pengetahuan terkait nilai-nilai keagamaan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Keluarga sebagai kelompok primer berperan dalam menciptakan persahabatan, kecintaan, rasa aman, dan hubungan interpersonal yang bersifat kontiyu. Keluarga juga sangat berperan terhadap akhlak anak karena hampir seluruh kegiatan di rumah akan ditiru oleh anak. Artinya, keluarga merupakan panutan bagi anak dalam melaksanakan seluruh kegiatannya sehingga peran keluarga sangat penting dalam menentukan moralitas anak. Pendidikan agama merupakan salah satu cara dalam meningkatkan nilai moralitas anak.

 

2. Pentingnya Pendidikan Agama di Lingkungan keluarga

Kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga secara ilmiah memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang tua. Tanggung jawab ini didasarkan atas motivasi cinta kasih yang pada hakikatnya dijiwai oleh tanggung jawab moral. Orang tua secara sadar harus mengemban kewajiban untuk membina anaknya sampai anak tersebut mampu dewasa, baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun moral.  

 

Pendidikan agama di lingkungan keluarga sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Pentingnya pendidikan agama Islam dalam  membentuk karakter anak  yang  dilakukan  oleh orang tua pada hakikatnya merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan anak dalam  memahami,  meyakini, menghayati,  dan  mengamalkan  ajaran agama  Islam  melalui  kegiatan bimbingan,  latihan, dan  pengarahan. Hal  tersebut  dapat dilakukan  melalui proses panjang dan memiliki tujuan dengan mengoptimalkan potensi dasar (fitrah) anak melalui proses intelektual dan spiritual berlandaskan nilai-nilai ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk  mencapai kebahagiaan  hidup  di  dunia  dan  akhirat sehingga  anak  tumbuh  dan berkembang menjadi manusia yang terdidik baik intelektual nyamaupun spiritualnya yang berlandaskan nilai-nilai keimanan dan ilmu pengetahuan. Semua itu diaktualisasikan melalui amal perbuatan dengan memiliki wawasan yang luas sebagai warga negara yang baik dan berkahlah mulia, serta menjadi manusia yang bermanfaat untuk seluruh umat manusia yang ada di dunia  (Parhan & Sutedja, 2019)

 

3. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga

Allah SWT berfirman dalam surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya Malaikat-Malaikat yang keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkannya
” (QS. At-Tahrim :6)

Pada ayat di atas terdapat kata quu anfusakum yang berarti “peliharalah dirimu”. Kata tersebut mengartikan bahwa manusia harus berbuat sesuatu yang dapat menjadi penghalang datangnya siksaan api neraka dengan cara menjauhkan perbuatan maksiat, memperkuat diri agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah Allah SWT. Selanjutnya kata wa ahliikum yang berarti “dan keluargamu”. Kata keluargamu yang dimaksud ialah istri, anak, saudara, kerabat, pembantu, dan budak yang diperintahkan kepada mereka agar menjaganya dengan cara memberikan bimbingan, nasehat, dan pendidikan kepada mereka. Ayat tersebut memrintahkan manusia untuk melaksanakan kewajiban dan mencegah perbuatan maksiat. Ayat ini juga merupakan kewajiban setiap muslim, yaitu mengajarkan kepada orang yang berada di bawah tanggung jawabnya, segala sesuatu yang telah diwajibkan dan dilarang oleh Allah Swt (Srifariyati, 2016).

Adapun menurut tafsiran M. Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Misbahnya, menyatakan bahwa QS. At-Tahrim ayat 6 merupakan gambaran bahwa dakwah dan pedidikan harusah berawal dari rumah. Walaupun secara    redaksional ayat tersebut tertuju kepada kaum pria (ayah), namun hal tersebut   bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Istilah Ayat tersebut juga meliputi perempuan dan lelaki (ibu dan ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa (misalnya ayat yang memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju kepada lelaki dan perempuan. Fakta tersebut mengindikasikan adanya pertangung jawaban moril     orang tua untuk bertanggung jawab terhadap anak-anaknya dan juga kepada pasangannya masing-masing, sebagaimana masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya (Shihab, 2005). Ayah atau ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan keadaan rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agama, serta   diliputi oleh hubungan yang harmonis, melainkan harus terjalin kerjasama sebagai relasi yang setara untuk mewujudkan hal tersebut

 

4. Pendidikan Keluarga dalam Pandangan Islam

Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diproses oleh seseorang di dalam lingkungan rumah tangga atau keluarga. Sistem pendidikan ini merupakan unsur utama dalam pendidikan seumur hidup, terutama karena sifatnya yang tidak memerlukan formalitas waktu, cara, usia, fasilitas, dan sebagainya. Pada dasarnya, masing-masing orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab atas pendidikan bagi anak-anaknya. Mereka tidak hanya berkewajiban mendidik atau menyekolahkan anaknya ke sebuah lembaga pendidikan. Akan tetapi mereka juga diamanati Allah SWT untuk menjadikan anak-anaknya bertaqwa serta taat beribadah sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam Al-Qur’an dan Hadits.

Orang tua juga tidak seharusnya hanya menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anak mereka kepada pihak lembaga pendidikan atau sekolah, akan tetapi mereka harus lebih memperhatikan pendidikan anak-anak mereka di lingkungan keluarga mereka karena keluarga merupakan faktor yang utama di dalam proses pembetukan kepribadian sang anak. Hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah yang mana beliau telah berhasil mendidik keluarga, anak-anak, serta para sahabatnya menjadi orang-orang yang sukses dunia-akhirat, walaupun beliau tidak pernah mengikuti jenjang pendidikan formal seperti lembaga-lembaga sekolah.

 

BAB III

PENUTUP

 

1. Kesimpulan

Pendidikan agama yang dilakukan di lingkungan keluarga interaksi yang teratur dan diarahkan untuk membimbing jasmani dan rohani anak dengan ajaran Islam, yang berlangsung di lingkungan keluarga. Dalam pelaksanaannya, maka proses pendidikan Agama Islam di lingkungan keluarga berlangsung antara orang-orang dewasa yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan agama, dan anak-anak sebagai sasaran pendidikannya. Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan hal yang sangat penting karena dapat menentukan karakter anak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Shihab, MQ. 2005. Tafsir Al-Misbah. Tangerang: Lentera Hati

 

Parhan, M. 2018. Kontekstualisasi Materi dalam Pembelajaran. ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar 3: 7-18.

Parhan, M., dan Sutedja, B. 2019. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Agama Islam di Universitas Pendidikan Indonesia. TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education. 6:114–126.

 

Srifariyati. 2016. Pendidikan Keluarga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir Tematik). Jurnal Madaniyah. 2: 226-248

Saleh, S., Nasution, T., dan Harahap, P. 2020. Pendidikan Luar Sekolah. Yogyakarta: Penerbit K-Media

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama