MENANTANG YANG BIMBANG


(Edisi Mu’jizat Al-Qur’an)

MUQADDIMAH:

Diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Ini merupakan salah satu nikmat Allâh Azza wa Jalla yang terbesar kepada manusia. Kebutuhan manusia untuk beriman dan mengikuti agama yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi kebutuhan mereka terhadap makan, minum, atau nafas. Karena ketiadaan makanan, minuman dan udara akan menyebabkan kematian jasmani, sedangkan ketiadaan iman kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebabkan kecelakaan abadi dalam neraka.

Semua utusan Allâh Azza wa Jalla kepada manusia pasti disertai bukti nyata yang menunjukkan kebenarannya. Demikian pula Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Imam al-Bukhâri rahimahullah telah meriwayatkan hadits shahîh sebagai berikut:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِىٌّ إِلاَّ أُعْطِىَ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِى أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَىَّ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ .

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada satu nabi-pun dari semua nabi-nabi kecuali telah diberi sesuatu (tanda kebenaran/mu’jizat) yang menyebabkan manusia beriman kepadanya. Dan yang telah diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allâh wahyukan kepadaku. Maka aku berharap menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat”. [HR. Al-Bukhâri, no. 4981]

Keterangan:

Dari hadits yang agung ini kita mengetahui bahwa mu’jizat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling besar adalah kitab suci al-Qur’ân. Sesungguhnya mu’jizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari seribu jenis, sebagaimana disebutkan oleh sebagian Ulama. Penyebutan kemu’jizatan al-Qur’ân secara khusus dalam hadits ini menunjukkan bahwa mu’jizat al-Qur’ân adalah mu’jizat yang paling agung.

Al-Qur’an merupakan mu’jizat dari banyak sisi, dari sisi bahasanya, balaghahnya, hukum-hukumnya, peraturan-peraturannya, berita-beritanya, kisah-kisahnya, berita-berita ghaibnya, ilmu-ilmu pengetahuannya, dan lain sebagainya. Intinya al-Qur’ân merupakan mu’jizat dari semua sisi.

TANTANGAN UNTUK MEMBUAT SEPERTI AL-QUR’AN:

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah al-Qur’ân, karena ia adalah kalam (perkataan) Allâh. Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Allâh. Oleh karena itu juga tidak ada perkataan makhluk yang menyamainya. Oleh karena itu pula, orang yang tidak mempercayai al-Qur’ân sebagai kalam Allâh Azza wa Jalla, tidak memiliki alasan sedikitpun.

Sebagian manusia kagum terhadap al-Qur’ân, namun mereka tetap menganggap bahwa al-Qur’ân merupakan karya dan susunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kepada orang-orang semacam ini, baik di zaman turunnya al-Qur’ân ataupun di zaman sekarang, Allâh Azza wa Jalla menantang mereka untuk membuat kitab atau perkataan yang semisal al-Qur’ân.

Ketika al-Qur’ân diturunkan, suku Quraisy berada di puncak balaghah dan kefasihah dalam membuat kalimat, banyak orang-orang cerdas di kalangan mereka, memiliki lidah yang lancar, dan bakat yang hebat. Bahkan sebagian mereka menduga bahwa mereka bisa membuat kalimat seperti al-Qur’ân, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla:

وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا قَالُوا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَذَا إِنْ هَذَا إِلا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ (31) 

Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (al Qur’ân) ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang purbakala”. [al-Anfâl/8: 31]

Oleh karena itu tantangan tersebut adalah pantas terhadap mereka. Bahkan tantangan Allâh Azza wa Jalla turun beberapa kali kepada mereka. Ini semua membuktikan kebenaran al-Qur’ân yang datang dari sisi Allâh yang Maha Agung. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

أَمْ يَقُولُونَ تَقَوَّلَهُ بَلْ لَا يُؤْمِنُونَ (33) فَلْيَأْتُوا بِحَدِيثٍ مِثْلِهِ إِنْ كَانُوا صَادِقِينَ (34) 

Ataukah mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) membuat-buatnya”. Sebenarnya mereka tidak beriman. Kalau demikian, hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal al-Qur’ân itu jika mereka orang-orang yang benar. [ath-Thûr/52: 33-34]

Keterangan:

Pada ayat ini dengan menggunakan bentuk kalimat pertanyaan, Allah menerangkan tuduhan orang-orang kafir bahwa Nabi dianggap mengada-ada, menyatakan sesuatu yang dikarang-karang sendiri oleh Nabi Muhammad saw. Bentuk pertanyaan ini merupakan suatu dorongan agar mereka berpikir untuk mencari jawaban dengan menggunakan akal sehat. Ayat-ayat Al-Qur'an memang mempesona mereka, baik rangkaian bahasanya maupun isi kandungannya, sehingga mereka mengatakan Muhammad adalah penyair atau tukang tenung bahkan mereka anggap sebagai orang gila, sebetulnya mereka terkagum-kagum pada ayat Al-Qur'an, tetapi karena mereka tidak beriman, mereka menolak dan mengingkari firman-firman Allah dan kenabian Nabi Muhammad maka mereka asal tuduh saja. Memang mereka menghadapi dilema dengan kehebatan Al-Qur'an tetapi juga benci kepada Nabi Muhammad saw. Demikianlah jika seseorang tidak mendapat hidayah dari Allah swt, menderita batin di dunia, dan menderita lahir batin di akhirat nanti.

Kemudian dalam ayat ini Allah menjawab berbagi tuduhan mereka terhadap Nabi Muhammad saw dengan tantangan untuk mencoba membuat seperti apa yang telah disampaikan oleh Nabi. Kalau Muhammad saw itu dituduh penyair, maka di tengah-tengah mereka itu banyak penyair yang fasih. Kalau Nabi dituduh tukang tenung, bukankah di tengah-tengah mereka juga banyak tukang tenung yang ahli. Atau kalau ia dituduh mengada-adakan, bukankah di tengah-tengah mereka itu juga banyak ahli pidato, lancar berbicara dengan keindahan tutur katanya, dan sebagainya. Maka mengapakah mereka, tidak sanggup membuat suatu ungkapan seperti Al-Qur'an bila mereka memang orang-orang yang benar dalam tuduhan mereka. Bahkan mereka mempunyai tokoh-tokoh ahli yang punya kemampuan besar dalam berpidato, bersyair, dan telah banyak pengalaman bekerja dengan menggunakan gaya bahasa puisi atau prosa. Mereka mengetahui benar sejarah bangsa Arab lebih dari pengetahuan Muhammad saw? Walaupun demikian, nyatanya mereka masih tidak mampu membuat suatu surah pun seperti Al-Qur'an meskipun mereka semua bekerja sama secara kelompok.

Demikian juga Allâh Azza wa Jalla menetapkan, bahwa mereka tidak akan mampu membuatnya, walaupun seluruh manusia dan jin berkumpul untuk melakukannya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا 

Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur’ân ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. [ al-Isrâ’/17:88]

Keterangan:

Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul bersama-sama dan mengerahkan semua upaya untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, dalam kesempurnaan isinya dan keindahan bahasanya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain."

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dan Ibnu Jarir dari Sa'id dari Ibnu 'Abbas, bahwa Salam bin Misykam dan kawan-kawannya sesama orang Yahudi datang menghadap Rasulullah saw dan berkata, "Bagaimana kami akan mengikuti engkau Muhammad, padahal engkau telah meninggalkan kiblat kami dan Al-Qur'an yang engkau bawa itu susunannya tidak seperti kitab Taurat. Karena itu turunkanlah kepada kami sebuah kitab yang dapat kami periksa. Kalau kamu tidak sanggup mendatangkannya, maka kami akan mendatangkan kepada kamu sesuatu yang sama dengan yang engkau bawa itu. Maka Allah swt menurunkan ayat ini yang menegaskan kepada mereka bahwa mereka semuanya tidak akan sanggup membuat kitab seperti Al-Qur'an.

Sabab nuzul ayat ini tidak disepakati oleh para ulama karena surah ini termasuk surah Makkiyah dan sasarannya adalah orang-orang Quraisy, sedangkan orang Yahudi tinggal di Medinah.

Pada ayat ini, Allah swt menegaskan mukjizat Al-Qur'an dan keutamaan-nya, yaitu Al-Qur'an benar-benar dari Allah dan diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai bukti bahwa Al-Qur'an itu dari Allah, bukan buatan Muhammad sebagaimana yang didakwakan oleh orang-orang kafir Mekah dan ahli kitab, Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw agar menyampaikan tantangan kepada mereka yang mengabaikan dan memandang Al-Qur'an itu bukan wahyu Allah untuk membuat tandingan Al-Qur'an. Tetapi Allah menegaskan bahwa mereka tidak akan mampu membuat kitab yang sama. 

Sejarah menunjukkan bahwa banyak pemimpin dan ahli sastra Arab yang mencoba menandingi dan meniru Al-Qur'an, bahkan ada yang mendakwakan dirinya sebagai seorang nabi, seperti Musailamah al-Kadzdzab, thulaiáhah, Habalah bin Kaab, dan lain-lain. Akan tetapi, mereka semua gagal dalam usahanya bahkan mendapat cemooh dan hinaan dari masyarakat. Sebagai contoh ialah apa yang telah dibuat oleh Musailamah al-Kadzdzab yang dianggapnya dapat menandingi ayat-ayat Al-Qur'an: Hai katak, anak dari dua katak, pekikkan suaramu apa yang ingin kamu pekikkan. Bagian atas engkau di air dan bagian bawah engkau di tanah. 

Para ahli menyatakan bahwa perkataan Musailamah itu tidak ada yang mengandung sesuatu makna. Di antara yang memberi komentar ialah al-Jahiz, seorang sastrawan Arab yang mashyur yang mengatakan, "Saya tidak mengerti apakah gerangan yang menggerakkan jiwa Musailamah menyebutkan katak dan sebagainya, alangkah buruknya gubahan yang dikatakannya sebagai ayat Al-Qur'an yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.

Kemungkinan kerjasama jin dan manusia disebutkan di sini adalah untuk mengimbangi Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad yang memperoleh Al-Qur'an dari Allah. Mereka tidak mungkin menandinginya karena Al-Qur'an berasal dari Allah swt.

TANTANGAN UNTUK MEMUAT 10 SURAT SEPERTI AL-QUR’AN:

Ketika orang-orang kafir tidak ada yang menyambut tantangan Allâh Azza wa Jalla untuk membuat kalimat seperti al-Qur’ân, namun mereka tetap berkeras kepala menuduh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuatnya sendiri, maka Allâh Azza wa Jalla menurunkan ayat-Nya dengan tantangan yang lebih rendah dari sebelumnya. Yaitu tantangan untuk membuat 10 surat saja seperti al-Qur’ân. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (13) 

Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat-buat al-Qur’ân itu!” Katakanlah, “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allâh, jika kamu memang orang-orang yang benar”. Jika mereka (yang kamu seru itu) tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu, maka ketahuilah, sesungguhnya al-Qur’ân itu diturunkan dengan ilmu Allâh, dan bahwasanya tidak ada Tuhan yang haq selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? [Hûd/11: 13-14]

Keterangan:

Bahkan mereka mengatakan, "Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur'an itu." Tuduhan mereka tidak beralasan, karena itu katakanlah wahai Nabi, "Kalau demikian tuduhan kalian terhadap Al-Qur'an, maka datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya yang dibuat-buat dengan susunan bahasa yang indah. Dan ajaklah siapa saja di antara kamu selain Allah yang sanggup merangkai kata dan menyusunnya menjadi kalimat seperti Al-Qur'an. Jika kamu mengaku bahwa dirimu adalah orang-orang yang benar dan mampu, buktikanlah kebenaran ucapanmu itu. Sekalipun seluruh pujangga dan sastrawan dikerahkan untuk menyusun semisal Al-Qur'an, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya, karena Al-Qur'an bukanlah buatan manusia. (Lihat: Surah al-Baqarah/2: 23; Yunus/10: 38; al-Isra'/17: 88; at-Tur/52: 34).

Orang-orang kafir Mekah menuduh bahwa Muhammad itu telah menciptakan Al-Quran. Mereka menuduh bahwa Al-Quran itu bukan wahyu dari Allah, akan tetapi semata-mata buatan Muhammad belaka. Maka Nabi Muhammad diperintahkan untuk menantang orang-orang kafir Quraisy, termasuk pula orang-orang yang meragukan bahwa Al-Quran itu sebagai firman Allah, untuk membuat sepuluh surah yang sama dengan Al-Quran yang isinya mencakup hukum-hukum (syariat) kemasyarakatan, hikmat-hikmat, nasihat-nasihat, berita-berita yang gaib tentang umat-umat yang terdahulu dan berita-berita yang gaib tentang peristiwa yang akan datang, dengan susunan kata-kata yang sangat indah dan halus, sukar ditiru oleh siapa pun karena ketinggian bahasanya yang mempunyai pengaruh yang sangat mendalam kepada jiwa setiap orang yang membaca dan mendengarnya.

Sesudah itu dijelaskan bahwa mereka telah mengenal Muhammad. Beliau telah bergaul berpuluh-puluh tahun di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak pernah mendapatkan beliau berdusta atau menyalahi janji sehingga mendapat gelar al-Amin. Dengan sifat yang sudah terkenal kejujurannya sejak sebelum diangkat menjadi nabi, tidak wajar apabila beliau tiba-tiba berubah menjadi penipu atau pendusta seperti yang mereka tuduhkan, yaitu mengada-adakan Al-Quran dan mengatakannya dari Allah.

Seorang sastrawan, bagaimana pun pandainya dan mahirnya membuat suatu karangan, tentu dapat saja ditiru atau diimbangi oleh sastrawan yang lain. Akan tetapi, orang musyrikin tidak mampu menciptakan surah-surah yang sama dengan Al-Quran, padahal mereka, sebagai pemimpin Quraisy, termasuk pujangga, ahli bahasa, dan sastrawan ulung, karena hasil karya kesusastraan mereka dalam bentuk syair sering dipamerkan bahkan dipertandingkan dalam gelanggang musabaqah keindahan bahasa di pasar Ukadh, dzul Majaz, dan Majannah. Jika mereka secara sendiri-sendiri ternyata tidak mampu mengemukakan surah-surah yang sama seperti Al-Quran, maka mereka dipersilahkan mengundang orang-orang yang sanggup membantu mereka jika mereka memang orang-orang yang benar.

TANTANGAN UNTUK MEMBUAT 1 SURAT SEPERTI AL-QUR’AN:

Sungguh tidak diragukan lagi bahwa al-Qur’ân datang dari sisi Allâh Robbul ‘alamin. Bagaimanapun usaha manusia, tidak mungkin bisa membuat kalimat seperti al-Qur’ân. Oleh karena itu setelah tantangan Allâh Azza wa Jalla kepada orang-orang kafir untuk membuat kalimat seperti al-Qur’ân tidak ada yang menyambut. Demikian juga setelah tantangan diturunkan untuk membuat 10 surat seperti al-Qur’ân, juga tidak ada yang menyambut, maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala menurunkan lagi tantangan-Nya menjadi satu surat saja seperti al-Qur’ân. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا كَانَ هَذَا الْقُرْآنُ أَنْ يُفْتَرَى مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (37) 

Tidaklah mungkin al-Qur’ân ini dibuat oleh selain Allâh; akan tetapi (al-Qur’ân itu) membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Rabb semesta alam. Atau (patutkah) mereka mengatakan, “Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah, “(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat semisalnya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar.” [ Yûnus/10: 37- 38]

Keterangan:

Pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang kebenaran yang datang dari Allah dan Dia-lah yang mampu membimbing kepada kebenaran tersebut, lalu dalam ayat ini dijelaskan tentang kebenaran Al-Qur'an sebagai firman Allah. Dan tidak mungkin Al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain Allah; tetapi Al-Qur'an membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as dan lain-lain, dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, yakni sebagian ayat-ayat Al-Qur'an itu menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an itu sendiri, tidak ada keraguan di dalamnya, dan merupakan petunjuk yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam.

Allah menjelaskan bahwa tidaklah pantas dan tidak masuk akal apabila Al-Qur'an itu diciptakan oleh selain Allah. Dan tidak mungkin manusia mampu membuat Al-Qur'an. Sebagai alasan ketidakmungkinan itu ialah karena siapa pun juga selain Allah tidak akan mampu membuat yang semacam Al-Qur'an. Apabila ada yang merasa mampu membuatnya maka anggapan serupa itu hanyalah impian belaka yang tidak mungkin terjelma dalam dunia kenyataan. Hal ini pernah diucapkan oleh orang yang paling kafir dan paling memusuhi Nabi Muhammad saw yaitu Abu Jahal, pada saat mengomentari kejujuran Muhammad, "Muhammad tidak pernah berdusta kepada seorangpun, jadi apakah mungkin ia berdusta kepada Allah."

Jadi apabila tidak mungkin Al-Qur'an itu diciptakan oleh selain Allah, maka yang dapat diyakini ialah bahwa Al-Qur'an itu hanyalah kalam Allah semata.

Al-Qur'an berfungsi sebagai "pembenar" terhadap kitab-kitab yang sebelumnya, yaitu kitab yang diturunkan kepada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa a.s. Al-Qur'an berisi pokok-pokok agama yang membimbing umat yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mengamalkan isinya dengan sebaik-baiknya.

Al-Qur'an diturunkan kepada Muhammad saw bukanlah karena wahyu yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya itu tidak benar, tetapi karena umat manusia telah melupakan sebagian besar dari pokok-pokok agama mereka, bahkan ada pula yang sengaja memutarbalikkan agama mereka dan mencampurnya dengan tradisi-tradisi baru yang diciptakan oleh pemimpin mereka untuk merusak pokok ajaran agama mereka.

Pokok-pokok ajaran agama mereka itu belum pernah diketahui oleh Nabi Muhammad saw sebelum ia menjadi utusan yaitu sebelum ia menerima wahyu dari Allah.

Dikatakan bahwa Al-Qur'an sebagai pembenar terhadap kitab yang sebelumnya, karena Al-Qur'an membawa pokok-pokok ajaran yang bersesuaian dengan pokok-pokok akidah yang dibawa oleh Nabi Ibrahim. Juga disebabkan oleh kedatangan Nabi Muhammad saw yang menerima wahyu dari Allah itu, sesuai dengan isyarat yang terdapat dalam kitab-kitab yang sebelumnya, seperti firman Allah: (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka. (al-Araf/7: 157)

Al-Qur'an itu berfungsi sebagai "perinci" kandungan kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah, yaitu kitab-kitab yang mengandung hukum dari Allah, dan menjadi petunjuk bagi seluruh manusia, yang berisi akidah, syariat, contoh teladan, nasehat-nasehat, dan urusan kemasyarakatan. Al-Quran mengandung petunjuk dan tidak ada bagian yang dapat diragukan, Al-Quran datang dari Zat Yang menciptakan, dan seandainya Al-Quran itu bukan kalam Allah sudah tentu akan didapati di dalamnya kesimpangsiuran dan banyak kesalahan.

Keingkaran orang-orang kafir terhadap kebenaran Al-Qur'an mereka tampakkan dengan menuduh bahwa Al-Qur'an adalah buatan Nabi Muhammad. Apakah pantas mereka mengatakan dia, Muhammad yang telah membuat-buatnya? Bukankah Muhammad adalah seorang manusia biasa? Kalau demikian tuduhan mereka, maka katakanlah wahai nabi Muhammad, "Buatlah sebuah surah yang semisal dengan surah Al-Qur'an, dan ajaklah siapa saja di antara kamu orang yang mampu membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar dalam tuduhan itu."

Allah mengalihkan pembicaraan kepada orang-orang jahiliyah yang mengingkari kerasulan Muhammad saw dan Al-Qur'an itu ciptaan Muhammad. Menghadapi tuduhan orang-orang jahiliyah itu Allah memerintahkan kepada Rasulullah saw agar menangkis tuduhan mereka dengan mengatakan bahwa apabila perkataan mereka itu benar, hendaklah mereka membuat sebuah surah yang semisal dengan sebuah surah dalam Al-Qur'an, dari segi daya tariknya, petunjuk ilmunya, gaya bahasanya, dan susunannya. Sebagai tantangan kepada mereka, Allah menyuruh Nabi Muhammad saw untuk mengatakan kepada mereka agar mereka mengajak siapa saja yang dipandang mampu selain Allah, untuk membuktikan apa yang mereka ucapkan itu.

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِين ﴿٢٣﴾ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’ân yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur’ân itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allâh, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, (neraka itu) telah disediakan bagi orang-orang kafir. [ al-Baqarah/2: 23-24]

Keterangan:

Dan jika kamu tetap meragukan kebenaran Al-Qur'an yang telah Kami nyatakan tidak ada keraguan di dalamnya, yang Kami turunkan secara berangsur-angsur kepada hamba Kami Nabi Muhammad, maka sebenarnya ada bukti nyata di antara kamu yang dapat menjelaskan kebenarannya, yaitu: buatlah satu surah yang semisal dengannya, baik dari segi sastra, kandungan hukum, nilai-nilai moral, maupun petunjuk lainnya yang ada dalam Al-Qur'an; dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah untuk membantumu dalam menyusun yang serupa, kamu tidak akan mampu melakukan itu. Ini semua hendak-nya kamu lakukan jika kamu menganggap dirimu sebagai orang-orang yang benar pernyataannya bahwa Al-Qur'an hanyalah karya buatan Nabi Muhammad.

Dalam ayat ini Allah swt menyatakan: Jika kamu sekalian masih ragu-ragu tentang kebenaran Al-Qur'an dan mendakwakan Al-Qur'an buatan Muhammad, cobalah buat satu surah saja semisal ayat-ayat Al-Qur'an itu. Kalau benar Muhammad yang membuatnya, niscaya kamu tentu sanggup pula membuatnya karena kamu pasti sanggup melakukan segala perbuatan yang sanggup dibuat oleh manusia. Ajak pulalah berhala-berhala yang kamu sembah dan pembesar-pembesarmu untuk bersama-sama dengan kamu membuatnya, karena kamu mengakui kekuasaan dan kebesaran mereka.

Kemudian Allah menegaskan, jika kamu benar dalam pengakuanmu itu, tentu kamu sanggup membuatnya, tetapi kamu adalah orang-orang pendusta. Al-Qur'an itu benar-benar diturunkan dari Allah, karena itu mustahil manusia dapat membuatnya. Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an itu adalah mukjizat yang paling besar bagi Muhammad saw.

Jika kamu tidak mampu membuat surah yang serupa dengan-nya, dan kamu pasti tidak akan mampu melakukannya, sebab hal itu berada di luar kemampuanmu sebagai manusia, maka takutlah kamu akan api neraka dengan memelihara diri dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kamu ke dalamnya yang bahan bakarnya manusia yang ingkar/kufur dan batu yang berasal dari patung-patung sembahan dan lainnya, yang disediakan bagi orang-orang kafir dan setiap orang yang bersikap seperti mereka, yaitu menutupi kebenaran tanda kekuasaan Allah.

Ayat ini menegaskan bahwa semua makhluk Allah tidak akan sanggup membuat tandingan terhadap satu ayat pun dari ayat-ayat Al-Qur'an. Karena itu hendaklah manusia memelihara dirinya dari api neraka dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Al-Qur'an. 

SAUDARA KU… 

PESAN KU UNTUK MU, JIKA KELAK KAU TIDAK MENDAPATI KU DI DALAM SURGA ALLAH, MAKA CARI AKU DI NERAKA ALLAH, KEMUDIAN TARIK TANGAN KU DAN AJAK AKU MEMASUKI SURGA ALLAH. SESUNGGUHNYA TANGAN ITU TELAH MENJADI SAKSI DI HADAPAN ALLAH, BAHWA DAHULU TANGAN ITU PERNAH IKUT ANDIL DALAM MEMBELA AGAMA ALLAH (MELALUI TULISAN YANG BERMANFAAT).

Wallahu A'lam, Al-Ustadz Faqih Aulia, Kader Pemuda Persis Kota Bandung.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama