TAKABBUR ITU MENUTUP PINTU LANGIT

 

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ.

فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ القُرْآنِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

اِنَّ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَاسْتَكْبَرُوْا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ اَبْوَابُ السَّمَاۤءِ وَلَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتّٰى يَلِجَ الْجَمَلُ فِيْ سَمِّ الْخِيَاطِ ۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُجْرِمِيْنَ لَهُمْ مِّنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَّمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan takabbur (tidak beriman) kepadanya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit, dan tidak akan masuk ke surga sebelum unta bisa masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang durhaka. Bagi mereka hamparan dari api jahanam dan selimut dari api jahanam. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang lalim. Qs. Al-A’raf: 41-42.

Terbuka pintu langit adalah kiasan dalam arti diturunkan barokah, diterimanya doa dan diterimanya amal saleh (maqbul) juga diampuninya dosa-dosa serta disambutnya ruh (ketika mati) dengan sambutan yang baik.

Allah Maha Rahman, Maha Pemberi kepada seluruh hamba-Nya, pintu langit dibuka untuk seluruh hamba-Nya dari yang awal sampai yang akhir, berkah-Nya meliputi langit dan bumi dan segala isinya.

Allah Swt. menempatkan manusia di muka bumi dan menyediakan segala sumber kehidupannya, baik di langit, di bumi, di daratan, dan di lautannya.

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.

Dialah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.

وَاَلْقٰى فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَاَنْهٰرًا وَّسُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَۙ.

Dia memancangkan gunung-gunung di bumi agar bumi tidak berguncang bersamamu serta (menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.

وَعَلٰمٰتٍۗ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُوْنَ.

(Dia juga menciptakan) tanda-tanda. Dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.

اَفَمَنْ يَّخْلُقُ كَمَنْ لَّا يَخْلُقُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ.

Maka, apakah (Zat) yang (dapat) menciptakan (sesuatu) sama dengan yang tidak (dapat) menciptakan? Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ.

Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تُسِرُّوْنَ وَمَا تُعْلِنُوْنَ.

Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu tampakkan. Qs. An-Nahl: 14-19.

Jika manusia menyikapi segala apa yang diberikan oleh Allah dengan sikap tawadlu’ (tidak takabbur) dan men-tasharruf-kannya, menggunakan sebagaimana mestinya yaitu dalam setiap perkara yang diridai Allah, maka pintu langit tetap terbuka bagi manusia, dalam arti tidak henti-hentinya Allah menurunkan barokah-Nya. Karena tidak ada sesuatu pun di bumi ini, kecuali akan diliputi dengan kebaikan Ilahi. Dengan demikian terwujudlah negeri yang subur dan Makmur yang diliputi dengan ampunan Allah.

Dengan demikian pula pintu langit terbuka bagi hamba yang tawadlu, yaitu setiap doanya pasti akan dikabulkan oleh Allah. Sedangkan inti dari doa itu adalah memohon kebaikan dunia dan akhirat. Maka jika setiap permohonan dikabulkan, itulah manusia yang mendapatkan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta terpelihara dari api neraka.

Setiap amal yang dilakukan oleh orang yang tawadlu, tentulah merupakan amal shalih, dan pintu langit akan selalu terbuka untuk naiknya amal shalih, dalam arti amal itu mabrur atau maqbul.

Allah Swt.menjanjikan ajrun karim (surga) sebagai balasan dari amal yang mabrur atau yang maqbul (diterima) sebagai amal salih. Karena itulah makna dari terbukanya pintu langit dalam arti terbukanya pintu surga.

Hamba yang tawadlu dan disertai dengan kesalihan amalnya, selama hidupnya di dunia diliputi dengan ampunan Allah, pintu langit terbuka, jika ia mati, ruhnya yang harum dibawa naik oleh malaikat melalui pintunya yang terbuka di langit dan mendapat sambutan dari ahlus-sama dengan sambutan yang sangat baik.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ « إِذَا خَرَجَتْ رُوحُ الْمُؤْمِنِ تَلَقَّاهَا مَلَكَانِ يُصْعِدَانِهَا ». قَالَ حَمَّادٌ فَذَكَرَ مِنْ طِيبِ رِيحِهَا وَذَكَرَ الْمِسْكَ. قَالَ « وَيَقُولُ أَهْلُ السَّمَاءِ رُوحٌ طَيِّبَةٌ جَاءَتْ مِنْ قِبَلِ الأَرْضِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكِ وَعَلَى جَسَدٍ كُنْتِ تَعْمُرِينَهُ. فَيُنْطَلَقُ بِهِ إِلَى رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ يَقُولُ انْطَلِقُوا بِهِ إِلَى آخِرِ الأَجَلِ ». قَالَ « وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا خَرَجَتْ رُوحُهُ - قَالَ حَمَّادٌ وَذَكَرَ مِنْ نَتْنِهَا وَذَكَرَ لَعْنًا - وَيَقُولُ أَهْلُ السَّمَاءِ رُوحٌ خَبِيثَةٌ جَاءَتْ مِنْ قِبَلِ الأَرْضِ. قَالَ فَيُقَالُ انْطَلِقُوا بِهِ إِلَى آخِرِ الأَجَلِ ».

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: “Apabila ruh seorang mukmin keluar, dua malaikat menyambutnya, membawanya naik (ke langit).” Hammad menerangkan dari hal harum wanginya dan menyebutkan minyak (kesturi), ia berkata, “Ahlus-sama (malaikat) berkata, ‘Ruh yang baik datang dari bumi, semoga Allah memberikan kesejahteraan bagimu dan kepada jasad yang telah engkau makmurkan,’ kemudian ia pergi kepada Tuhannya Azza wa Jalla, kemudian berfirman ‘Pergilah kamu ke tempat peristirahatanmu sampai kepada akhir ajal (kiamat)’. Ia berkata, ‘Sesungguhnya orang kafir, jika ruhnya keluar’. Hammad berkata: ‘Dan ia menerangkan tentang bau busuknya, dan juga menyebutkan laknat. Dan berkata ahlus-sama: Ruh yang buruk datang dari bumi’. Ia berkata, ‘Maka dikatakan, pergilah kamu sampai akhir ajal (kiamat)’.” Hr. Muslim.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ.

Jamaah jumat rahimakumullah!

Demikianlah terbukanya pintu-pintu langit itu, bagi hamba-hamba Allah yang tawadlu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini.

Namun sebaliknya, bagi orang yang takabbur, yaitu yang menolak kebenaran, tidak mau melaksanakan segala aturan dari Allah, maka pintu-pintu langit itu tertutup bagi mereka, dalam arti barokah tidak diturunkan, karena barokah dari Allah tidak layak untuk diwadahi dengan sikap takabbur.

Demikian juga doa, mustahil diijabah jika doa itu disertai kesombongan. Sedangkan syarat diijabahnya doa di antaranya ke-tawadlu-an, seperti firman Allah:

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Qs. Al-A’raf: 55.

Amal-amal orang-orang yang takabbur tidak mabrur atau tidak maqbul, yaitu tidak diterima oleh Allah yang Maha Besar, pintu surga pun tertutup bagi mereka, seperti diterangkan dalam ayat di atas (Qs. Al-A’raf: 41-42). Allah mitsil-kan mustahilnya itu bagaikan unta masuk ke lubang jarum.

Jelasnya mendustakan dan takabbur itu salah satu sebab tertutupnya pintu langit. Hal itu bisa kita pahami, yaitu Allah pasti murka jika segala kemurahan dan segala pemberian-Nya disikapi dengan sikap takabbur.

Segala bencana yang terjadi yang telah menghancurkan jiwa dan harta, ternyata tidak bisa dihalangi oleh sekedar tenaga fisik manusia saja, bahkan ilmu dan teknologi yang menjadi andalan manusia, menjadi kebanggaan dan ke-takabbur-an, nyatanya tidak mampu menahannya. Karena itu hendaknya dijadikan pelajaran yang berharga untuk mengubah sikap dari takabbur menjadi tawadlu.

Oleh: KH. Zae Nandang (Ketua Dewan Hisbah PP PERSIS)

Ditulis ulang oleh: Hanafi Anshory

Sumber: Majalah al Qudwah No. 61 Rabiuts Tsani 1426 H/ 2005 M hlm. 53-57.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama