SADAR DIRI, FUNGSI DAN POSISI


NOTULENSI 
KAJIAN KEPEMIMPINAN OLEH USTADZ H. TAUFIK AWALUDIN, M.PD

قال الله تعال: ومن الناس من يشتري لهو الحديث ليضل عن سبيل الله...

Materi ini dikuatkan perihal kompetensi pemimpin, setelah sebelumnya ustadz Hamdan dan ustadz Nashruddin Syarif menekankan perihal realita dan dinamika kepemimpinan.

Ustadz H. Taufik Awaludin telah 24 tahun hidup di Jamiyyah Pemuda PERSIS, telah merasakan asam manis perjuangan.

Kompetensi perlu muncul dari kader masing-masing Pemuda PERSIS. Pertama, pemimpin Jamiyyah setiap dari mereka tidak boleh keluar dari moto, 

أنا مسلم قبل كل شيء
Saya muslim sebelum melakukan segala sesuatu.

Sejak zaman Al-Ustadz Prof. Atip hingga hari ini masa kepemimpinan Al-Ustadz Ibrahim Nasrulhaq al-Fahmi telah memberikan ilmu luar biasa bagi saya (Ustadz H. Taufik Awaludin) dalam hal kepemimpinan.

Kompetensi kepemimpinan yang pertama adalah SADAR DIRI. Pemimpin mesti sadar perihal harapan apa yang diharapkan baik oleh diri ataupun organisasi.

Mau apa kita hidup di Pemuda PERSIS itu? Inilah kesadaran diri, jangan sampai melewati waktu demi waktu tanpa ilmu. 

Kesadaran diri hanya akan dijawab oleh masing-masing calon pemimpin dan pemimpin itu sendiri, bukan oleh orang lain.

Mulai untuk sadar diri adalah sesuatu yang berat, umpamanya ketika setelah proses Ma'ruf, kegiatan ngantor Tasykil dan giat Jamiyyah lainnya menjadi ujian bagi para anggota dan pimpinan.

Pemimpin yang sadar diri akan senantiasa siap berjihad dengan segala ujian internal dan eksternal, ataupun secara sektoral ataupun non sektoral.

Pemimpin yang sadar diri yakin bahwa segala aktivitas di Jamiyyah bernilai ibadah, maka ia pun senantiasa bersemangat dalam melaksanakan segala tugas kejamiyyahan.

Pemimpin yang sadar diri tidak hanya hadir, tetapi ia berusaha senantiasa ingin berkontribusi dalam kebaikan bersama.

Pemimpin yang sadar diri memiliki semangat sebagai Ashaabun dan Hawariyyun Islam.

Kebingungan saat menyusun rancangan program jihad akan teratasi dengan kesadaran diri telah hadir dalam diri seorang pemimpin.

Pemimpin yang sadar diri akan senantiasa bersemangat untuk menjaga sekelilingnya untuk tetap berada dalam kebaikan, maka ia tidak akan mudah melemparkan tanggung jawab dan menyalahkan orang lain hanya karena beralasan hal tersebut bukanlah tugasnya.

Terkait TITN hari ini, pertanyaannya adalah: Ilmu apakah yang akan kita dapatkan?.

Kader pemimpin yang sadar diri tidak perlu banyak diperintah dan diingatkan, karena kader tersebut selalu berusaha menjaga kehormatan diri dan orang lain termasuk Jamiyyah.

Pengalaman Ustadz H. Taufik Awaludin dalam menjadi tim pelayanan ibadah haji, diamanahi sebagai koordinator dan pengendali petugas yang begitu banyak, mendorong untuk sadar diri bagaimana menjaga Marwah dan Muruah kader Pemuda PERSIS.

Kedua, kompetensi pemimpin itu adalah SADAR FUNGSI. Artinya seorang pemimpin perlu menuangkan segenap kemampuannya untuk seluas-luasnya memberi kebermanfaatan.

Perihal bagaimana melaksanakan program, dari mana anggaran didapatkan dan lain sebagainya akan didapatkan melalui Jam'iyyah Pemuda PERSIS.

Ketiga, seorang pemimpin perlu memiliki kompetensi SADAR POSISI. Diantaranya ketua adalah sosok yang senantiasa menjadi sorotan dari atas hingga bawah dari dalam dirinya.

SADAR DIRI, SADAR FUNGSI dan SADAR POSISI adalah modal menjadi pemimpin kompeten.

TITN PEMUDA PERSIS. Rancaupas. Ahad, 29 September 2024 +- Pukul 05:20 s.d 06:30 WIB.

Tim Notulen,
Kontingen PC Pemuda PERSIS Pangalengan.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama