شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا
هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلا
هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (18)
Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia,
Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa
lagi Mahabijaksana. (Qs. Ali Imran [3]: 18)
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ
وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ
الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ
سَرِيعُ الْحِسَابِ (19)
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah
Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya
Allah sangat cepat hisab-Nya. (Qs. Ali Imran [3]: 19)
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ
وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
وَالأمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ
تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ (20)
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran
Islam), maka katakanlah, "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan
(demikian pula) orang-orang yang mengikutiku." Dan katakanlah kepada
orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan kepada orang-orang yang ummi,
"Apakah kalian (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam,
sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, maka
kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya. (Qs. Ali Imran [3]: 20)
شَهِدَ تَعَالَى وَكَفَى بِهِ شَهِيدًا
وَهُوَ أَصْدَق الشَّاهِدِينَ وَأَعْدَلهمْ وَأَصْدَق الْقَائِلِينَ.
Allah memberikan pernyataan-Nya, dan cukuplah Allah
sebagai saksi. Dia adalah saksi Yang Mahabenar lagi Mahaadil, dan Mahabenar
firman-Nya.
أَنَّهُ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia. (Ali
Imran: 18)
أَيْ الْمُنْفَرِد
بِالْإِلَهِيَّةِ لِجَمِيعِ الْخَلَائِق وَأَنَّ الْجَمِيع عَبِيده وَخَلْقه
وَفُقَرَاء إِلَيْهِ وَهُوَ الْغَنِيّ عَمَّا سِوَاهُ كَمَا قَالَ تَعَالَى:
Artinya, hanya Dialah Tuhan semua makhluk, dan bahwa
semua makhluk adalah hamba-hamba-Nya dan merupakan
ciptaan-Nya; semua makhluk berhajat kepada-Nya, sedangkan Dia Mahakaya terhadap
semuanya selain Dia sendiri. Perihalnya sama dengan yang diungkapkan oleh Allah
Swt. dalam firman lainnya, yaitu:
لكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِما أَنْزَلَ
إِلَيْكَ
tetapi Allah
mengakui Al-Qur'an yang diturunkan-Nya kepadamu.
(An-Nisa: 166), hingga akhir ayat.
لَكِنْ اللَّه
يَشْهَد بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْك " الْآيَة ثُمَّ قَرَنَ شَهَادَة مَلَائِكَته
وَأُولِي الْعِلْم بِشَهَادَتِهِ فَقَالَ " شَهِدَ اللَّه أَنَّهُ لَا إِلَه
إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَة وَأُولُوا الْعِلْم " وَهَذِهِ خُصُوصِيَّة
عَظِيمَة لِلْعُلَمَاءِ فِي هَذَا الْمَقَام.
Kemudian Allah mengiringi pernyataan-Nya itu dengan
kesaksian para malaikat dan orang-orang yang berilmu, yang disertakan dengan
kesaksian (pernyataan)-Nya. Untuk itu Allah Swt. berfirman: Allah
menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia (begitu pula) para malaikat dan
orang-orang yang berilmu. (Ali Imran: 18) Hal ini merupakan suatu keistimewaan
yang besar bagi para ulama dalam kedudukan tersebut.
قائِماً بِالْقِسْطِ
Yang menegakkan keadilan. (Ali
Imran: 18)
مَنْصُوب عَلَى الْحَال وَهُوَ فِي جَمِيع
الْأَحْوَال كَذَلِك.
Lafaz qa-iman di-nasab-kan
sebagai hal. Dengan kata lain, Allah Swt. senantiasa menegakkan keadilan dalam
semua keadaan.
لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ
Tidak ada Tuhan melainkan Dia. (Ali
Imran: 18)
تَأْكِيد لِمَا سَبَقَ.
Kalimat ayat ini berkedudukan sebagai taukid atau yang
mengukuhkan kalimat sebelumnya.
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Ali
Imran: 18)
الْعَزِيز الَّذِي لَا يُرَام جَنَابه
عَظَمَة وَكِبْرِيَاء الْحَكِيم فِي أَقْوَاله وَأَفْعَاله وَشَرْعه وَقَدَره.
Al-Aziz Yang Mahaperkasa, Yang
keagungan dan kebesaran-Nya tidak dapat dibatasi, lagi Mahabijaksana dalam
semua ucapan, perbuatan, syariat, dan takdir-Nya.
قَالَ الْإِمَامُ
أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ، حَدَّثَنَا بَقِيَّة بْنُ
الْوَلِيدِ، حَدَّثَنِي جُبَيْرُ بْنُ عَمْرو الْقُرَشِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو
سَعِيد الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِي يَحْيَى مَوْلَى آلِ الزُّبَيْرِ بْنِ
الْعَوَّامِ، عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بعرفةَ يَقْرَأُ هَذِهِ الْآيَةَ:
{شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ
قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ} "وأَنَا
عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ يَا رَبِّ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Yazid ibnu Abdu Rabbih, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah ibnul Walid,
telah menceritakan kepadaku Jubair ibnu Amr Al-Qurasyi, telah menceritakan
kepada kami Abu Sa'id Al-Ansari, dari Abu Yahya maula keluarga Az-Zubair ibnul Awwam,
dari Az-Zubair ibnul Awwam yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Nabi
Saw. di Arafah membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: Allah menyatakan
bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para
malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Ali Imran:
18); Sesudah itu beliau Saw. mengucapkan: Dan aku termasuk salah
seorang yang mempersaksikan hal tersebut, ya Tuhanku.
وَقَدْ رَوَاهُ اِبْن أَبِي حَاتِم مِنْ
وَجْه آخَر فَقَالَ:
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui jalur lain. Untuk itu
ia mengatakan:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ،
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُتَوَكِّلِ الْعَسْقَلَانِيُّ، حَدَّثَنَا عُمَر
بْنُ حَفْصِ بْنِ ثَابِتٍ أَبُو سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْمَلِكِ بْنُ يَحْيَى بْنِ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنِ الزُّبَيْرِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ: {شَهِدَ اللَّهُ
أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ} قال: "وأَنَا أشْهَدُ أيْ
رَبِّ"
telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Husain, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Mutawakkil Al-Asqalani, telah
menceritakan kepada kami Umar ibnu Hafs ibnu Sabit Abu Sa'id Al-Ansari, telah
menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Yahya ibnu Abbad ibnu Abdullah ibnuz
Zubair, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Az-Zubair yang menceritakan bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah Saw. ketika membacakan ayat ini: Allah
menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, begitu pula para malaikat.
(Ali Imran: 18); Lalu beliau mengucapkan: Dan aku ikut bersaksi, ya
Tuhanku.
وَقَالَ الْحَافِظ أَبُو الْقَاسِم الطَّبَرَانِيّ
فِي الْمُعْجَم الْكَبِير:
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan di dalam kitab
Mu'jamul Kabir:
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ أَحْمَدَ
وَعَلِيُّ بْنُ سَعِيدٍ الرَّازِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا عَمَّار بْنُ عُمَرَ بْنِ
الْمُخْتَارِ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي غَالِبٌ الْقَطَّانُ قَالَ: أَتَيْتُ
الْكُوفَةَ فِي تِجَارَةٍ، فَنَزَلْتُ قَرِيبًا مِنَ الْأَعْمَشِ، فَلَمَّا
كَانَتْ لَيْلَةٌ أردتُ أَنْ أنْحَدِرَ قَامَ فَتَهَجَّدَ مِنَ اللَّيْلِ، فَمَرَّ
بِهَذِهِ الآية: {شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ
وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ. إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ} ثُمَّ قَالَ الْأَعْمَشُ:
وَأَنَا أَشْهَدُ بِمَا شَهِدَ اللَّهُ بِهِ، وَأَسْتَوْدِعُ اللَّهَ هَذِهِ
الشَّهَادَةَ، وَهِيَ لِي عِنْدَ اللَّهِ وَدِيعَةٌ: {إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ
اللَّهِ الإسْلامُ} قَالَهَا مِرَارًا. قُلْتُ: لَقَدْ سَمِعَ فِيهَا شَيْئًا،
فَغَدَوْتُ إِلَيْهِ فَوَدَّعْتُهُ، ثُمَّ قُلْتُ: يَا أَبَا مُحَمَّدٍ، إِنِّي
سمعتك تردد هذه الآية. قال: أو ما بَلَغَكَ مَا فِيهَا؟ قُلْتُ: أَنَا عِنْدَكَ
مُنْذُ شَهْرٍ لَمْ تُحَدِّثْنِي. قَالَ: وَاللَّهِ لَا أُحَدِّثُكَ بِهَا إِلَى
سَنَةٍ. فَأَقَمْتُ سَنَةً فَكُنْتُ عَلَى بَابِهِ، فَلَمَّا مَضَتِ السَّنَةُ
قُلْتُ: يَا أَبَا مُحَمَّدٍ، قَدْ مَضَتِ السَّنَةُ. قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو
وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يُجَاءُ بِصَاحِبِهَا يَوْمَ القِيامَةِ، فَيَقُولُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: عَبْدِي عَهِدَ إلَيَّ، وأنَا أحَقُّ مَن وَفَّى
بالْعَهْدِ، أدْخِلُوا عَبْدِي الْجَنَّةَ"
telah menceritakan kepada kami Abdan ibnu Ahmad dan Ali
ibnu Sa'id; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ammar ibnu Umar
Al-Mukhtar, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepadaku
Galib Al-Qattan, bahwa ia datang ke Kufah dalam salah satu misi dagangnya, lalu
tinggal di dekat rumah Al-A'masy. Pada suatu malam ketika aku hendak turun,
Al-A'masy melakukan salat tahajud di malam hari, lalu bacaannya sampai pada
ayat berikut, yaitu firman-Nya: Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia,
Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi
Allah hanyalah Islam. (Ali Imran: 18-19) Kemudian Al-A'masy mengatakan,
"Dan aku pun mempersaksikan apa yang telah dinyatakan oleh Allah, dan aku
titipkan kepada Allah persaksianku ini, yang mana hal ini merupakan titipan
bagiku di sisi Allah." Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi
Allah hanyalah Islam. (Ali Imran: 19) Kalimat dan ayat ini diucapkannya
berkali-kali oleh Al-A'masy. Galib Al-Qattan melanjutkan kisahnya, bahwa lalu
aku berkata kepada diriku sendiri, "Sesungguhnya dia (Al-A'masy) telah
mendengar suatu hadis mengenai masalah ini." Maka aku pada pagi harinya
menuju kepadanya untuk berpamitan, kemudian aku berkata, "Hai Abu
Muhammad, sesungguhnya aku telah mendengarmu mengulang-ulang bacaan ayat
ini." Al-A'masy berkata, "Tidakkah telah sampai kepadamu suatu hadis
mengenainya?" Aku menjawab, "Aku berada di dekatmu selama satu bulan,
tetapi engkau belum menceritakannya kepadaku." Al-A'masy mengatakan,
"Demi Allah, aku tidak akan menceritakannya kepadamu sebelum satu
tahun." Maka aku tinggal selama satu tahun dan tinggal di depan pintunya.
Setelah lewat masa satu tahun, aku berkata, "Hai Abu Muhammad, sekarang
telah berlalu masa satu tahun." Al-A'masy menjawab bahwa telah menceritakan
kepadaku Abu Wail, dari Abdullah yang menceritakan bahwa Rasillullah Saw.
pernah bersabda: Kelak di hari kiamat pelakunya akan didatangkan, lalu
Allah Swt. berfirman, "Hamba-Ku telah berjanji kepada-Ku, dan Aku adalah
Tuhan Maha memenuhi janji-Nya, maka masukkanlah oleh kalian (para malaikat)
hamba-Ku ini ke dalam surga."
وَقَوْله تَعَالَى:
Firman Allah Swt.:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الْإِسْلامُ
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah
Islam. (Ali Imran: 19)
إِخْبَارًا مِنْهُ
تَعَالَى بِأَنَّهُ لَا دِين عِنْده يَقْبَلهُ مِنْ أَحَد سِوَى الْإِسْلَام
وَهُوَ اِتِّبَاع الرُّسُل فِيمَا بَعَثَهُمْ اللَّه بِهِ فِي كُلّ حِين حَتَّى
خُتِمُوا بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي سَدّ جَمِيع الطُّرُق
إِلَيْهِ إِلَّا مِنْ جِهَة مُحَمَّد صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنْ
لَقِيَ اللَّه بَعْد بَعْثَة مُحَمَّد صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِدِينٍ
عَلَى غَيْر شَرِيعَته فَلَيْسَ بِمُتَقَبَّلٍ كَمَا قَالَ تَعَالَى:
Sebagai berita dari Allah Swt. yang menyatakan bahwa
tidak ada agama yang diterima dari seseorang di sisi-Nya selain Islam, yaitu
mengikuti para rasul yang diutus oleh Allah Swt. di setiap masa, hingga
diakhiri dengan Nabi Muhammad Saw. yang membawa agama yang menutup semua jalan
lain kecuali hanya jalan yang telah ditem-puhnya. Karena itu, barang siapa yang
menghadap kepada Allah —sesudah Nabi Muhammad Saw. diutus— dengan membawa agama
yang bukan syariatnya, maka hal itu tidak diterima oleh Allah. Seperti yang
disebutkan di dalam firman lainnya, yaitu:
وَمَنْ يَبْتَغِ
غَيْرَ الْإِسْلامِ دِيناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ. الْآيَة .
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya.
(Ali Imran: 85), hingga akhir ayat.
وَقَالَ فِي هَذِهِ الْآيَة مُخْبِرًا
بِانْحِصَارِ الدِّين الْمُتَقَبَّل مِنْهُ عِنْده فِي الْإِسْلَام " إِنَّ
الدِّين عِنْد اللَّه الْإِسْلَام ".
Dalam ayat ini Allah memberitakan terbatasnya agama yang
diterima oleh Allah hanya pada agama Islam, yaitu: Sesungguhnya agama
(yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. (Ali Imran: 19)
وَذَكَرَ اِبْن جَرِير : أَنَّ اِبْن
عَبَّاس قَرَأَ " شَهِدَ اللَّه أَنَّهُ لَا إِلَه إِلَّا هُوَ
وَالْمَلَائِكَة وَأُولُوا الْعِلْم قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَه إِلَّا هُوَ
الْعَزِيز الْحَكِيم إِنَّ الدِّين عِنْد اللَّه الْإِسْلَام " بِكَسْرِ
إِنَّهُ وَفَتْح أَنَّ الدِّين عِنْد اللَّه الْإِسْلَام أَيْ شَهِدَ هُوَ
وَالْمَلَائِكَة وَأُولُو الْعِلْم مِنْ الْبَشَر بِأَنَّ الدِّين عِنْد اللَّه
الْإِسْلَام.
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas membaca
firman-Nya: Allah menyatakan sesungguhnya tiada Tuhan selain Dia, Yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa
lagi Mahabijaksana. Bahwasanya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah
Islam. (Ali Imran: 18-19) Dengan innahu yang di-kasrah-kan
dan anna yang di-fathah-kan, artinya 'Allah telah menyatakan
—begitu pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu— bahwa agama yang
diridai di sisi Allah adalah Islam'.
وَالْجُمْهُور قَرَءُوهَا بِالْكَسْرِ
عَلَى الْخَبَر وَكِلَا الْمَعْنَيَيْنِ صَحِيح وَلَكِنَّ هَذَا عَلَى قَوْل
الْجُمْهُور أَظْهَر وَاَللَّه أَعْلَم.
Sedangkan menurut jumhur ulama, mereka membacanya kasrah' innad
dina 'sebagai kalimat berita. Bacaan tersebut kedua-duanya benar,
tetapi menurut bacaan jumhur ulama lebih kuat.
ثُمَّ أَخْبَرَ تَعَالَى بِأَنَّ
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَاب الْأَوَّل إِنَّمَا اِخْتَلَفُوا بَعْدَمَا قَامَتْ
عَلَيْهِمْ الْحُجَّة بِإِرْسَالِ الرُّسُل إِلَيْهِمْ وَإِنْزَال الْكُتُب
عَلَيْهِمْ فَقَالَ:
Kemudian Allah Swt. memberitakan bahwa orang-orang yang
telah diberikan Al-Kitab kepada mereka di masa-masa yang lalu, mereka
berselisih pendapat hanya setelah hujah ditegakkan atas mereka, yakni sesudah
para rasul diutus kepada mereka dan kitab-kitab samawi diturunkan buat mereka.
Untuk itu Allah Swt. berfirman:
وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْياً بَيْنَهُمْ
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab
kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. (Ali Imran: 19)
وَمَا اِخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَاب إِلَّا مِنْ بَعْدَمَا جَاءَهُمْ الْعِلْم بَغْيًا بَيْنهمْ " أَيْ
بَغَى بَعْضهمْ عَلَى بَعْض فَاخْتَلَفُوا فِي الْحَقّ لِتَحَاسُدِهِمْ
وَتَبَاغُضهمْ وَتَدَابُرهمْ فَحَمَلَ بَعْضهمْ بُغْض الْبَعْض الْآخَر عَلَى
مُخَالَفَته فِي جَمِيع أَقْوَاله وَأَفْعَاله وَإِنْ كَانَتْ حَقًّا ثُمَّ قَالَ
تَعَالَى:
Yakni karena sebagian dari mereka merasa dengki terhadap
sebagian yang lainnya, lalu mereka berselisih pendapat dalam perkara kebenaran.
Hal tersebut terjadi karena terdorong oleh rasa dengki, benci, dan saling
menjatuhkan, hingga sebagian dari mereka berusaha menjatuhkan sebagian yang
lain dengan menentangnya dalam semua ucapan dan perbuatannya, sekalipun benar. Kemudian
Allah Swt. berfirman:
وَمَنْ يَكْفُرْ بِآياتِ اللَّهِ
Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah. (Ali
Imran: 19)
أَيْ مَنْ جَحَدَ مَا أَنْزَلَ اللَّه فِي
كِتَابه.
Yakni barang siapa yang ingkar kepada apa yang diturunkan
oleh Allah di dalam kitab-Nya.
فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسابِ
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali
Imran: 19)
أَيْ فَإِنَّ اللَّه سَيُجَازِيهِ عَلَى
ذَلِكَ وَيُحَاسِبهُ عَلَى تَكْذِيبه وَيُعَاقِبهُ عَلَى مُخَالَفَته كِتَابه. ثُمَّ
قَالَ تَعَالَى:
Artinya, sesungguhnya
Allah akan membalas perbuatannya dan
melakukan perhitungan terhadapnya atas kedustaannya itu, dan akan menghukurnnya
akibat ia menentang Kitab-Nya. Kemudian Allah Swt. berfirman:
فَإِنْ حَاجُّوكَ
Kemudian jika mereka mendebat kamu. (Ali
Imran: 20)
أَيْ جَادَلُوك فِي التَّوْحِيد.
Yaitu mendebatmu tentang masalah tauhid.
فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ
وَمَنِ اتَّبَعَنِ
maka katakanlah, "Aku menyerahkan diriku kepada
Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku."
(Ali Imran: 20)
أَيْ فَقُلْ أَخْلَصْت عِبَادَتِي لِلَّهِ
وَحْده لَا شَرِيك لَهُ وَلَا نِدَّ لَهُ وَلَا وَلَد وَلَا صَاحِبَة لَهُ.
Yakni katakanlah bahwa aku memurnikan ibadahku hanya
kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada tandingan bagi-Nya,
tidak beranak, dan tidak beristri.
" وَمَنْ اتَّبَعَنِ " أَيْ
عَلَى دِينِي يَقُول كَمَقَالَتِي كَمَا قَالَ:
Yang dimaksud dengan 'orang-orang yang mengikutiku' ialah
orang-orang yang berada dalam agamaku akan mengatakan hal yang sama dengan
ucapanku ini. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
قُلْ هذِهِ سَبِيلِي
أَدْعُوا إِلَى اللَّهِ عَلى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي. الْآيَة.
Katakanlah, "Inilah jalan (agama)ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujah yang
nyata." (Yusuf: 108), hingga akhir ayat.
ثُمَّ قَالَ
تَعَالَى آمِرًا لِعَبْدِهِ وَرَسُوله مُحَمَّد صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ يَدْعُوَ إِلَى طَرِيقَته وَدِينه وَالدُّخُول فِي شَرْعِهِ وَمَا بَعَثَهُ
اللَّه بِهِ : الْكِتَابِيِّينَ مِنْ الْمِلِّيِّينَ وَالْأُمِّيِّينَ مِنْ
الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ تَعَالَى:
Kemudian Allah Swt. memerintahkan kepada hamba dan
rasul-Nya (yaitu Nabi Muhammad Saw.) untuk menyeru orang-orang Ahli Kitab dari
kalangan dua agama (Yahudi dan Nasrani) serta orang-orang ummi (buta huruf)
dari kalangan kaum musyrik, agar mereka mengikuti jalannya, memasuki agamanya,
serta mengamalkan syariatnya dan apa yang diturunkan oleh Allah kepadanya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالأمِّيِّينَ
أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا
عَلَيْكَ الْبَلاغُ}
Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi
Al-Kitab dan kepada orang-orang yang ummi, "Apakah kalian (mau) masuk
Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat
petunjuk; dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan
(ayat-ayat Allah). (Ali Imran: 20)
أَيْ وَاَللَّه
عَلَيْهِ حِسَابهمْ وَإِلَيْهِ مَرْجِعهمْ وَمَآبهمْ وَهُوَ الَّذِي يَهْدِي مَنْ
يَشَاء وَيُضِلّ مَنْ يَشَاء وَلَهُ الْحِكْمَة الْبَالِغَة وَالْحُجَّة
الدَّامِغَة وَلِهَذَا قَالَ تَعَالَى:
Yakni Allah-lah yang menghisab mereka karena hanya
kepada-Nyalah mereka kembali. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya
milik-Nyalah hikmah yang tepat dan hujah yang benar. Karena itu, dalam akhir
ayat ini Allah Swt. berfirman:
وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبادِ
Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Ali
Imran: 20)
أَيْ هُوَ عَلِيم
بِمَنْ يَسْتَحِقّ الْهِدَايَة مِمَّنْ يَسْتَحِقّ الضَّلَالَة وَهُوَ الَّذِي:
Yaitu Allah Maha Mengetahui siapa yang berhak mendapat
hidayah dan siapa yang berhak mendapat kesesatan. Dia berhak untuk melakukan
itu, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
لا يُسْئَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ
يُسْئَلُونَ
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan
merekalah yang akan ditanyai. (Al-Anbiya: 23)
وَمَا ذَلِكَ
إِلَّا لِحِكْمَتِهِ وَرَحْمَته وَهَذِهِ الْآيَة وَأَمْثَالهَا مِنْ أَصْرَح
الدَّلَالَات عَلَى عُمُوم بَعْثَته صَلَوَات اللَّه وَسَلَامه عَلَيْهِ إِلَى
جَمِيع الْخَلْق كَمَا هُوَ مَعْلُوم مِنْ دِينه ضَرُورَة وَكَمَا دَلَّ عَلَيْهِ
الْكِتَاب وَالسُّنَّة فِي غَيْر مَا آيَة وَحَدِيث فَمِنْ ذَلِكَ قَوْله تَعَالَى:
Hal tersebut tiada lain karena hikmah dan rahmat-Nya.
Ayat ini dan yang semisal dengannya merupakan dalil yang paling jelas yang
menunjukkan keumuman risalah Nabi Muhammad Saw. kepada semua makhluk, seperti
yang telah dimaklumi dari pokok-pokok agamanya, dan seperti apa yang telah
ditunjukkan oleh dalil Al-Qur'an dan sunnah dalam banyak ayat dan hadis. Antara
lain ialah firman-Nya:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي
رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً
Katakanlah, "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepada kalian semua." (Al-A'raf: 158)
وَقَالَ تَعَالَى:
Firman Allah Swt.:
تَبارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقانَ عَلى عَبْدِهِ لِيَكُونَ
لِلْعالَمِينَ نَذِيراً
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan
(Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam. (Al-Furqan: 1)
وَفِي
الصَّحِيحَيْنِ وَغَيْرهمَا مِمَّا ثَبَتَ تَوَاتُره بِالْوَقَائِعِ
الْمُتَعَدِّدَة أَنَّهُ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ كُتُبَهُ
يَدْعُو إِلَى اللَّه مُلُوك الْآفَاق وَطَوَائِف بَنِي آدَم مِنْ عَرَبهمْ
وَعَجَمهمْ كِتَابِيّهمْ وَأُمِّيِّهِمْ اِمْتِثَالًا لِأَمْرِ اللَّه لَهُ
بِذَلِكَ .
Di dalam hadis Sahihain dan lain-lainnya disebutkan
melalui hadis yang mutawatir dalam berbagai peristiwa, bahwa Nabi Saw.
mengirimkan surat-suratnya kepada semua raja dan pemimpin kabilah, baik yang
Arab maupun yang 'ajam, baik mereka yang mengerti baca dan tulis maupun yang
ummi, sebagai pengamalan dari perintah Allah Swt. Beliau Saw. dalam
surat-suratnya itu mengajak mereka untuk menyembah kepada Allah Swt.
وَقَدْ رَوَى عَبْد
الرَّزَّاق عَنْ مَعْمَر عَنْ هَمَّام عَنْ أَبِي هُرَيْرَة عَنْ النَّبِيّ صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:
Abdur Razzaq meriwayatkan dari Ma'mar, dari Hammam, dari
Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ: يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ وَمَاتَ
وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ»
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman
kekuasaan-Nya, tiada seorang pun yang telah mendengarku dari kalangan umat ini,
baik yang Yahudi ataupun yang Nasrani, lalu ia mati dalam keadaan tidak beriman
kepada risalah yang aku bawa, melainkan ia termasuk ahli neraka.
(Riwayat Imam Muslim)
وَقَالَ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Nabi Saw. telah bersabda:
«بُعِثْتُ إِلَى الْأَحْمَرِ
وَالْأَسْوَدِ»
Aku diutus untuk kulit merah dan kulit hitam.
وَقَال:
Dan Nabi Saw. telah bersabda pula:
«كَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى
قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً»
Dahulu seorang nabi diutus khusus untuk umatnya,
sedangkan aku diutus untuk umat manusia seluruhnya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
مُؤَمِّل، حَدَّثَنَا حَمَّاد، حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ: أَنَّ غُلَامًا يَهُودِيًّا كَانَ يَضع لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضُوءه وَيُنَاوِلُهُ نَعْلَيْهِ، فَمَرِضَ، فَأَتَاهُ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلَ عَلَيْهِ وَأَبُوهُ
قَاعِدٌ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "يَا فُلانُ، قُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ" فَنَظَرَ
إلَى أَبِيهِ، فَسَكَتَ أَبُوهُ، فأعَادَ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَظَرَ إلَى أَبيهِ، فَقَالَ أبُوهُ: أطِعْ أَبَا
الْقَاسِم، فَقَالَ الْغُلامُ:: أشْهَدُ أن لَا إلَهَ إِلَّا اللَّهُ وأَنَّكَ
رَسُولُ اللهِ، فَخَرَجَ النَّبَيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ
يَقُولُ: "الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أخْرَجَهُ بِي مِنِ النَّارِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Muammal, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami
Sabit, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa ada seorang anak Yahudi yang biasa
menyuguhkan air wudu buat Nabi Saw. dan mempersiapkan sepasang terompahnya.
Lalu anak itu sakit keras, dan Nabi Saw. datang kepadanya, lalu masuk
menemuinya, sedangkan kedua orang tua si anak berada di dekat kepalanya. Maka
Nabi Saw. bersabda kepadanya: Hai Fulan, katakanlah, "Tidak ada
Tuhan selain Allah!" Lalu anak itu memandang kepada ayahnya, dan
si ayah diam. Lalu Nabi Saw. mengulangi perintahnya itu, dan si anak kembali
memandang kepada ayahnya. Akhirnya si ayah berkata, "Turutilah kemauan
Abul Qasim!" Maka si anak berkata: Aku bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah. Maka Nabi Saw.
keluar seraya bersabda: Segala puji bagi Allah yang telah
menyelamatkannya dari neraka melalui aku.
رَوَاهُ الْبُخَارِيّ فِي الصَّحِيح إِلَى
غَيْر ذَلِكَ مِنْ الْآيَات وَالْأَحَادِيث.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab sahihnya. Masih banyak ayat serta hadis yang menunjukkan bahwa Rasulullah Saw. diutus untuk segenap umat manusia. (Tafsir Ibnu Katsir, 3: 34-39)
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan