TUJUH PENYAKIT KADER PEMIMPIN


NOTULENSI KAJIAN KEPEMIMPINAN OLEH USTADZ H. HAMDAN

AlQuran surat at-Taubah ayat 24.

Hakikatnya semua orang adalah pimpinan, minimal bagi seluruh anggota badannya.

Seluruh pengalaman pimpinan adalah berharga, terutama pucuk pimpinan. Ketua berfikir bagaimana menjalankan tasykil. Tasykil berfikir bagaimana menjalankan program.

Ust. H. Hamdan mengalami berbagai level pimpinan di Jamiyyah. Mulai dari PJ, PC, PD dan PP. Dua hari sebelum pelantikan Tasykil PW, Al-Ustadz mengundurkan diri, karena baru diangkat menjadi Ketua PD.

Al-Ustadz menjadi penasihat atau dewan pertimbangan seluruh level itu. Artinya kami wajib memantau seluruh anggota Pemuda PERSIS se-dunia pada hakikatnya.

Ash-Shobuni mengatakan kepemimpinan itu bukan kemuliaan dan kehormatan, tetapi ia adalah tanggung jawab dan kewajiban. 

Orang yang mengatakan kepemimpinan adalah kehormatan itu perlu dipertebal kembali keimanan akan hari akhirnya.

Berbagai level yang dialami dalam kepemimpinan Jamiyyah itu mendatangkan hikmahnya banyak, diantaranya kita dapat menemukan thobi'atun ghoiro indibathiyyah (tabiat di luar kewajaran)

Pertama, tidak disiplin.

Kedua, ditemukan pula karakter khouf 'ala an-nafsi wa ar-rizqi, takut terhadap kehilangan diri dan rizki.

Ketiga, al-ghuluw wa at-tarokhkhus yakni berlebihan dan tidak mengukur kemampuan.

Keempat, tasahhul wa tathorruf yakni menganggap enteng.

Ketua tidak hadir itu berbeda dengan tasykil tidak hadir.

Kelima, al-ghuluw wa hubbudz-dzuhur yakni kader yang selalu ingin nampak. Ia selalu ujub. Penilaian orang lain terhadapnya belum tentu sama dengan penilaiannya terhadap diri sendiri.

Keenam, al-ghiroh yakni cemburu terhadap sesama kader. Bahasa akhlaknya hasud. Dia tidak ingin orang lain lebih baik darinya.

Ketujuh, karakter tempramen.

Ketujuh itu dapat dinilai setelah teralami.

"Jihad teh tong cigah reungit, kudu cigah tumila." (Jihad itu jangan seperti nyamuk, namun mesti seperti tumila). (Ust. Entang Muchtar, ZA. Ketua Umum PP Pemuda PERSIS masa lampau)

Jangan dibalikkan hari ini nasihat Ustadz Entang tersebut.

"Tongo Jeung Walangtaga", sebuah nasihat dari majalah Risalah.

"Gaya Tumila" dipakai oleh gerakan Kristenisasi.

Jika berbicara tolak ukur bagaimana mujahid ideal Pemuda PERSIS. Pada kitab Fathul Majid, terdapat kutipan ayat Alquran surat At-Taubah. Perlu dielaborasi seluruh ayat at-Taubah demi nasihat kepemimpinan. Di antara ayatnya:

قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Qs. At-Taubah (9): 24)

Bacakan ayat Alquran dan hadis berbeda dengan hanya membacakan terjemahan.

Rata-rata hari ini kegiatan selalu ingin "mager" (malas gerak). Padahal semestinya Pemuda PERSIS itu perlu mencari lokasi yang menggugah ibadah.

Kecintaan kepada pasangan, pekerjaan dan dunia lainnya, benarkah karena Allah? Benarkah Lillaahi Ta'ala?; kuncinya adalah ketika bentrok dengan ibadah, kita akan siap meninggalkan, itulah bukti Lillahi Ta'ala.

Kedelapan duniawi yang disebutkan dalam Al-Quran surat at-Taubah ayat 24 itu jika lebih dicintai, bukan masalah dicintai, namun lebih dicintai, artinya kadarnya berbeda. 

Selalu menjadi alasan duniawi itu. Jika yang delapan lebih dicintai dari yang tiga. Tunggulah siksaan dari Allah SWT. Ini ancaman Allah, bukan ancaman hansip. Menggambarkan ketidak ridhoan Allah.

Orang yang mendahulukan delapan dari yang tiga adalah tanda orang fasik. Demikian menurut para ulama.

Ayat ini berat dipraktikkan, kecuali jika terus berupaya. Walaupun berat, inilah perintah Allah, maka jika bukan fi Sabilillah janganlah bersungguh-sungguh.

Tahwil, tahrif dan intihal adalah perusakan Islam. Ini lebih berbahaya daripada kerusakan lainnya.

TITN Pemuda PERSIS,
Rancaupas. Jum'at, 27 September 2024 +- Pukul 05:30 s.d 07:00 WIB.

Notulen,
Tim Kontingen PC Pemuda PERSIS Pangalengan.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama