IHRAM MEMAKAI WEWANGIAN


Pertanyaan:
Bolehkah memakai wangi-wangian saat setelah ihlal ihram umrah, apakah termasuk memakai sabun mandi, aromathrapy, sabun cuci tangan, dan sejenisnya? Aba Farros, Sindangsari.

Jawaban:
Pada masa ihram haji atau umrah seorang muhrim dilarang memakai wewangian. Hal ini berdasarkan hadits: 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَاذَا تَأْمُرُنَا أَنْ تَلْبَسَ مِنَ النِّيَابِ فِي الْإِحْرَامِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَلْبَسُوا الْقَمِيصَ وَلَا السَّرَاوِيلَاتِ وَلَا الْعَمَائِمَ وَلَا الْبَرَانِسَ إِلَّا أَنْ يَكُونَ أَحَدٌ لَيْسَتْ لَهُ تَعْلَانِ فَلْيَلْبَسُ الْخُفَّيْنِ وَلْيَقْطَعْ أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ وَلَا تَلْبَسُوا شَيْئًا مَسَّهُ زَعْفَرَانٌ وَلَا الْوَرْسُ وَلَا تَنْتَقِبْ الْمَرْأَةُ الْمُحْرِمَةُ وَلَا تَلْبَسْ الْقُفَّازَيْنِ. رَوَاهُ البُخَارِي
Dari Abdullah bin' umar RA., ia berkata, "Seorang laki-laki berdiri lalu berkata, 'Wahai Rasulullah pakaian apa yang baginda perintahkan untuk kami pakai ketika ihram?' Rasulullah SAW. Menjawab 'Janganlah kalian mengenakan baju celana sorban mantel (pakaian yang menutupi kepala) kecuali seseorang yang tidak memiliki sandal hendaklah dia mengenakan sepatu tapi dipotongnya hingga berada dibawah mata kaki dan jangan pula kalian memakai pakaian yang diberi minyak wangi atau wewangian dari daun tumbuhan dan wanita yang sedang ihram tidak boleh memakai cadar ( penutup wajah) dan sarung tangan." (Hr. AL-BUKHARI). 

Menggunakan parfum dengan sengaja dikala ihram termasuk pelanggaran dan kifaratnya sebagaimana arahan Rasulullah SAW yaitu hendaklah mencuci badannya dan menanggalkan kain ihramnya yang terkena wewangian tersebut sebagaimana dalam hadis diterangkan:

أَنَّ يَعْلَى كَانَ يَقُولُ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لَيْتَنِي أَرَى نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ يَنزِلُ عَلَيْهِ فَلَمَّا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْجَعْرَانَةِ وَعَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبٌ قَدْ أُظِلَّ بِهِ عَلَيْهِ مَعَهُ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِهِ فِيهِمْ عُمَرُ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ عَلَيْهِ جُبَّةٌ صُوفٍ مُتَضَمِّةٌ بِطِيبٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَرَى فِي رَجُلٍ أَحْرَمَ بِعُمْرَةٍ فِي جُبَّةٍ بَعْدَ مَا تَضَمَّخَ بِطِيبٍ فَنَظَرَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاعَةً ثُمَّ سَكَتَ فَجَاءَهُ الْوَحْيُ فَأَشَارَ عُمَرُ بِيَدِهِ إِلَى يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ تَعَالَ فَجَاءَ يَعْلَى فَأَدْخَلَ رَأْسَهُ فَإِذَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحْمَرُّ الْوَجْهِ يَغِطُ سَاعَةً ثُمَّ سُرِيَ عَنْهُ فَقَالَ أَيْنَ الَّذِي سَأَلَنِي عَنْ الْعُمْرَةِ آئِفًا فَالْتُمِسَ الرَّجُلُ فَجِيءَ بِهِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا الطَّيبُ الَّذِي بِكَ فَاغْسِلْهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَأَمَّا الْجُبَّةُ فَانْزِعْهَا ثُمَّ اصْنَعْ فِي عُمْرَتِكَ مَا تَصْنَعُ فِي حَبِّكَ
Bahwa Ya'la berkata umar bin AL-khaththab RA, " seandainya aku dapat melihat nabi SAW saat beliau menerima wahyu. " maka ketika nabi SAW berada di Ji'ranah yang saat itu beliau diselimuti dengan kain sedangkan di sekelilingnya adalah para sahabatnya di antara mereka ada umar bin AL-khaththab tiba tiba datanglah seorang laki-laki dengan mengenakan jubah shuf dan tubuhnya telah terlumuri dengan wewangian laki laki itu pun berkata wahai Rasulullah bagaimana menurut anda mengenai seorang laki-laki yang berniat ihram untuk umrah dengan mengenakan jubah setelah ia melumurinya dengan wewangian? " maka nabi SAW pun memandangi laki-laki itu lalu beliau terdiam hingga wahyu pun turun ke padanya maka umar memberi isyarat dengan tangannya kepada Ya'la bin Umayyah kemarilah. Ya'la pun datang dan langsung memasukkan kepalanya ternyata wajah nabi SAW sedang memerah. beliau menegur sejenak lalu siuman kembali sesudah itu beliau bertanya Padaku tentang umah maka laki-laki itu pun dicari dan dibawa ke hadapan beliau akhirnya nabi SAW bersabda adapun wewangian yang ada padamu, makacucilah tiga kali, sedangkan jubah, maka lepaskanlah. Lakukanlah pada umrahmu sebagaimana apa yang kamu lakukan di dalam haji." (HR. Al- Bukhari & Muslim) 

Adapun memakai sabun mandi, aromatherapy, sabun cuci tangan dan sejenisnya yang bukan untuk mewangikan atau hanya sekadar menghilangkan bau tidak termasuk perlanggaran Ihram.

Majalah risalah no 6. Thn. 61 Septemper 23 hlm. 55.

THAIFAH MUTAFAQQIHINA FIDDIN
Ust. H. Zae Nandang
Ust. H. U. Jalaluddin
Ust. M. Rahmat Najieb
Ust. H. Uus. H. Ruhiat.
Ust. H. Wawan Shafwan S. 
Ust. H. Wawa Suryana 
Ust. H. Agus Ridwan 
Ust. Amin muchtar
Ust. H. M. Nurdin
Ust. Ginanjar Nugraha
Ust. H. Dede Tasmara
Ust. Latief Awaludin
Ust. Hamdan Abu Nabhan
Ust. Gungun Abdul Basith.

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama