Pertanyaan:
Benarkah doa itu diperbanyak di dalam shalat, bukan di luar shalat? Dan apakah benar, kalau dilakukan di luar shalat, akan merugi? Kapan saja doa di dalam shalat itu? Abdul Haris, Jakarta.
Jawaban:
Doa adalah permohonan dari seorang hamba kepada Allah SWT untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat serta berlindung dari keburukan keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sangat memerlukan pertolongan Allah SWT. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji. (QS. Fatir [35]: 15)
Allah SWT pasti mengijabah setiap doa hambanya, baik yang dipanjatkan di dalam maupun di luar shalat. Allah Swt berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoa- lah kepada-Ku, niscaya akan Kuper- kenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghafir [40]: 60).
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepadaku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS. Al-Baqarah [2]: 186)
Nabi Saw menganjurkan agar memperbanyak doa baik di dalam maupun di luar shalat, sebagaimana keumuman hadis berikut:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تَعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا « قَالُوا : إِذَا نُكْثِرُ، قَالَ: «اللَّهُ أَكثر »
Dari Abu Sa'id R.A., bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim berdo'a dengan suatu do'a yang tidak mengandung dosa dan tidak juga untuk memutus persaudaraan, melainkan Allah akan berikan salah satu dari tiga hal: Allah akan kabulkan doa nya; disimpan baginya di hari akhirat; atau dipalingkan dari kejelekan semisal darinya. Para shahabat kemudian berkata, "Kalau begitu kita akan perbanyak (do'a). Nabi menjawab, "Allah akan memberikannya lebih banyak!" (H.R. Ahmad, Musnad Ahmad, 17/213; H.R. Ibn Abi Syaibah, al-Mushannaf, 6/22; H.R. al-Baihaqi, Syu'ab al-'Iman, 2/377).
Tentang pembatasan memperbanyak do'a hanya di dalam shalat dan bila dilakukan di luar shalat akan merugi, kami belum menemukan dalil yang menerangkannya. Dengan demikian pernyataan bahwa doa yang dipanjatkan di luar shalat akan merugi tidak benar. Bahkan Nabi Saw banyak mengajarkan doa-doa di luar salat. Seperti doa hendak tidur dan bangun tidur, doa hendak makan dan setelah makan, dan lain sebagainnya.
Doa di dalam Shalat
Berdoa di dalam shalat dapat dilakukan pada dua tempat: 1) ketika sujud, setelah melafalkan do'a sujud yang diajarkan oleh Nabi; 2) ketika tasyahhud, setelah melafalkan do'a tasyahhud yang diajarkan oleh Nabi SAW.
1. Doa ketika sujud, setelah melafalkan do'a yang diajarkan oleh Nabi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ.
Dari Abu Hurairah R.A., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Kondisi yang paling dekat antara seorang hamba dan Tuhannya adalah ketika sujud. Maka perbanyaklah do'a dalam sujud tersebut." (H.R. Ahmad, Musnad Ahmad, 15/274; Muslim, Shahih Muslim, 1/350; Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, 1/231)
2. Ketika tasyahud, setelah melafal- kan do'a tasyahud yang diajarkan oleh Nabi SAW.
عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : ... أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنَ الْمِسْأَلَةِ مَا شَاءَ
Dari Abu Wail dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata,"... Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-Nya dan utusan-Nya. Selanjutnya memilih permintaan (doa) yang dikehendaki". Hr. Muslim.
عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ صَاحِبَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ سَمِعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ لَمْ يُمَجِدِ اللَّهَ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِلَ هَذَا ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ وَلِغَيْرِهِ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأ بِتَحْمِيدِ رَبِّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَدْعُو بَعْدُ بِمَا شَاءَ.
Dari Fadhalah bin 'Ubaid, seorang sahabat Rasulullah Saw. ia berkata; Rasulullah Saw. mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya dan tidak mengagungkan Allah ta'ala serta tidak bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang ini telah terburu-buru." Kemudian beliau memanggilnya dan berkata kepadanya atau kepada orang lain: "Apabila salah seorang diantara kalian berdoa maka mulailah dengan mengagungkan Tuhannya yang Maha Agung dan Perkasa, serta memuji-Nya, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berdoa setelah itu dengan yang dikehendaki.” (Hr. Ahmad, Abu Daud redaksi ini riwayatnya, An-Nasa'i dan At-Tirmidzi- beliau berkata: Hadis Sahih).
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ هُوَ السَّلَامُ فَإِذَاقَعَدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ... ثُمَّ لِيَتَخَيْرٌ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْ الْكَلَامِ مَا شَاءَ
Dari 'Abdullah R.A., ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, "Allah Azza wa Jalla adalah Al-Salam (Maha Pemberi Keselamatan), jadi jika salah seorang dari kalian duduk maka ucapkan, 'At-tahi- yat lillahi wa al-shalawat wa al-thayyibat"... kemudian setelah itu hendaklah ia memilih do'a yang dia kehendaki. (al- Nasa'i, Sunan al-Sughra al-Nasa'i, 3/41) Dengan kalimat Rasul Saw مِنْ الْكَلَامِ مَا شَاءَ menunjukan bahwa berdo'a dengan kalimat umum, baik dengan memakai bahasa sendiri maupun dengan memakai doa yang ma'tsur.
Kesimpulan:
1. Memperbanyak do'a dapat dilakukan baik dalam shalat atau di luar shalat.
2. Memperbanyak do'a yang kita inginkan dapat dipanjatkan dalam shalat ketika:
a. Sujud, setelah melafalkan do'a sujud yang diajarkan oleh Nabi SAW.
b. Tasyahud setelah membaca do'a tasyahud yang diajarkan oleh Nabi SAW.
c. Dalam shalat berjama'ah hendaklah imam memperhatikan kondisi makmum dengan tidak terlalu lama berdoa ketika sujud atau tasyahud.
HALAMAN | 46,47,48. MAJALAH RISALAH NO.6 THN. 61 - SEPTEMBER 2023.
THAIFAH MUTAFAQQIHINA FIDDIN
Ust. H.Zae Nandang | Ust.H.U Jalaluddin | Ust. H.M. Rahmat Najieb | Ust. H. Uus M Ruhiyat | Ust. H. Wawan Shofwan S. | Ust. H.Wawa Suryana | Ust. H. Agus Ridwan | Ust. Amin Muchtar | Ust. H. M. Nurdin | Ust. Ginanjar Nugraha | Ust. H. Dede Tasmara | Ust. Latief Awaludin | Ust. Hamdan Abu Nabhan | Ust.Gungun Abdul Basith.
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan