Manajemen waktu adalah salah satu
aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Islam memberikan panduan yang
lengkap dalam mengelola waktu agar setiap detiknya menjadi ladang amal menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat. Berikut adalah 12 poin penting mengenai
manajemen waktu berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah:
1.
SINERGITAS IMAN, AMAL SALEH, DAN SALING MENASIHATI
وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ
Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati
supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran. (Al-'Asr: 1-3)
Tafsir
dari Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan urgensi iman yang
diwujudkan dalam amal saleh dan saling menasihati dalam kebaikan, sebagai
bentuk optimalisasi waktu untuk hal-hal yang bermanfaat.
2.
MANAJEMEN WAKTU LUANG
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ
النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada
dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu
senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu
‘Abbas)
Hadis
ini mengingatkan kita agar tidak menyia-nyiakan waktu luang dan kesehatan untuk
hal-hal yang tidak produktif. Imam Al-Munawi dalam Faidul Qadir
menjelaskan bahwa waktu luang adalah peluang besar untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt.
3.
MENOMOR SATUKAN AKHIRAT
إِنَّ
قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ
الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ
قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ
فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ.
Sesungguhnya
Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan
Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika
kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. Al-Qashshash: 76-77)
Tafsir
Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat ini adalah panduan keseimbangan antara
kehidupan dunia dan akhirat. Keutamaan akhirat harus menjadi prioritas utama,
namun tetap memperhatikan kebutuhan duniawi.
4.
TOTALITAS DALAM BERIBADAH
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُوْلُ : يَا ابْنَ
آدَمَ! تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِيْ، أَمْلأْ صَدْ رَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِنْ
لاَ تَفْعَلْ مَلأْتُ يَدَكَ شُغْلاً، وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكْ
“Sesungguhnya
Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu,
niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku
penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu
dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)” (HR. Ahmad, Al-Musnad, no 8681, 16/284)
Hadis
ini menekankan pentingnya dedikasi total dalam ibadah sebagai bentuk
pemanfaatan waktu terbaik.
5.
CARI BERKAT, JAUHI MAKSIAT
قَالَ
اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ
مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى. وَمَنْ أَعْرَضَ
عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَعْمَى. قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا. قَالَ
كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى.
Allah
berfirman, "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kalian
menjadi musuh bagi sebagian yang lain, maka jika datang kepada kalian petunjuk
dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan
tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari per ingatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta.” Berkatalah ia, "Ya Tuhanku, mengapa
Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah
seorang yang melihat?” Allah berfirman, "Demikianlah telah datang kepadamu
ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu
pun dilupakan.” (QS. Thaha: 123-136)
Tafsir
Ath-Thabari menyebutkan bahwa berpaling dari Allah Swt akan membawa kerugian
dunia dan akhirat. Sebaliknya, keberkahan waktu hadir saat seorang hamba
menjauhi maksiat.
6.
TIDAK LUPA BERDO'A
Dari
sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya
Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Apabila
Nabi shallallahu mengirim peleton pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan hadits
ini, pen) adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika
pagi hari. Karena hal itu dia menjadi kaya dan banyak harta. Abu Daud
mengatakan bahwa dia adalah Shokhr bin Wada’ah. (HR. Abu Daud no. 2606.
Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi
Daud)
Waktu
pagi adalah momen yang diberkahi. Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin
menekankan bahwa memulai aktivitas dengan doa dan kerja di pagi hari membawa
keberhasilan.
7.
MEMILIH HIBURAN DAN WAKTUNYA YANG TEPAT, BERMANFAAT, DAN MASHLAHAT
Dari
Bahaz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya berkata, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَيْلٌ
لِلَّذِي يُحَدِّثُ بِالْحَدِيْثِ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ فَيَكْذِبُ وَيْلٌ
لَهُ وَيْلٌ لَهُ .
Celakalah
bagi seseorang yang bercerita dengan suatu cerita, agar orang lain tertawa maka
ia berdusta, maka kecelakaan baginya, kecelakaan baginya. (HR. At-Tirmidzi)
Hiburan
yang tidak sesuai syariat akan merusak keberkahan waktu. Hiburan sebaiknya
dipilih yang bermanfaat dan mendidik.
8.
FIQIH PRIORITAS DAN LAKUKAN YANG TERBAIK
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَياةَ لِيَبْلُوَكُمْ
أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk: 2)
Tafsir
Al-Baghawi menjelaskan bahwa "amal terbaik" adalah amal yang ikhlas
dan sesuai dengan syariat. Memilih prioritas menjadi kunci pengelolaan waktu
yang efektif.
9. "MAA
LAA YUDRIKU KULLUHU, LAA YUTROKU KULLUHU"
Kaedah
fikih sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh As Sa’di sebagai berikut,
يجب فعل المأمور به كله فإن قدر على بعضه وعجز
عن باقيه فعل ما قدر عليه
“Wajib
melakukan yang diperintahkan seluruhnya. Jika mampu melakukan sebagiannya dan
sebagiannya tidak mampu, yang mampu tersebut tetap dikerjakan.”
Ulama
lain membuat kaedah untuk hal ini,
ما لا يدرك كله لا يترك كله
“Jika
tidak didapati seluruhnya, jangan tinggalkan seluruhnya (yang mampu
dikerjakan).”
Kaedah
fikih ini mengajarkan bahwa melakukan sebagian yang mampu lebih baik daripada
meninggalkan semua.
Atau
sebagaimana kata Syaikh As Sa’di dalam syair kaedah fikihnya,
ويفعل البعض من المأمور
Itu
dilakukan saat tidak mampu mengerjakan seluruhnya.
إن شق فعل سائر المأمور
Sebagian
perintah yang mampu dikerjakan tetap dikerjakan.
Dalil
dari kaedah di atas, Allah Ta’ala berfirman,
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Bertakwalah
pada Allah semampu kalian.” (QS. At
Taghabun: 16).
Dalam
hadits shahihain disebutkan,
وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ
مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Jika
kalian diperintah suatu perkara, maka lakukanlah semampu kalian.” (HR.
Bukhari, 7288 dan Muslim, 1337)
10.
TIME SCHEDULE WITH SALAT (PENGATURAN WAKTU DENGAN SALAT)
فَإِذا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
قِياماً وَقُعُوداً وَعَلى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ
إِنَّ الصَّلاةَ كانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتاباً مَوْقُوتاً
Maka
apabila kalian telah menyelesaikan salat (kalian), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kalian telah
merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat
itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa: 103)
Tafsir
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa salat menjadi tolok ukur pengaturan waktu seorang
Muslim.
11.
MENGATUR WAKTU
Hadis
riwayat Imam Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata;
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَخَوَّلُنَا
بِالْمَوْعِظَةِ فِى الأَيَّامِ ، كَرَاهَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا
Nabi
Saw mengatur pemberian nasehat pada hari tertentu, khawatir akan membuat kami
bosan.
Hadis
ini menunjukkan pentingnya pengelolaan waktu dalam menyampaikan ilmu.
12.
BERPOLA PIKIR INVESTASI
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «مَنْ أَحَبَّ
أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ»
أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ.
1357.
Dari Abu Hurairah RadhiyallahuAnhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda, "Barangsiapa ingin rezekinya dilapangkan dan
umurnya dipanjangkan hendaklah ia menjalin hubungan silaturrahim." [shahih,
Al-Bukhari (2067) dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dan Muslim (2557) dari
Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu.]
Silaturahmi
adalah investasi jangka panjang yang membuka pintu keberkahan.
Waktu
adalah nikmat yang akan dipertanggungjawabkan. Mari memanfaatkan setiap
detiknya untuk hal yang diridhai Allah Swt. Wallahu A’lam.
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan