AKHLAQ TERCELA ‘UJUB
Ujub adalah
membanggakan suatu nikmat dan condong kepadanya tetapi lupa menyandarkan nikmat
tersebut kepada yang memberi nikmat. Lihat, Ihya 'Ulum ad-Dien, al-Ghazaliy, III: 379, Tahdzib
al-Akhlaq, 'Abdul Hamid Hakim, I: 121, az-Zawajir 'an Iqtiraf al-Kabair,
al-Haitamiy, I: 122.
1.
Allah ta'ala berfirman,
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنِ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ
كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضِ بِمَا
رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَيْتُم مُّدْبِرِينَ.
"Sungguh,
Allah telah menolong kamu (mukminin) di banyak medan perang, dan (ingatlah)
peperangan Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi
(jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu, dan bumi yang luas
itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik kebelakang dan lari tunggang
langgang." Qs. at-Taubah [9]: 25.
2.
Rasulullah saw. bersabda,
ثلاث مُهْلِكَاتٌ : شُحَّ مُطَاعٌ، وَهَوَى مُتَّبَعٌ، وَاعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
مِنَ الخيلاء. وَثَلاتٌ مُنْجِيَاتٌ : الْعَدْلُ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ، وَالْقَصْدُ
فِي الْغِنَى وَالْفَقْرِ، وَمَخَافَةُ اللَّهِ في السِّرِّ وَالْعَلانِيَّةِ..
"Ada tiga
hal yang mencelakakan: Bakhil yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan
seseorang mengagumi dirinya dengan sombong. Dan ada tiga hal yang
menyelamatkan: Adil ketika ridla dan marah, sederhana ketika kaya dan fakir dan
takut kepada Allah ketika rahasia dan terang-terangan." Hr. ath-Thabraniy dalam
al-Mu'jam al-Ausath, no. 5452 dan Abu Nu'aim dalam Hilyat al-Auliya, II: 343
dari Anas ra.
3.
Ditanyakan kepada 'Aisyah semoga
Allah meridlainya: Kapan seseorang berbuat jelek? beliau menjawab, "Apabila
dia menganggap dirinya berbuat baik."
4.
Telah berkata Ibnu Mas'ud semoga
Allah meridlainya, "Kecelakaan pada dua hal: Putus asa dan 'Ujub
(membanggakan diri sendiri)." Lihat Mau'ïzhat al-Mu'minin, al-Qasimiy, II: 91, Ihya
'Ulum ad-Dien, al-Ghazally, III: 378.
Dan urusan yang di'ujubkan itu ada
delapan macam, yaitu:
1.
'Ujub dengan keadaan tubuhnya dalam
segi cantik/tampannya, postur tubuhnya, kekuatannya, serasi bentuk-bentuknya,
bagus rupanya dan indah suaranya.
2.
'Ujub dengan ketangkasan dan
kekuatan, seperti diceritakan tentang kaum 'Ad ketika mereka berkata
sebagaimana yang telah Allah kabarkan tentang mereka-,
فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ
بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً أَوَلَمْ يَرَوْا أن اللَّهَ
الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَكَانُوا بِنَايَتِنَا يَجْحَدُونَ.
Maka adapun
kaum 'Ad, mereka menyombongkan di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran dan
mereka berkata, "siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?
"Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan
mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka? Dan mereka telah mengingkari
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Qs. Fushshilat [41]: 15.
3.
'Ujub dengan akal, kepintaran, dan
kepandaian untuk menyelesaikan urusan-urusan pelik dalam agama dan dunia, dan
hasilnya hanya mengikuti pendapat sendiri dan meninggalkan nasihat orang lain
dan menganggap bodoh orang-orang yang berbeda dengannya dan pendapatnya, dan
menyebabkan sedikit perhatian kepada ahli ilmu dengan berpaling dari mereka
karena menganggap cukup dengan pendapat dan fikiran sendiri, dengan merendahkan dan
menghinakan mereka.
4.
'Ujub dengan nasab yang mulia,
seperti 'ujubnya keluarga Hasyimiyyah, sehingga beranggapan sebagian mereka
bahwa dia akan selamat karena kemuliaan nasabnya dan keselamatan nenek
moyangnya dan bahwa dia akan diampuni, dan berkhayal sebagian mereka bahwa
seluruh manusia pembela dan hamba sahaya baginya.
Allah ta'ala berfirman,
إنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ.
"Sungguh,
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa." Qs. al-Hujurat [49]: 13.
5.
'Ujub dengan nasab para penguasa
yang zhalim, bukan dengan nasab (karena) agama dan ilmu.
6.
'Ujub dengan banyak jumlah; baik
anak, pelayan, hamba sahaya, keluarga, kerabat, pendukung dan pengikut, seperti
ucapan orang kafir,
وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالَا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذِّبِينَ.
Dan mereka
berkata: "Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (daripada kamu)
dan kami sekali-kali tidak akan diazab." Qs. Saba [34]: 35.
Dan seperti ucapan orang mukmin
ketika perang Hunain: "Hari ini kita tidak akan kalah dengan jumlah
musuh yang sedikit."
7.
'Ujub dengan harta, seperti firman
Allah tentang pemilik dua kebun ketika berkata,
أنا أكثرُ مِنكَ مَالاً وَأَعَزُّ نَفَرًا.
"Hartaku
lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat." Qs. al-Kahfi [18]: 34.
8.
‘Ujub dengan pendapat yang salah, Lihat, Mauizhat al-Mu'minin,
al-Qasimiy, II: 93-95.
Allah ta'ala
berfirman,
أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ، فَرَوَاهُ حَسَنًا
"Maka
apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu
menganggap baik perbuatannya itu?." Qs. Faathir [35]: 8.
وَهُمْ تَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ تُحْسِنُونَ صُنعًا
"sedangkan
mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya." Qs. al-Kahfi [18]: 104.
Penyakit 'Ujub
ini mempunyai beberapa sebab, dan sebab yang paling kuat adalah banyaknya
pujian dari orang-orang yang ingin mendekatinya dan pujian berlebihannya
orang-orang yang mencari muka, yang mereka menjadikan kemunafikan sebagai
kebiasaan dan usaha, dan bujukan sebagai tipuan dan permainan.
Apabila mereka mendapatkannya di
terima oleh yang memiliki akal yang lemah, mereka dapat membujuk pemiliknya
dengan keyakinan dusta mereka, dan menjadikan hal itu sebagai jalan untuk
memperolok-oloknya.
Berkata 'Umar bin al-Khatthab semoga
Allah meridlainya, "Pujian itu menyembelih." Lihat, Adab ad-Dunya wa ad-Dien,
al-Mawardiy, hal. 234.
Dan cara mengobati penyakit 'Ujub
ini adalah dengan menyadari sesungguhnya apapun yang Allah berikan pada hari
ini; baik ilmu, harta, kekuatan, kegagahan atau kemuliaan, bisa saja Allah mencabutnya
besok, jika Allah menghendakinya. Lihat Minhaj al-Muslim, al-Jazairiy, hal.
160.
·
Berkata Ibrahim bin Adham
rahimahullah, "Tidak membenarkan Allah orang yang menginginkan
kemasyhuran."
·
Dan berkata Ayyub, "Tidaklah
Allah membenarkan seorang hambanya kecuali ia merasa senang dengan tidak
menyadari kedudukannya."
·
Dan berkata Muhammad bin al-'Ala, "Barangsiapa
mencintai Allah, ia akan lebih suka untuk tidak dikenali orang lain." Lihat, Tafsir Ibnu Katsir, VI: 362.
·
Dan ditanya seorang yang bijak:
Perbuatan apakah yang kurang baik walaupun benar? Beliau menjawab, "Memuji
diri sendiri," Lihat, Mu'jam Mufradat Alfazh al-Qur'an, al-Ashfahaniy,
hal. 218.
"Bagaimana
sekarang, apakah anda merasa layak untuk 'Ujub?. Menurut anda, adakah yang pantas
dibanggakan dari diri anda?." (Ust. Hamdan, Belajar Meneladani Akhlaq Rasulullah:
Seri Akhlaq Tercela, Bandung: Maktabah Syaqib, Syawal, 1435 H. hlm. 41-45)
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan