AKHLAQ TERCELA ZHALIM


AKHLAQ TERCELA ZHALIM

Arti Zhalim, menurut ahli bahasa dan kebanyakan dari para ulama: Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya yang khusus baginya, adakalanya karena dikurangi atau ditambah, dan adakalanya karena diubah waktunya atau tempatnya. Dan zhalim diungkapkan tentang sesuatu yang banyak dan yang sedikit dari perbuatan melewati batas.

Oleh karena itu, "Zhalim" digunakan bagi dosa besar dan dosa kecil. Dan oleh karenanya dikatakan kepada Nabi Adam dalam melewati batasnya, orang yang zhalim. Lihat, Mu'jam Mufradat Alfazh al-Qur'an, al-Ashfahaniy, hal. 326.

Allah ta'ala berfirman,

وَقُلْنَا يَتَادَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلًّا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَنَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ .

Dan Kami berfirman, "Wahai Adam! Tinggallah engkau dan isterimu didalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada disana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zholim!" Qs. al-Baqarah [2]: 35.

Dan berfirman,

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَسِرِينَ.

Keduanya berkata, "Ya Rabb kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri, Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." Qs. al-A'raf [7]: 23.

Macam-macam zhalim ada tiga, yaitu:

·        Yang pertama: Zhalimnya seorang hamba kepada Rabbnya. Demikian itu dengan cara berbuat kufur kepada Allah ta'ala dan berbuat syirik dalam beribadah kepada Allah ta'ala dengan cara memalingkan sebagian ibadah kepada-Nya, kepada yang lain.

Ø  Allah ta'ala berfirman,

يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا حُلَّةٌ وَلَا شَفَعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ.

"Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafa'at. Orang-orang kafir itulah orang yang zholim." Qs. al-Baqarah [2]: 254.

Ø  Dan berfirman Allah tabaraka wa ta'ala,

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَنتَهُم بِظُلْمٍ أَوْلَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ .

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk." Qs. al-An'am [6]: 82.

Ø  Dan berfirman,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَنُ لِابْنِهِ، وَهُوَ يَعِظُهُ يَنبُنَى لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ.

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, 'Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar". Qs. Luqman [31]: 13.

·        Yang kedua: Zhalimnya seorang hamba kepada yang lainnya, baik sesama hamba Allah maupun makhluk Allah yang lainnya. Demikian ini adalah dengan menyakiti mereka, baik merusak kehormatan mereka atau fisik mereka atau mengambil harta mereka dengan cara yang tidak dibenarkan.

Ø  Rasulullah saw. bersabda,

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَحُونُهُ وَلَا يَكْذِبُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ عِرْضُهُ وَمَالُهُ وَدَمُهُ التَّقْوَى هَا هُنَا بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْتَفِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ.

"Seorang muslim itu saudara bagi muslim lain, dia tidak boleh mengkhianatinya, tidak boleh berdusta kepadanya juga tidak boleh menelantarkannya. Seorang muslim itu haram atas muslim lainnya: Kehormatannya, hartanya dan darahnya. Takwa itu berada di sini, cukup seseorang berbuat kejelekan bila dia menghina saudaranya yang muslim." Hr. at-Tirmidziy, no. 1934 dari Abu Hurairah ra.

Ø  Dan beliau bersabda,

مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلَهُ مِنْهَا فَإِنَّهُ لَيْسَ ثُمَّ دِيْنَارٌ وَلَا دِرْهُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فطرِحَتْ عَلَيْهِ.

"Barangsiapa yang berbuat kezhaliman terhadap saudaranya, hendaklah ia meminta dihalalkan darinya, sebab dinar dan dirham di sana (dihari kiamat) tidak bermanfaat, sebelum kebaikannya diberikan kepada saudaranya, jika ia tidak mempunyai kebaikan lagi, dosa-dosa saudaranya diambil dan dipikulkan kepadanya." Hr. al-Bukhariy, no. 6534 dari Abu Hurairah ra.

Ø  Dan beliau bersabda,

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا : الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةِ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ. مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطَرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ في النار.

"Tahukah kalian siapakah orang yang failit itu? Para sahabat menjawab: Orang failit pada kami adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai dirham dan harta benda. Kata Rasul: Sesungguhnya orang failit pada umatku adalah orang yang pada hari kiamat membawa pahala shalat, saum dan zakat, akan tetapi suka memaki orang ini, menuduh orang ini, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi dari kebaikan-kebaikannya dan orang itu pun diberi pula dari kebaikannya. Dan bila habis kebaikannya sebelum terbayarkan tanggungannya itu maka diambil dosa-dosa orang yang ia zhalimi itu lalu dipikulkan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke dalam neraka." Hr. Muslim, no. 2581, at-Tirmidziy, no. 3426, Ahmad, no. 8829 dari Abu Hurairah ra.

Ø  Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi saw. lalu dia berkata,

إِنَّ فُلَانًا جَارِي يُؤْذِينِي، فَقَالَ : اِصْبِرْ عَلَى أَذَاهُ وَكُفَّ عَنْهُ أَذَاكَ. قَالَ: فَمَا لَبِثَ إِلا يَسِيرًا إِذْ جَاءَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ جَارِيَ ذَاكَ مَاتَ. فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: كَفَى بِالدَّهْرِ وَاعِظًا، وَبِالْمَوْتِ مُفَرَّقًا.

"Sesungguhnya si fulan tetanggaku menyakitiku, lalu beliau bersabda: Bersabarlah kamu atas gangguannya dan tahanlah olehmu gangguan darimu terhadapnya. Dia (rawi) berkata: Tidak berapa lama hanya sebentar tiba-tiba dia datang lagi lalu berkata: Wahai Rasulallah, sesungguhnya tetanggaku itu telah meninggal. Maka Nabi saw. bersabda, "Cukuplah waktu yang menasehati dan (cukup) kematian yang memisahkan."" Hr. al-'Askariy dalam al-Amtsal dari Anas dan padanya terdapat Ibnu Lahi'ah (seorang rawi mudallis) dengan menggunakan shigatul ada 'an. Lihat. Kasyf al-Khafa wa Muzil al-llbas, al-'Ajluniy, II: 112, al-Maqashid al-Hasanah, as-Sakhawiy. no. 805. Lihat juga, Thabaqat al-Mudallisin, al-'Asqalaniy, hal. 54, no. 140.

Ø  Dan Rasulullah saw. bersabda,

اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ.

"Berhati-hatilah kamu terhadap do'anya orang yang dizhalimi, karena antara do'anya dengan Allah tidak ada penghalang." Hr. al-Bukhariy, no. 4347 dari Ibnu Abbas ra.

·        Yang ketiga: Zhalim seorang hamba kepada dirinya sendiri. Hal ini terjadi dengan mengotori dirinya dengan bekas-bekas berbagai macam dosa, kejahatan dan kejelekan dari perbuatan maksiat kepada Allah dan rasul-Nya.

Ø  Allah ta'ala berfirman,

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنْ وَالسَّلْوَى كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْتَكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ.

"Dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu mann dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzhalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzhalimi diri sendiri." Qs. al-Baqarah [2]: 57.

Ø  Dan Allah ta'ala berfirman,

فكلاً أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ، فَمِنْهُم مِّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مِّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مِّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُم مِّنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ.

"Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzhalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri." Qs. al-'Ankabut [29]: 40.

Ø  Dan beliau bersabda kepada Abi Bakar, "Ucapkanlah olehmu:

اللهُمَّ إنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

‘Ya Allah aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."" Hr. Ibnu Abi Syaibah, no. 29354, Ahmad, no. 8, al-Bukhariy, no. 834, Muslim, no. 2705, at-Tirmidziy, no. 3542, an-Nasaiy, no. 1302, Ibnu Majah, no. 3835, Ibnu Khuzaimah, no. 846, Ibnu Hibban, no. 1972, al-Baihaqiy, no. 2704.

Ø  Dan beliau bersabda kepada Syakal bin Humaid, "Ucapkanlah olehmu:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِي، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِي، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِي، وَمِنْ شَرِّ مني.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pendengaranku, kejelekan penglihatanku, kejelekan lidahku, kejelekan hatiku, dan dari kejelekan kemaluanku." Hr. Ahmad, no. 15478, at-Tirmidziy, no. 3503, an-Nasaiy, no. 5444, al-Hakim, no. 1989, Abu Dawud, no. 1551 dari Syakal bin Humaid ra.

Ø  Dan Allah ta'ala berfirman,

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَفِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّلِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَرُ.

"Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zhalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak." Qs. Ibrahim [14]: 42. Maimun bin Mihran berkata, "Firman Allah tersebut merupakan ancaman bagi yang berbuat zhalim dan ta'ziyah (penghibur) bagi yang dizhalimi." Lihat, al-Jami li Ahkam al-Qur'an, al-Qurtubiy, IX: 330, Lihat juga, Ma'alim at-Tanzil, al-Baghawly. : 31.

Ø  Rasulullah saw. bersabda,

أَنْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا. قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ هَذَا تَنْصُرُهُ مَظْلُومًا، فَكَيْفَ تنصُرُهُ ظَالِمًا؟ قَالَ: تَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ.

"Tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim dan yang dizhalimi". Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, jelas kami faham menolong orang yang dizhalimi tapi bagaimana kami harus menolong orang yang berbuat zhalim?" Beliau bersabda, "Engkau mencegahnya dari berbuat zhalim." Hr. Ahmad, no. 13079 dari Anas ra.

Ø  Muhammad bin Sirin berkata,

ظلَمْتَ أَحَاكَ إِذا ذكَرْتَ مَسَاوِلَهُ وَلَمْ تَذْكُرْ مَحَاسِنَهُ.

"Engkau telah menzhalimi saudaramu, bila hanya menyebutkan kejelekannya tanpa menyebutkan kebaikannya." Lihat, Ushul al-Hadits, "Ajjaj al-Khathib, hal. 266.

"Sebelum dilanjutkan, sanggupkah anda menanggung resiko besar dari perbuatan ZHALIM! Apakah anda berjanji akan mengurangi bahkan menghindari perbuatan ZHALIM? Dan sanggupkah anda bersabar jika dizhalimi orang? Mudah-mudahan anda bisa." (Ust. Hamdan, Belajar Meneladani Akhlaq Rasulullah: Seri Akhlaq Tercela, Bandung: Maktabah Syaqib, Syawal, 1435 H. hlm. 46-52)


Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama