AKHLAQ TERPUJI AMANAH


AKHLAQ TERPUJI AMANAH

Amanah adalah sebutan bagi sesuatu yang dipandang aman seseorang karenanya, Lihat, Mu'jam Mufradat Alfazh al-Qur'an, hal. 21.

1.        Allah 'azza wajalla berfirman,

يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَخُونُوا اللهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَسَتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui" Qs. al-Anfal [8]: 27.

2.       Allah azza wajalla berfiman,

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّوا الأمنتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." Qs. an-Nisa [4]: 58.

3.       Nabi SAW bersabda,

اضْمَنُوا لِي سِنَّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنْ لَكُمُ الْجَنَّةَ: اصْدُقُوْا إِذَا حَدَّثْتُمْ، وَأَوْفُوْا إِذَا وَعَدْتُمْ وَأَدُّوا إِذَا اؤْتُمِنْتُمْ، وَاحْفَظُوا فُرُوْجَكُمْ، وَعُضُوْا أَبْصَارَكُمْ، وَكُفُوًا أَيْدِيَكُمْ.

"Jaminlah enam hal untukku dari diri kalian, aku akan menjamin surga untuk kalian; Jujurlah jika berbicara, tepatilah jika kalian berjanji, tunaikanlah amanah jika kalian diserahi amanah, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian dan tahanlah tangan kalian." Hr. Ahmad, no. 22656, Ibnu Hibban, no. 271, al-Hakim, no. 8233 dari al-Muththalib bin Hanthab dari "Ubadah bin ash-Shamit. al-Haitsamiy berkata, "Sesungguhnya al-Muththalib tidak mendengar (hadits tersebut) dari 'Ubadah." Majma' az-Zawaid, IV: 145.

4.      Nabi SAW bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثَ : إِذا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ.

"Tanda-tanda orang munafiq ada tiga; Bila berbicara ia berdusta, bila berjanji ia tidak menepati dan bila diberi amanah ia berkhianat." Hr. Ahmad, no. 8670, al-Bukhariy, no. 33, Muslim, no. 59, at-Tirmidziy, no. 2640, an-Nasa'ly, 5021 dari Abi Hurairah RA.

5.       Nabi SAW bersabda,

لَا إِيْمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ، وَلَا دِينَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهُ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْتَقِيمُ دِينُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ، ولا يَسْتَقِيمُ لِسَانُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ.

"Tidak sempurna iman orang yang tidak amanah dan tidak sempurna agama orang yang tidak menepati janjinya. Demi yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, tidak akan istiqamah agama seorang hamba sehingga lurus lidahnya dan tidak akan lurus lidah seorang hamba sehingga lurus hatinya." Hr. ath-Thabraniy, no. 10401 dari Ibnu Mas'ud RA. Pada sanadnya terdapat rawi bernama Hushain bin Madz'ur dari Quraisyiy at-Tamimiy. al-Haitsamiy berkata, "Saya tidak menemukan yang menerangkan tentang mereka berdua.” Lihat, Majma' ar-Zawaid wa Manba' al-Fawaid, 1: 96.

6.       Nabi SAW bersabda,

أَنَّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنِ الْتَمَنَكَ وَلَا تَحْنُ مَنْ خَالَكَ.

"Tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayaimu dan janganlah engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu!" Hr. Abu Dawud, no. 3535, at-Tirmidziy, no. 1268, al-Hakim, no. 2343, al-Baihaqiy dalam al-Kubra, no. 21912 dari Abi Hurairah RA. Pada sanadnya terdapat rawi bernama Qais bin ar-Rabi'. Lihal, Tahdzib al-Tahdzib, VI: 528-630.

7.       Telah datang seseorang kepada Nabi SAW lalu dia bertanya, "Kapan hari kiamat?" Nabi SAW menjawab kepadanya, "Apabila disia-siakan amanah maka tunggulah kiamat." Orang itu bertanya, "Bagaimana disia-siakan amanah itu?" Nabi SAW menjawab, "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kiamat." Hr. al-Bukhariy, no. 59 dari Abi Hurairah RA.

Macam-macam Amanah, Lihat, Akhlaq al-Mu'min, hal. 75-83.

1.        Amanah berupa titipan dan harta

Dan macam Amanah yang paling masyhur dan yang paling banyak tersebar dikalangan kita sekarang ini adalah Amanah harta dan titipan,

·         Nabi SAW bersabda,

أَلا أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ، وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذُّنُوبَ.

"Maukah kalian aku beritahukan tentang orang mu`min, (adalah) orang yang (membuat) orang lain aman atas harta dan diri mereka, orang muslim adalah orang yang (membuat) orang lain terhindar dari (bahaya) lidah dan tangannya, mujahid adalah orang yang memerangi diri sendiri dalam mentaati Allah dan muhajir adalah orang meninggalkan kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa." Hr. Ibnu Hibban, no. 4869, al-Hakim, no. 24, Ahmad, no. 23840 dari Fadlalah bin 'Ubaid RA.

·         Dan perhatikanlah semangat Nabi SAW dalam menyerahkan titipan ketika hijrah, beliau bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, "Wahai Ali! Janganlah engkau menemuiku sehingga engkau mengembalikan titipan-titipan itu."

·         Dan perhatikanlah sayyidina Umar bin al-Khattab RA ketika hari ditaklukannya Madain, padanya dipenuhi harta benda simpanan raja (Kisra), maka mereka datang dengan harta benda itu dan mereka menyimpannya di masjid, Umar pun melihatnya dan menemukan satu cincin dengan mata cincin yang kecil dari batu jamrud. Umar berkata, "Sungguh, kaum yang telah menyerahkan ini kepadaku, mereka benar-benar amanah" Maka Ali bin Abi Thalib melihatnya seraya berkata, "Wahai Amirul Mukminin, engkau menjauhkan diri (dari hidup mewah) maka pasti merekapun menjauhkan diri, dan kalaulah engkau hidup mewah, maka pasti mereka pun hidup mewah."

2.       Amanah dalam jual beli

Diantara jenis amanah yang lain, adalah amanah pada jual beli dan amanah pekerjaan yang kamu bekerja dengannya.

·         Nabi SAW bersabda,

التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ.

"Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para Nabi, para shiddiqin, dan para syuhada." Hr. ad-Darimiy, no. 2417, at-Tirmidziy, no. 1213, al-Hakim, no. 2188 dari Abu Sa'id RA.

·         Coba engkau perhatikan seorang dokter yang meminta pasiennya untuk pergi ke dokter lain untuk berbagi kesenangan dengannya padahal itu tidak diperlukan pasien, agar dokter tersebut membalas perbuatan baiknya itu. Dokter tersebut tidak memandang ia berbuat salah, padahal demi Allah itu khianat terhadap amanah.

·         Atau seorang mekanik yang memintamu untuk mengeluarkan uang ratusan ribu untuk membeli onderdil-onderdil mobil yang sedang diperbaiki, sebenarnya mobilmu tidak memerlukan onderdil-onderdil tersebut. Dia tidak merasa berbuat dosa, lalu dia memberikan kuitansi pembelian barangnya, tidak demi Allah dia sudah mengkhianati amanah. Engkau tidak tahu seperti apa yang diketahuinya, dan berikutnya dia mengkhianatimu.

·         Dan ada yang mengatakan, "Dunia itu adalah kebun yang dihiasi dengan lima perkara; Ilmu para ulama, keadilan para pemimpin, ibadah hamba, armanah para pedagang dan kejujuran para pekerja. Lalu datanglah Iblis dengan lima panji dan menancapkannya disamping lima perkara yang tadi. Maka Iblis datang dengan hasad lalu menancapkannya disamping ilmu, dia datang dengan zhalim lalu menancapkannya disamping 'adil, datang dengan riya lalu menancapkannya disamping ibadah, datang dengan khianat lalu menancapkannya disamping amanah, dan dia datang dengan menipu lalu menancapkannya disamping jujur." Lihat, Tafsir an-Naisaburiy, I: 165.

3.       Amanah dalam menjaga rahasia

·         Nabi SAW bersabda,

إِذَا حَدَّثَ الرَّجُلُ الْحَدِيثَ ثُمَّ الْتَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةٌ.

"Jika seseorang bercerita suatu ucapan lalu ia menoleh (agar ucapannya tidak tersebar), maka ucapannya itu adalah amanah." Hr. ath-Thayalisiy. no. 1761, Ahmad, no. 15002, Abu Dawud, no. 4868, at-Tirmidziy, no. 1966, al-Baihaqiy, no. 20950 dari Jabir bin 'Abdillah RA. Lihat, "Aun al-Ma'bud Syarh Sunan Abi Dawud, Xill: 148.

·         Nabi SAW bersabda,

إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْأَمَانَةِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُقْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُقْضِي إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرهَا

"Sesungguhnya paling besar (penyelewengan terhadap) amanah di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang suami yang berhubungan dengan istrinya dan seorang istri yang berhubungan dengan suaminya lalu dia menyebarkan rahasianya." Hr. Ahmad, no. 11595, Muslim, no. 1437, Abu Dawud, no. 4870 dari Abi Sa'id al-Khudriy RA.

4.       Amanah dalam bergaul dengan perempuan

Allah ta'ala berfirman,

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِّنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَدُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا تَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَم فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظَّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَى مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ فَجَاءَتْهُ إِحْدَنَهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءِ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا فَلَمَّا جَاءَهُ، وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ تَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ قَالَتْ إِحْدَنَهُمَا يَتَأَبَتِ اسْتَنْجِرَهُ إِنَّ خَيْرٌ مَنِ اسْتَجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ.

"Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" Kedua wanita itu menjawab, "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya."

 

Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, "Ya Rabbku Sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku."

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan dengan malu-malu, ia berkata, "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata, "Janganlah kamu takut kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu."

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." Qs. al-Qashash [28]: 23-26.

Sungguh ini adalah contoh yang paling indah dalam bergaul dengan perempuan, dan kamu belajar dari sayyidina Musa AS, sesungguhnya dua perempuan tadi tidak bisa memberi minum binatang ternaknya karena terlalu banyak pengembala lain yang mengelilingi sumur, maka apakah sayyidina Musa berkata, "Itu bukan urusan saya." apakah beliau berkata, "Saya tidak ingin berbicara dengan perempuan."

5.       Amanah anak-anak dalam bergaul dengan orangtuanya

Dan diantara macam-macam amanah yaitu: Amanah anak dalam bergaul dengan orangtuanya, maka jika kamu mengambil harta tanpa izin kedua orangtuamu, ini bisa dinamakan khianat terhadap amanah walaupun jumlahnya sedikit. "Amanah itu tidak dibagi-bagi." Sesungguhnya termasuk amanah itu adalah engkau harus meminta izin dari keduanya dan mesti disetujui keduanya pula, oleh karenanya memberi tahu saja tidak cukup, akan tetapi mesti disetujui.

Anas bin Malik berkata, "Sungguh, kalian mengerjakan amal-amal yang dia itu lebih kecil dimata kalian dari pada selembar rambut, padahal kami menganggapnya zaman Nabi SAW termasuk pebuatan yang mencelakakan." Sungguh benarlah firman Allah SWT,

وَتَحْسَبُونَهُ هَيْنًا وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ

"Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada sisi Allah adalah besar." Qs. an-Nur [24]: 15.

6.       Amanah tidak terbatas

Kita berbicara, "Segala hal yang telah Allah berikan dari nikmat-nikmat-Nya itu merupakan amanah. Maka segala sesuatu yang Allah berikan kepadamu adalah titipan-Nya padamu dan pasti suatu hari engkau akan mengembalikannya. Pengertian ini mencakup makna amanah dalam arti yang sangat luas. Maka dari itu, mendidik anak-anakmu adalah amanah, kesehatan, mata, lidah, pendengaran, penciuman termasuk perasaan yang Allah melunakkanmu dengannya, semuanya adalah amanah.

·         Nabi SAW bersabda,

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ : عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ قِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ.

"Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya pada apa dia habiskan, tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya pada apa dia gunakan." Hr. at-Tirmidziy, no. 2425 dari Abi Barzah al-Aslamiy RA.

·         Nabi SAW bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ في أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، قَالَ: وَحَسِبْتُ أَنْ قَدْ قَالَ: وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي مَالِ أَبِيْهِ وَمَسْقُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut." Aku menduga Ibnu 'Umar menyebutkan: "Dan seorang laki-laki adalah pemimpin atas harta bapaknya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atasnya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya." Hr. Ahmad, no. 4495, al-Bukhariy, no. 893, Muslim, no. 1829, Abu Dawud, no. 2928, at-Tirmidziy, no. 1711 dari 'Abdullah bin 'Umar RA.

 

·         Nabi SAW bersabda,

اتقوا الله في النِّسَاءِ، فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانَةِ اللهِ، وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوْحَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ.

"Bertakwalah kepada Allah terhadap wanita, karena kalian telah menjadikan mereka sebagai isteri dengan amanah Allah dan kalian halalkan farji mereka dengan kalimat Allah." Hr. Ibnu Khuzaimah, no. 2809 dari Jabir RA.

·         al-Ghazaliy berkata, "Anak merupakan amanah bagi ayahnya dan hatinya adalah mutiara sangat berharga yang lurus dan kosong dari setiap lukisan dan gambar, dia akan menerima setiap lukisan dan akan condong kepada apa yang dia dicondongkan kepadanya. Maka jika dia dibiasakan dan diajari dengan kebaikan, ia akan tumbuh padanya, dan bersama kedua orang tuanya akan mendapat pahala. Dan jika dia dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan, maka ia rugi dan celaka dan dosa bagi orang yang mendidiknya dan membimbingnya," Lihal, Faid al-Qadir Syarh al-Jami ash-Shaghir, III: 480.

7.       Amanah dalam memikul agama ini

Adapun yang terakhir dari amanah dan yang paling berat memikulnya adalah amanah dalam menjaga nilai-nilai agama, dan menyampaikannya kepada seluruh manusia. Ketahuilah sesungguhnya engkau akan ditanyai tentang Islam, dan engkau akan mempertanggungjawabkannya pada hari kiamat, apakah engkau telah menerapkan nilai-nilai agama Islam dan menyampaikannya kepada manusia?.

·         Nabi SAW bersabda,

بَلْعُوْا عَنِّي وَلَوْ آيَةً.

"Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat," Hr. Ahmad, no. 6486, al-Bukhariy, no. 3461, at-Tirmidziy, no. 2678, Ibnu Hibban, no. 6265, ad-Darimiy, no. 529 dari 'Abdullah bin 'Amr RA.

·         Ibnu Taimiyyah berkata, "Jangan kamu kira bahwa amanah itu adalah berwudlu dengan sewadah air dan shalat dua raka'at di mihrab, sesungguhnya amanah itu adalah engkau memikul agama ini untuk disampaikan kepada umat manusia."

·         Allah tabaraka wata'ala berfirman,

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ.

"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." Qs. Ali Imran [3]: 110.

·         Allah tabaraka wata'ala berfirman,

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَبِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, Merekalah orang-orang yang beruntung." Qs. Ali Imran [3]: 104.

·         Allah ta'ala berfirman,

إِنَّا عَرَضْنَا الأَمَانَةَ عَلَى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن تَحْمِلُهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً

"Sesungguhnya Kami telah menyodorkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikulnya dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." Qs. al-Ahzab [33]: 72.

·         Allah tabaraka wata'ala berfirman,

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَلُ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتَجْرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَنكِن تَرْضَوْنَهَا أَحَبِّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَجَهَادٍ فِي سَبِيلِهِ، فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ، وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ.

"Katakanlah, jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, itu lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." Qs. at-Taubah [9]: 24.

·         Dan telah berdo'a sayyidina Umar bin al-Khattab, "Ya Allah kuatkanlah punggungku dan janganlah Engkau ringankan bebanku."

(Ust. Hamdan Abu Nabhan, Belajar Meneladani Akhlaq Rasulullah: Seri Akhlaq Terpuji, Bandung: Maktabah Syaqib, Syawal, 1436 H. hlm. 15-26)

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama