AKHLAQ TERPUJI QANA’AH
Telah berkata Imam al-Jurjaniy
dalam at-Ta'rifat, "Qana'ah ialah merasa puas dengan pembagion."
Dan berkata Ibnu al-Atsir dalam an-Nihayah, "(ialah) Merasa puas dengan
yang sedikit dari pemberian."
Lihat, Kitab al-Ta'rifat, hal.
179, an-Nihayah fi Gharib al-Hadits wa al-Atsar, IV: 114
1.
Allah ta'ala berfirman,
بنايا التي قُل
لِّأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا
فَتَعَالَيْنَ امتعكُنَّ وَأَسَرِحْكُنَّ سَرَاحًا حَمِيلاً وَإِن كُنتُنَّ
تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، وَالدَّارَ الْآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ
لِلْمُحْسِنَتِ مِنكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا.
"Hai
Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, "Jika kamu sekalian menginginkan
kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah
dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki
(keridlaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka
sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala
yang besar." Qs. al-Ahzab [33]: 28-29.
2.
Allah ta'ala berfirman,
لَا يَغُرَّنَّكَ
تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَنَهُمْ
جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْهَادُ لَكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ هُمْ جَنَّاتٌ
تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَرُ خَالِدِينَ فِيهَا نزلاً مِّنْ عِندِ اللَّهِ
وَمَا عِندَ اللَّهِ خَيْرٌ لِلْأَبْرَارِ.
"Janganlah
sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam
negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah
Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. Akan tetapi
orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya, bagi mereka surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat
tinggal dari sisi Allah. Dan apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang berbakti." Qs. Ali Imran [3]: 196-198.
3.
Allah ta'ala berfirman,
ثُمَّ لَتُسْفَلُنَّ
يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ.
"Kemudian
kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang semua kenikmatan." Qs at-Takatsur [102]: 8.
4.
Nabi SAW bersabda,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا
آتَاهُ.
"Sungguh
beruntung orang yang masuk Islam dan ia diberikan kecukupan, serta Allah
memberinya rasa qana'ah terhadap apa yang telah diberikan kepadanya." Hr. Ahmad, no. 6572, Muslim,
no. 1054, at-Tirmidziy, no. 2355, Ibnu Majah, no. 4138 dari Abdullah bin 'Amr
RA.
5.
Nabi SAW bersabda,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنْ الْغِنَى عَلَى
النَّفْسِ.
"Kekayaan
itu bukanlah karena banyaknya harta benda akan tetapi kekayaan itu adalah kaya
hati." Hr. Ahmad, no. 8159, al-Bukhariy, no. 6446, Muslim, no. 1051,
at-Tirmidziy, no. 2380, Ibnu Majah, no. 4137 dari Abi Hurairah RA.
6.
Nabi SAW bersabda, "Telah datang kepadaku
Jibril maka dia berkata, Wahai Muhammad hiduplah sekehendakmu karena
sesungguhnya engkau akan mati, cintailah orang yang engkau kehendaki karena
sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, dan beramallah sekehendakmu karena
sesungguhnya engkau akan dibalas dengannya. Dan ketahuilah bahwa mulianya
seorang mukmin adalah beribadahnya diwaktu malam dan terhormatnya dia dengan
merasa cukup dari orang-orang." Hr. al-Hakim, no. 8086, al-Baihaqiy
pada Syu'ab al-Iman, no. 10541, Abu Nu'aim pada Hilyat al-Auliya, III: 352 dari
Sahl bin Sa'ad RA.
7.
Nabi SAW bersabda,
اتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ، وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ
لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ، وَأَحْسِنُ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا،
وَأَحِبُّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا، وَلَا تُكْثِرُ
الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الصَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ.
"Jagalah
dirimu dari apa-apa yang diharamkan niscaya kamu menjadi orang paling
menghamba, ridlalah terhadap pemberian Allah kepadamu niscaya kamu menjadi
orang terkaya, berbuat baiklah terhadap tetanggamu niscaya kamu menjadi mukmin
yang sempurna, cintailah sesama seperti mencintai dirimu sendiri niscaya kamu
menjadi muslim yang sempurna dan janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa
itu mematikan hati." Hr. Ahmad, no. 8081, at-Tirmidziy, no. 2305,
al-Baihaqiy pada Syu'ab al-Iman, no. 9543 dari al-Hasan dari Abi Hurairah. Pada
sanadnya terdapat Ja'far bin Sulaiman adl-Dluba'ly. la orang syi'ah, Abu Thariq
as-Sa'diy, kata adz-Dzahabiy, "Majhul." Dan al-Hasan tidak mendengar
hadits dari Abu Hurairah RA, Lihat, Bulugh al-Amanly min Asrar al-Fath
ar-Rabbanly, XIX: 194, Tuhfat al-Ahwadziy bi Syarh Jami at-Tirmidziy, VI: 590,
Faid al-Qadir Syarh al-Jami ash-Shaghir, 1: 164.
8.
Nabi SAW bersabda,
إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضْلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ
وَالخُلُقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ.
"Jika
salah seorang diantara kalian melihat orang yang dilebihkan darinya pada harta
dan fisiknya, maka hendaklah ia melihat orang yang ada dibawahnya." Hr. Ahmad, no. 8132,
al-Bukhariy, no. 6490, Muslim, no. 2963 dari Abi Hurairah RA.
9.
Nabi SAW bersabda,
عَرَضَ عَلَيَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ لِيَجْعَلَ لِي بَطْحَاءَ مَكَّةَ
ذَهَبًا، فَقُلْتُ: لَا يَا رَبِّ، وَلَكِنْ أَشْبَعُ يَوْمًا وَأَخْوعُ يَوْمًا،
أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ. فَإِذَا جُعْتُ تَضَرَّعْتُ إِلَيْكَ وَذَكَرْتُكَ، وَإِذَا
شَبِعْتُ حَمدْتُكَ وَشَكَرْتُكَ.
"Rabbku
'azza wa jalla menawariku untuk menjadikan padang Mekkah menjadi emas. Aku
berkata, Tidak wahai Rabb tapi biar aku kenyang sehari dan lapar sehari. Bila
lapar, aku merendah kepada-Mu dan mengingat-Mu, dan bila kenyang aku memuji-Mu
dan bersyukur kepada-Mu." Hr. Ahmad, no. 22090, at-Tirmidziy, no. 2354,
ath-Thabraniy, (al-Kabir) no. 7741, al-Baihaqiy pada Syu'ab al-Iman, no. 1467
dari Abi Umamah RA.
10.
Dan Rasulullah SAW tidur diatas
tikar lalu beliau bangun, tikar itu membekas pada badan beliau, kami berkata, Andai kami
membuatkan hamparan empuk untuk anda. Beliau bersabda, "Apa urusanku
dengan dunia, aku di dunia tidak lain seperti pengendara yang bernaung di bawah
pohon setelah itu pergi dan meninggalkannya." Hr. Ahmad, no. 3709,
at-Tirmidziy, no. 2384, Ibnu Majah, no. 4109, al-Hakim, no. 8023, al-Baihaqiy
pada Syu'ab al-Iman, no. 10415 dari Ibnu Mas'ud RA.
11.
'Aisyah berkata, "Rasulullah SAW pernah
melewati hilal, hilal, dan hilal, sedang selama itu pula tidak pernah
dinyalakan api di rumah- rumah para istri beliau." Saya ('Urwah bin
az-Zubair) bertanya: "Wahai bibi, dengan apa kalian bisa bertahan
hidup?" (Aisyah) menjawab; "Dengan kurma dan air." Hr.
Ahmad, no. 24301 dari 'Urwah bin az-Zubair dari 'Aisyah RA.
12.
Nabi SAW bersabda,
خَصْلَتَانِ مَنْ كَانَنَا فِيهِ كَتَبَهُ اللهُ شَاكِرًا صَابِرًا، وَمَنْ
لَمْ تَكُوْنَا فِيْهِ لَمْ يَكْتُبُهُ اللَّهُ شَاكِرًا وَلَا صَابِرًا: مَنْ نَظَرَ فِي
دِينِهِ إِلى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَاقْتَدَى بِهِ، وَمَنْ نَظَرَ فِي دُنْيَاهُ
إِلَى مَنْ هُوَ دُونَهُ فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا فَضَّلَهُ بِهِ عَلَيْهِ
كَتَبَهُ اللهُ شَاكِرًا صَابِرًا وَمَنْ نَظْرَ فِي دِينِهِ إِلَى مَنْ هُوَ
دُونَهُ وَنَظَرَ فِي دُنْيَاهُ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَأَسِفَ عَلَى مَا
فَاتَهُ مِنْهُ لَمْ يَكْتُبُهُ اللهُ شَاكِرًا وَلَا صَابِرًا.
"Ada
dua perkara, barang siapa memilikinya maka Allah akan mencatatnya sebagai
seorang yang pandai bersyukur dan penyabar, dan barang siapa yang tidak
memiliki keduanya maka Allah tidak mencatatnya sebagai seorang yang pandai
bersyukur dan penyabar, yaitu barang siapa yang melihat pada agamanya kepada
orang yang lebih tinggi darinya lalu dia mengikutinya, dan barang siapa yang
melihat pada keduniannya kepada orang yang lebih rendah darinya lalu dia memuji
Allah atas karunia yang diberikan kepadanya, maka Allah akan mencatatnya
sebagai seorang yang pandai bersyukur dan penyabar. Tapi barang siapa yang
melihat pada agamanya kepada orang yang lebih rendah darinya dan melihat pada
keduniaannya kepada yang lebih tinggi darinya dan dia bersedih atas apa ang
tidak didapatkannya, maka Allah tidak mencatatnya sebagai seorang yang pandai
bersyukur dan penyabar." Hr. at-Tirmidziy, no. 2520 dari 'Amr bin Syu'aib dari
ayahnya dari kakeknya. Pada sanadnya terdapat al-Mutsanna bin ash-Shabah. Imam
an-Nasaiy dan Ali bin al-Junaid menyatakan, "Matrukul hadits." Lihat,
Kitab adl-Dlu'afa wa al-Matrukin (an-Nasaiy), no. 576, Tahdzib at-Tehdzib,
VIII: 40-41, no. 6735.
13.
Nabi SAW bersabda, "Hendaklah kalian memiliki
qana'ah, karena qana'ah adalah harta yang tidak akan habis." Hr. ath-Thabraniy pada
al-Ausath, no. 6922 dari Jabir RA. Pada sanadnya terdapat Khalid bin Ismail
al-Makhzumiy. ad-Daruquthniy berkata, "Dlo'if, matruk." Lihat,
Kitab adi-Dlu'afa wa al-Matrukin (Ibnu al-Jauziy), I: 244, no. 1052, Majma'
az-Zawaid wa Manba' al-Fawaid, X: 256.
14.
Dan ketika Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar telah
memakan buah kurma dan mereka minum air, Rasulullah SAW bersabda,
هَذَا مِنَ النَّعِيمِ الَّذِي تُسْأَلُوْنَ عَنْهُ.
"Ini
adalah termasuk kenikmatan yang kalian akan diminta pertanggung
jawabannya." Hr. Ahmad, no. 14722 dari Jabir RA.
·
Malik bin Dinar berkata, "Tahanlah
tiga perkara dengan tiga perkara sehingga keadaanmu menjadi mukmin yang
sempurna: Kesombongan dengan tawadlu, tamak dengan qana'ah dan hasad dengan
nasihat." Lihat, Nashaih al-'Ibad, hal. 32.
·
Dari Abi Umamah, bahwasanya
Tsa'labah bin Hathib al-Anshariy datang kepada Rasulullah SAW lalu dia berkata,
"Wahai Rasulullah berdo'alah kepada Allah agar Allah memberikan rezeki
kepadaku." Rasulullah bersabda, "Celaka engkau wahai
Tsa'labah! yang sedikit dan kau mampu mensyukurinya itu lebih baik dari pada
yang banyak tapi kau tidak mampu (mensyukurinya)." Kemudian Tsa'labah
kembali lagi kepada beliau untuk yang kedua kalinya, lalu berkata, "Wahai
Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar Allah memberikan harta kepadaku."
Rasulullah bersabda, "Celakalah engkau wahai Tsa'labah, apakah engkau tidak
ingin seperti Rasulullah? Demi Allah, kalaulah aku meminta agar Allah
melelehkan bagiku gunung-gunung emas dan perak pasti akan meleleh.” Kemudian
Tsa'labah kembali lagi kepada beliau untuk yang ketiga kalinya dan berkata, "Wahai
Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar Allah memberikan harta kepadaku, demi
Allah, jika Allah memberiku harta aku akan memberikan hak kepada setiap yang
mempunyai hak." Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Ya Allah,
berilah Tsa'labah rezeki berupa harta."
Maka Tsa'labah memelihara
kambing, lalu berkembang seperti berkembangnya ulat sampai sempit olehnya
lorong-lorong Madinah. Maka dia menjauh dengan ternaknya dan masih bisa shalat
berjama'ah dengan Rasulullah SAW, kemudian kembali untuk mengembala kambingnya.
Kemudian ternaknya berkembang lagi sampai sulit mendapatkan tempat untuk
mengembala di Madinah, maka dia menjauh lagi dengannya dan masih bisa ikut
shalat jum'at bersama Rasulullah SAW, kemudian kembali untuk mengembala
kambingnya, kemudian berkembang lagi, maka dia menjauh lagi dengan ternaknya
sampai-sampai dia meninggalkan shalat jum'at dan shalat berjama'ah.
Maka dia bertemu orang yang
melewatinya dan berkata, "Apa kabar kalian? Dan bagaimana keadaan
orang-orang?" Maka Allah menurunkan wahyunya kepada Rasulullah SAW
(Qs. at-Taubah [9]: 103). Berkata Abu Umamah: Maka Rasulullah SAW mengangkat
dua orang amil untuk mengambil shadaqah, seorang dari Anshar dan seorang lagi
dari Bani Salim, dan beliau menulis untuk keduanya kewajiban shadaqah dan
memerintahkan kepada keduanya untuk mengambil shadaqah dari orang-orang. Dan
jika mereka berdua melewati Tsa'labah maka keduanya mengambil shadaqah
hartanya. Maka keduanya pun melakukannya sampai pergi kepada Tsa'labah dan
membacakan kepadanya surat dari Rasulullah SAW, lalu dia berkata, "Ambil
dulu shadaqah dari orang lain, jika kalian telah selesai maka kembali lagi
kepadaku." Lalu keduanya melakukannya, dia berkata, "Demi
Allah, tidak lain hal ini kecuali seperti pajak." Maka keduanya
kembali sehingga bertemu dengan Rasulullah SAW dan Allah menurunkan firman-Nya
kepada Rasul-Nya, "Dan di antara mereka (munafiq) ada yang berjanji
kepada Allah, jika Allah memberi kami dari karunianya pasti kami akan
bersedekah dan pasti kami akan termasuk orang-orang shalih." (Qs.
at-Taubah [9]: 75).
Abu Umamah berkata: Maka seorang
dari Anshar itu menunggangi hewan dekat dengan Tsa'labah sampai dia datang
kepada Tsa'labah dan berkata, "Celakalah engkau wahai Tsa'labah, engkau
telah binasa. Allah telah menurunkan firmannya tentangmu begini.” Lalu
Tsa'labah menghadap (kepada Rasul) dan menyimpan tanah diatas kepalanya sendiri
sambil menangis dan berkata, "Wahai Rasulullah, wahai Rasulullah,"
dan Rasulullah SAW tidak menerima shadaqah darinya sampai Rasulullah wafat.
Kemudian dia datang kepada Abu Bakar setelah Rasulullah wafat, dia berkata, "Wahai
Abu Bakar, engkau tahu posisiku dari kaumku dan kedudukanku dari Rasulullah
SAW, tolong terimalah shadaqah dariku." Maka Abu Bakar menolak untuk
menerimanya. Kemudian dia datang kepada Umar, lalu Umar pun menolak untuk
menerima shadaqah darinya. Kemudian dia datang kepada Utsman, beliau pun
menolak untuk menerima shadaqah darinya, kemudian Tsa'labah wafat pada masa
kekhalifahan Utsman RA. Hr. ath-Thabranly pada al-Mu'jam al-Kabir, IV 327, по.
7790-7792 dari Abi Umamah RA. Pada sanadnya terdapat 'Ali bin Yazid
al-Alhaniy. Berkata al-Hafiz, "Dlaif" dan berkata al-Haitsamiy, “Matruk”.
Lihat, Taqrib at-Tahdzib, I: 420,
no. 4967, Tahdzib at-Tahdzib, V: 753, no. 4967, Majma’ az-Zawaid wa Manba’
al-Fawaid, VII: 32.
(Ust. Hamdan Abu Nabhan, Belajar
Meneladani Akhlaq Rasulullah: Seri Akhlaq Terpuji, Bandung: Maktabah
Syaqib, Syawal, 1436 H. hlm. 67-74)
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan