DURHAKA KEPADA ORANGTUA



AKHLAQ TERCELA ‘UQUQUL WALIDAIN

"Arti 'Uquq: lalah munculnya sesuatu yang menyakitkan orang tua dari anaknya, baik berupa ucapan maupun perbuatan, kecuali pada ajakan syirik atau maksiat, selama orang tua tidak memaksa." Lihat, Fath al-Baariy Syarh Shahih al-Bukhariy, al-'Asqalaniy, XII: 10.

1.        Allah ta'ala befirman,

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا.

"Dan sermbahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri." Qs. an-Nisaa [4]: 36.

2.      Dan Allah ta'ala berfirman,

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًاۗ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًاۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًاۗ حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula), masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdo'a, "Ya Rabbku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim". Qs. al-Ahqaaf [46]: 15.

3.      Dan Allah ta'ala berfirman,

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أَن وَلَا تَهْرَهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا.

"Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Rabbku, Sayangilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." Qs. al-Israa [17]: 23-24.

4.      Rasulullah saw. bersabda,

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ (ثَلاثًا). قُلْنَا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ.

"Inginkah aku beritahukan kepadamu dosa-dosa besar yang paling besar? (tiga kali). Kami menjawab: tentu wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Menyekutukan Allah dan durhaka kepada ibu-bapak." Hr. al-Bukhariy, no. 2654, 5976, 6273, 6274 dan 6919, Muslim, no. 87 dari Abu Bakrah ra.

5.      Dan Rasulullah saw. bersabda,

كُل الذُّنُوبِ يُؤَخِّرُ اللهُ مَا شَاءَ مِنْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلَّا عُقُوْقَ الْوَالِدَيْنِ، فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُعَجِّلُهُ لِصَاحِبِهِ فِي الحَيَاةِ قَبْلَ الْمَمَاتِ.

"Semua dosa akan Allah tangguhkan (balasannya) menurut kehendak-Nya hingga hari kiamat kelak, kecuali durhaka kepada ibu-bapak. Sesungguhnya Allah ta'ala akan menyegerakan (balasan) nya bagi pelakunya, pada hidup sebelum mati." Hr. al-Hakim, no. 7421, al-Baihaqiy pada Syu'ab al-Iman, no. 7889 dari Abu Bakrah ra. adz-Dzahabiy berkata dalam Talkhish (al-Mustadrak), "Bakkar (bin 'Abdul 'Aziz bin Abi Bakrah) dia'if." Ini pendapat Ibnu al-Mulqan. Ta'liq al-Mustadrak 'ala ash-Shahihain, V: 82.

6.      Dan Rasulullah saw. bersabda,

خمْسٌ هُنَّ قَوَاصِمُ الظَّهْرِ : عُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَالْمَرْأَةُ يَأْتَمِنُهَا زَوْجُهَا تَخَوْنُهُ، وَالْإِمَامُ يُطِيعُهُ النَّاسُ وَيَعْصِي الله عَزَّ وَجَلَّ، وَرَجُلٌ وَعَدَ عَنْ نَفْسِهِ خَيْرًا فَأَخْلَفَ، وَاعْتِرَاضُ الْمَرْءِ فِي أَنْسَابِ النَّاسِ.

"Ada lima perkara yang mematahkan punggung: Durhaka kepada ibu-bapak, istri yang dianggap amanah oleh suaminya padahal dia menghianatinya, pemimpin yang dita'ati orang-orang tetapi dia berbuat maksiat kepada Allah 'azza wa jalla, seseorang yang berjanji terhadap dirinya suatu kebaikan, tetapi dia tidak menepatinya dan mencelanya seseorang terhadap turunan orang lain." Hr. al-Baihaqiy pada Syu'ab al-Iman, no. 5144 dari Abu Hurairah ra.

7.      Dan Rasulullah saw. bersabda,

كَرِهَ اللَّهُ لَكُمْ ثَلَاثًا: عُقُوْقَ الْأُمَّهَاتِ، وَوَأَدَ الْبَنَاتِ، وَمَنَعَ وَهَاتِ.

"Allah membencimu melakukan tiga hal: Durhaka kepada ibu, mengubur anak-anak perempuan hidup-hidup dan menahan (tidak memberi) tapi ingin diberi." Hr. ath-Thabraniy pada al-Mu'jam al-Kabir, no. 16919 dari Ma'qil bin Yasar ra.

8.      Dan Rasulullah saw. bersabda,

 

أَرْبَعَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ تَعَالَى أَلا يُدْخِلَهُمُ الْجَنَّةَ وَلَا يُذِيقَهُمْ نَعِيْمَهَا: مُؤْمِنُ الْخَمْرِ، وَاكِلُ الرِّبَا، وَاكِلُ مَالِ الْيَتِيمِ بِغَيْرِ حَقٌّ، وَالْعَاقُ لِوَالِدَيْهِ.

"Ada empat golongan yang pasti Allah ta'ala tidak akan memasukkan mereka ke surga dan tidak akan membuat mereka merasakan nikmatnya: Peminum khamer, pemakan riba, pemakan harta anak yatim dengan cara tidak benar dan yang durhaka kepada ibu-bapaknya." Hr. al-Hakim, no. 2307, al-Baihaqiy pada Syu'ab al-Iman, no. 5530 dari Abu Hurairah ra. Pada sanadnya terdapat Ibrahim bin Khutsaim bin 'Irak bin Malik. Berkata Imam an-Nasaiy, "Matruk." Lihat, Mizan al-I'tidal, 1: 30, no. 81, Lisan al-Mizan, 1: 42, no. 129, adl-Dlu'afa wa al-Matrukin, an-Nasaiy, no. 13, Ta'liq al-Mustadrak 'ala ash-Shahihain, 11: 720.

9.      Dan Rasulullah saw. bersabda,

لا تَعْصِ وَالِدَيْكَ، وَإِنْ أَمَرَاكَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ دُنْيَاكَ فَاخْرُجْ مِنْهَا.

"Janganlah engkau membangkang kepada ibu-bapakmu. Walaupun mereka menyuruhmu untuk keluar dari duniamu, maka keluarlah kamu darinya." Hr. ath-Thabraniy dari 'Ubadah bin ash-Shamit ra. Pada sanadnya terdapat Salamah bin Syuraih. Kata adz-Dzahabiy, "Tidak dikenal." Lihat, Majma' az-Zawaid wa Manba' al-Fawaid, al-Haitsamiy, IV: 216.

10.   Dan Rasulullah saw. bersabda,

الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ.

"Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu." Hr. al-Khathib, no. 1702 dari Anas ra. Pada sanadnya terdapat Manshur bin al-Muhajir dan Abu an-Nadir al-Abar, kata Ibnu Thahir, "Keduanya tidak dikenal." Lihat, al-Jami" li Akhlaq ar-Rawiy, al-Khathib al-Baghdadiy, no. 1702, Faidl al-Qadir Syarh Jam ash-Shaghir, al-Munawiy, III: 440, no. 3642.

11.     Dan Rasulullah saw. bersabda,

بِرُوا آبَاءَكُمْ تَبِرَكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ، وَعِفُوا تَعِفَّ نِسَاؤُكُمْ.

"Berbaktilah kepada orang tuamu, kelak anak-anakmu akan berbakti kepadamu. Dan jagalah kehormatanmu, kelak kaum wanitamu akan menjaga kehormatan mereka." Hr. ath-Thabraniy pada al-Mu'jam al-Ausath, no. 1002 dari Ibnu 'Umar ra. Lihat, al-Jami ash-Shaghir, as-Suyuthiy, 1: 125, Faidl al-Qadir Syarh al-Jami ash-Shaghir, al-Munawiy, III: 242, по. 3138.

·         Berkata Ibnu 'Umar,

بُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوْقِ وَالْكَبَائِرِ.

"Membuat menangis ibu-bapak itu termasuk berbuat durhaka dan dosa besar." Riwayat al-Bukhariy pada al-Adab al-Mufrad, no. 31.

·         Dan berkata Muhammad bin Sirin,

مَنْ مَشَى بَيْنَ يَدَيْ أَبِيْهِ فَقَدْ عَقَّهُ ، إِلَّا أَنْ يَمْشِيَ يُيْطُ الْأَذَى عَنْ طَرِيقِهِ. وَمَنْ دَعَا أَبَاهُ بِاسْمِهِ فَقَدْ عَقَّهُ، إِلَّا أَنْ يَقُولَ: يَا أَبَتِ.

"Barangsiapa berjalan di depan ayahnya maka dia telah berbuat 'uquq (durhaka) kepadanya, kecuali dia berjalan untuk menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan barangsiapa memanggil ayahnya dengan namanya maka dia telah berbuat 'uquq, kecuali menyebut, "Ya abati (Wahai ayahku). Lihat, Birr al-Walidain, Ibnu al-Jauziy, hal. 8.

·         Dan berkata Mu'adz bin Jabal: Rasulullah saw. berwashiyat kepadaku, sabdanya,

لا تَعُقُّ وَالِدَيْكَ وَإِنْ أَمَرَاكَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ أَهْلِكَ وَمَالِكَ.

"Janganlah engkau mendurhakai ibu-bapakmu, walaupun mereka berdua menyuruhmu untuk keluar dari ahlimu dan hartamu." Ibid, hal. 2.

"Bagaimanakah sekarang sikap anda terhadap kedua orang tua?. Inginkah kelak putra-putri anda berbakti kepada anda?." (Ust. Hamdan, Belajar Meneladani Akhlaq Rasulullah: Seri Akhlaq Tercela, Bandung: Maktabah Syaqib, Syawal, 1435 H. hlm. 75-80)

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama