TERCELANYA KIKIR (AL-BUKHLU)


AKHLAQ TERCELA KIKIR (AL-BUKHLU)

1.        Allah ta’ala berfirman,

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا تَحْسُورًا

"Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah), nanti kamu menjadi tercela dan menyesal." Qs. al-Israa [17]: 29.

2.       Dan berfirman,

وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا

"Dan (termasuk hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar," Qs. al-Furqan [25]: 67.

3.       Dan berfirman,

يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِتَاخِذِيهِ إِلَّا أَن تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُم مغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.

"Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji. Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui." Qs. al-Baqarah [2]: 267-268.

4.      Dan la berfirman,

يأيها الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْبَرُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ يَوْمَ تُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتَكْوَى بِهَا حِبَاهُهُمْ وَظُهُورُهُمْ وَجُنُوهُمْ هَذَا مَا كَنَرْتُمْ لأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنتُمْ تَكْبِرُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikan kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih. (Ingatlah) Pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." Qs. at-Taubah [9]: 34-35.

5.       Rasulullah saw. berdo'a,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العمر.

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut, dan aku berlindung kepada Mu dari dikembalikan kepada umur yang paling rendah." Hr. Ahmad, no. 1585, al-Bukhariy, no. 6365, Ibnu Hibban, no. 2022 dari Sa'ad bin Abi Waqqash ra.

6.       Dan diriwayatkan dalam sebuah hadits:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ يَقُوْلُ: لَمَّا بُعِثَ نَبِيُّ اللَّهِ ﷺ أَتَتْ إِبْلِيسَ جُنُودُهُ، فَقَالُوا: قَدْ بُعِثَ نَبِيُّ اللَّهِ وَخَرَجَتْ أُمَّتُهُ. فَقَالَ إِبْلِيسُ : أَيُحِبُّوْنَ الدُّنْيَا ۚ قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: لئِنْ كَانُوا يُحِبُّوْنَهَا مَا أُبَالِي أَنْ لَا يَعْبُدُوا الْأَوْثَانَ، إِنَّهُمْ لَنْ يَنْفَلِتُوْا مِنِّي، وَأَنَا أَغْدُوْ عَلَيْهِمْ وَأَرُوْحُ بِثَلَاثٍ : أَخْذِ الْمَالِ مِنْ غَيْرِ حَقَّهِ، وَإِنْفَاقِهِ فِي غَيْرِ حَقَّهِ، وَإِمْسَاكِهِ عَنْ حَقْهِ وَالشَّرُّ كُلُّهُ لِهَذَا تَبَعٌ.

"Dari Abu Umamah al-Bahiliy, ia berkata: Ketika Nabiyullah saw. di utus, Iblis didatangi tentara-tentaranya, lalu mereka melapor. Sungguh Nabi Allah telah di utus dan telah lahir umatnya. Lalu kata Iblis: Apakah mereka ini mencintai dunia?. Mereka menjawab: Benar. Kata Iblis: Bila mereka ini mencintai dunia, aku tidak peduli bila mereka tidak menyembah berhala, sesungguhnya mereka tidak akan bisa lepas dariku, dan aku akan mendatangi mereka setiap pagi dan sore untuk menghasut mereka melakukan tiga hal: Memperoleh harta dengan tidak hak, mengeluarkannya bukan pada yang hak dan agar menahan harta dari yang hak, dan kejahatan semuanya akan mengikutinya." Hr. al-Hakim pada Kitab ar-Riqaq, no. 8083 dan padanya terdapat Kultsum bin Jabr, al-Baihaqiy dalam Syu'ab al-Iman, no. 10502 dan padanya terdapat Muhammad bin Abi Qais, keduanya (Kultsum dan Muhammad) menerima dari Sulaiman bin Habib al-Muharibiy, dari Abi Umamah al-Bahiliy ra.

Maka menahan dari segi yang wajib dikeluarkan, itulah bakhil (kikir), dan mengeluarkan dari segi yang wajib ditahan, dinamakan tabdzir (menghambur-hamburkan). Dan diantara keduanya ada pertengahannya itulah perbuatan yang terpuji, dan sepatutnya keadaan murah hati dan dermawan sebagai ungkapan darinya. Lihat, Ihya 'Ulum ad-Dien, al-Ghazaliy, III: 266.

Dan kikir itu penyebabnya adalah mencintai harta, dan mencintai harta itu ada dua sebab:

Yang pertama: Mencintai syahwat, yang tidak akan sampai kepadanya kecuali dengan harta yang dibarengi dengan panjangnya angan-angan.

·         Allah ta'ala berfirman,

زيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَتَابِ

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." Qs. Ali 'Imran [3]: 14.

Yang kedua; Mencintai harta itu sendiri dan merasa aman dengan adanya harta itu walaupun mengetahui bahwa harta tersebut adalah lebih dari kebutuhannya sesisa umurnya.

·         Allah ta'ala berfirman,

إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ، لَكَنُودٌ * وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدُ

"Sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Rabbnya, dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya, dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan," Qs. al-'Adiyat [100]: 6-8.

Dan obat dari setiap penyakit adalah dengan kebalikan dari sebab-sebabnya, Maka cara mengobati cinta syahwat ialah dengan merasa cukup (qana'ah) pada yang sedikit dan dengan bersabar. Dan mengobati panjang angan-angan lalah dengan banyak mengingat kematian dan melihat kematian rekan-rekan, lamanya kelelahan mereka dalam mengumpulkan harta dan lenyapnya harta tersebut setelah mereka tiada.

·         Nabi saw. bersabda kepada seseorang. "Ucapkanlah:

"اللهمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ نَفْسًا بِكَ مُطْمَئِنَّةً، تُؤْمِنُ بِلِقَاتِكَ، وَتَرْضَى بِفَضَائِكَ، وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ."

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu jiwa yang tentram kepada-Mu, yang beriman atas pertemuan dengan-Mu, yang ridla terhadap keputusan-Mu dan yang merasa cukup dengan pemberian-Mu." Hr. Ibnu 'Asakir dari Abu Umamah al-Bahiliy ra. Lihat, Tarikh Dimasyqa, XXXV: 81. Diriwayatakan juga oleh ath-Thabraniy pada al-Mu'jam al-Kabir, no. 7363.

·         Dan Rasulullah saw. berdo'a,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبِ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا .

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfa'at, hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari do'a yang tidak terkabulkan." Hr. Muslim, no. 2722 dari Zaid bin Arqam ra.

Dan mengobati meliriknya hati pada anak (dengan cara mentafakuri) sesungguhnya Allah yang menciptakan anak, la pun menciptakan bersamanya rizkinya. Dan tidak sedikit anak yang tidak mewarisi harta dari ayahnya tetapi keadaannya lebih baik dari pada orang yang menerima waris.

·         Allah ta'ala berfirman,

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كتبٍ مُّبِينٍ

"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semua rezekinya dijamin Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." Qs. Hud [11]: 6.

·         Dan la berfirman,

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُم مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ

"Janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka." Qs. al-An'am [6]: 151.

Dan mengobati hatinya juga dengan banyak memperhatikan keterangan-keterangan yang datang yang isinya celaan terhadap kikir dan pujian terhadap kedermawanan, dan ancaman Allah terhadap perbuatan kikir dari siksaan-siksaan yang berat, dan dengan banyak memperhatikan keadaan orang-orang kikir, menjauhnya tabi'at dari mereka, dan menjelekkan mereka karenanya. Dan mengobati hatinya juga dengan memikirkan tujuan harta itu dan sesungguhnya untuk apa harta itu diciptakan?. Lihat, Ihya 'Ulum ad-Dien, al-Ghazaliy, III: 268-269, lihat juga, Mauizhat al-Mu'minin, al-Qasimiy, II: 60.

·         Allah ta'ala berfirman,

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا ءَاتَنهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ، هُوَ خَيْرًا هُم بَلْ هُوَ شَرْهُمْ سَيُطَوِّقُونَ مَا تَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلَّهِ مِيرَثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ.

"Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (dilehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." Qs. Ali 'Imran [3]: 180.

·         Dan Nabi saw. bersabda,

السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنَ اللهِ، قَرِيبٌ مِنَ الْجَنَّةِ، قَرِيبٌ مِنَ النَّاسِ، بَعِيدٌ مِنَ النَّارِ وَالْبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنَ اللهِ، بَعِيدٌ مِنَ الْجَنَّةِ، بَعِيدٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيبٌ مِنَ النَّارِ. وَجَاهِلٌ سَخِيٌّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ عَالِم بَخِيْلٍ.

"Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka. Sungguh orang bodoh yang dermawan lebih Allah cintai daripada orang 'alim (berilmu) yang bakhil." Hr. at-Tirmidziy, no. 1968 dari Abu Hurairah ra. Pada sanadnya terdapat Sa'id bin Muhammad al-Warraq ats-Tsaqafiy al-Kufiy. Walaupun dianggap tsiqah oleh al-Hakim dan Ibnu Hibban, namun didla'ifkan oleh Ibnu Ma'in, Ibnu Sa'ad, al-Juzjaniy, Abu Hatim, Abu Dawud, an-Nasaiy, Ibnu 'Addiy dan Abu Khaitsamah. Kata ad-Daraquthniy, "Matruk" Ibnu Hajar dan adz-Dzahabiy mengatakan, "Dla'if." Lihat. Tahdzib at-Tahdzib, III: 366, no. 2461, Tahdzib al-Kamal fi Asma ar-Rijal, IV: 205, no. 2349. al-Kamil fi Dlu'afa ar-Rijal, III: 404, no. 827, al-Jarh wa at-Ta'dil, IV: 58, no. 5379, Mizan al-rtidal fi Naqd ar-Rijal, II: 156, no. 3263, Taqrib at-Tahdzib, 1: 212, no. 2461, al-Kasyif, 1: 324, по. 1969, Silsilah Ahadits adl-Dla'ifah wa al-Maudlu'ah, I: 184, no. 154.

·         Dan beliau bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: إِنَّا أَنْزَلْنَا الْمَالَ لإقامِ الصَّلَاةِ وَإِبْنَاءِ الزَّكَاةِ. وَلَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادٍ لَأَحَبَّ أَنْ يَكُوْنَ إِلَيْهِ ثَانٍ.

"Allah 'azza wa jalla berfirman, "Kami menurunkan harta untuk (digunakan) mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Seandainya anak Adam memiliki satu lembah (harta), pasti ia ingin lembah yang kedua." Hr. Ahmad, dari Abu Waqid al-Laitsiy ra. Lihat, Fath al-Baariy, al-'Asqalaniy, XIII: 38, "Umdat al-Qaariy, al-'Ainiy, XV: 519.

·         Dan Nabi saw. bersabda,

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاج.

"Jika engkau melihat Allah memberikan kepada seorang hamba keduniaan yang ia sukai, padahal hamba tersebut selalu berbuat maksiat kepada-Nya, maka sesungguhnya itu hanyalah merupakan istidraj." Hr. Ahmad, 17349, ath-Thabraniy dalam al-Mu'jam al-Kabir, no. 14327, al-Baihaqiy dalam Syu'ab al-Iman, no. 4540 dari 'Uqbah bin 'Amir ra.

·         Dan Nabi saw. bersabda,

مَا مِنْ يَوْمِ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ، فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلْفًا، وَيَقُوْلُ الْآخَرُ : اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.

"Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun dua malaikat, lalu salah satunya mengucapkan; 'Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang menginfakkan hartanya', sedangkan yang satunya lagi mengucapkan; 'Ya Allah, berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)." Hr. al-Bukhariy, no. 1442, Muslim, no. 1010 dari Abu Hurairah ra.

·         Dan Nabi saw. bersabda,

يَقُوْلُ الْعَبْدُ: مَالِي مَالِي، إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثَ : مَا أَكَلَ فَأَفْنَى، أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى، أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ.

"Manusia akan berkata: Ini hartaku, ini hartaku. Tiada lain baginya dari hartanya itu hanya tiga macam: Apa yang ia makan sampai habis, apa yang ia pakai hingga rusak dan apa yang ia sedekahkan hingga ia miliki. Apa pun selain itu semua, maka akan hilang dan ia tinggalkan bagi orang lain." Hr. Muslim, no. 2959 dari Abu Hurairah ra.

·         Dan pada satu riwayat

عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّهُمْ ذَبَحُوا شَاةٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ : مَا بَقِيَ مِنْهَا؟ قَالَتْ: مَا بَقِيَ مِنْهَا إِلَّا كَيْفَهَا. قَالَ: بَقِيَ كُلُّهَا غَيْرَ كَيْفِهَا.

"Dari 'Aisyah; Bahwasanya mereka menyembelih kambing, lalu Nabi saw. bertanya: Apa yang tersisa darinya? 'Aisyah menjawab: Tidak tersisa (dibagikan) kecuali pundaknya. Nabi saw. bersabda: Tersisa semuanya, kecuali pundaknya." Hr. at-Tirmidziy, no. 2478 dari 'Aisyah ra.

·         Allah ta'ala berfirman,

مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللَّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.

"Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." Qs. an-Nahl [16]: 96.

·         Berkata al-Ahnaf bin Qais, “Engkau milik harta, bila tidak menginfakkannya, tetapi bila menginfakkannya, maka harta itu milikmu.” Lihat, Tafsir Ibnu Katsir, VIII: 443.

·         Dan berkata al-Ashma'iy, "Aku mendengar orang Arab gunung waktu ia mensifati seseorang, dia berkata: Sungguh si fulan terlihat kecil pada penglihatanku, karena besarnya dunia pada penglihatannya. Dan seolah-alah dia melihat peminta-minta adalah malaikat pencabut nyawa apabila datang kepadanya."

·         Dan berkata Muhammad bin al-Munkadir, "Ada yang berkata: Jika Allah bermaksud terhadap satu kaum kejelekan, Allah mengangkat pemimpin atas mereka yang terjahat dari mereka, dan menjadikan rizki-rizki mereka ditangan orang-orang yang kikir dari mereka." Lihat, Ihya Ulum ad-Dien, al-Ghazaliy, III: 262.

·         Dan berkata sebagian ahli hikmah, "Kikir adalah jilbab kehinaan."

·         Dan kata sebagian ahli sastra, "Orang kikir itu tidak akan memiliki teman," Lihat, Adab ad-Dunya wa ad-Dien, al-Mawardiy, hal. 185. (Ust. Hamdan, Belajar Meneladani Akhlaq Rasulullah: Seri Akhlaq Tercela, Bandung: Maktabah Syaqib, Syawal, 1435 H. hlm. 65-74)

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

Lebih baru Lebih lama