AKHLAQ TERPUJI JUJUR (ASH-SHIDQU)
Jujur adalah mengabarkan sesuatu
sesuai dengan apa adanya, Lihat, Adab ad-Dunya wa ad-Dien, hal. 253.
1.
Allah azza wajalla berfirman,
يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ
الصَّدِقِينَ.
"Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar." Qs. at-Taubah [9]: 119.
2.
Allah azza wajalla berfirman,
إِنَّ
الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ
وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّدِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّبِرِينَ وَالصَّبِرَاتِ
وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ
وَالصَّبِمِينَ وَالصَّبِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم
مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا.
"Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar." Qs. al-Ahzab [33]: 35.
3.
Allah azza wajalla berfirman,
طَاعَةٌ وَقَوْلٌ
مَعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ الْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا
لَّهُمْ
"Ta'at
dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila
telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka
benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi
mereka." Qs. Muhammad [47]: 21.
4.
Nabi SAW bersabda,
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى
الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُوْنَ صِدِّيقًا. وَإِنَّ
الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُوْرِ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِي إِلَى
النَّارِ. وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا.
"Sesungguhnya
kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke
surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan
dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan
mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke
neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan
dicatat baginya sebagai seorang pendusta." Hr. al-Bukhariy, no. 5743,
Muslim, no. 2607, Ibnu Hibban, no. 273 dari Abdullah bin Mas'ud RA.
5.
Nabi SAW bersabda,
مَنْ يَضْمَنْ
لِي مَا بَيْنَ لَحَيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ.
"Barang
siapa menjamin bagiku apa yang berada di antara dua rahangnya dan di antara
kedua kakinya, maka aku akan menjamin baginya surga." Hr. Bukhariy no. 6474, dari
Sahl bin Sa'd RA.
Dan yang dimaksud Rasul dengan
apa yang ada diantara dua rahangnya adalah lisan, sedangkan apa yang ada
diantara kakinya adalah farji. Barang siapa yang bisa menjamin keduanya bagi
Nabi SAW, maka Nabi pun menjamin baginya surga, Lihat, Akhlaq al-Mu'min,
hal. 49.
6.
Nabi SAW bersabda,
دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيْبُكَ، فَإِنَّ الصَّدْقَ
طَمَأْنِيْنَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ.
"Tinggalkan
yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu
ketenangan dan dusta itu keraguan." Hr. ath-Thayalisiy. no. 1178,
at-Tirmidziy, no. 2526, ad-Darimiy, no. 2410, Ibnu Hibban, no. 720, al-Hakim,
no. 7198 dari al-Hasan bin Ali RA.
7.
Nabi SAW bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثَ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ
أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ.
"Tanda-tanda
munafik ada tiga, Jika berbicara dia berdusta, jika berjanji mengingkari dan
jika diberi amanah dia khianat." Hr. al-Bukhariy, no. 33, Muslim,
no. 59 dari Abi Hurairah RA.
8.
Nabi SAW bersabda,
إِذَا كَذَبَ الْعَبْدُ تَبَاعَدَ عَنْهُ الْمَلَكُ مِيْلًا مِنْ نَتْنِ
مَا جَاءَ بِهِ.
"Jika
seorang hamba berdusta, maka malaikat akan menjauh darinya sejauh satu mil
karena bau busuk yang keluar darinya."
Hr.
at-Tirmidziy, no. 1979 dari Ibn Umar RA. Padanya terdapat rawi bernama
Abdurrahim bin Harun al-Ghassaniy, Abu Hisyam al-Washithiy, tinggal di Bagdad.
Kata ad-Daraquthniy, "Matrukul hadits, yakdzibu. Lihat, Tahdzib al-Tahdzib, V: 211
no. 4181, Taqrib al-Tahdzib, 1: 355, Mizan al-tidal, 11: 607 no. 5039,
al-Kasyif, II: 187 no. 3397." Mizan al-l'tidal, II: 607 no. 5039, Tahdzib
at-Tahdzib, V: 211 no. 4181, Taqrib at-Tahdzib, I: 355, al-Kasyif, II: 187 no.
3397.
9.
Para sahabat-semoga Allah
meridlai mereka- berkata, "Tidak ada akhlak yang paling dibenci oleh Rasulullah
SAW dari pada berdusta, sungguh seseorang berbuat dusta dihadapan Rasulullah
SAW, maka berubahlah hati Rasulullah SAW kepadanya, dan Nabi SAW terus menerus
jiwanya terasa sempit sampai beliau mengetahui bahwa orang yang berdusta
tersebut bertaubat darinya. Lihat, Akhlaq al-Mumin, hal. 51.
10.
Nabi SAW bersabda,
لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَظْهَرَ الْفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الْكَذِبُ،
وَيَتَقَارَبَ الْأَسْوَاقُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَيَكْثُرَ الهَرْجُ
قِيلَ: وَمَا الْخَرْجُ؟ قَالَ: الْقَتْلُ.
"Tidak
akan terjadi hari kiamat hingga muncul banyak fitnah, kedustaan merajalela,
pasar-pasar saling berdekatan, waktu semakin pendek dan banyak terjadi haraj.
Maka ditanyakanlah kepada beliau; "Apa itu haraj?" Beliau menjawab,
"Pembunuhan." Hr. Ahmad, no. 10897, Ibnu Hibban, no. 6727 dari Abi
Hurairah RA.
SEBAB-SEBAB BERDUSTA, Lihat, Akhlaq al-Mu'min,
hal. 55-60.
1.
Sebab yang sangat masyhur, yaitu
berdusta untuk keluar dari kesempitan
Para ulama
berkata dengan ucapan yang sangat bijak, yang perlu di tadaburi, "Kalaulah
kejujuran disimpan di atas luka pasti akan sembuh," maka jika engkau
berbuat salah dan engkau berdusta satu kali, jiwamu terluka karenanya maka
simpanlah diatas luka itu salep kejujuran, maka akan sembuh lukamu itu insya
Allah.
·
Umar bin al-Khaththab berkata, "Jika
aku direndahkan dengan kejujuran-dan tidak akan terjadi kejujuran merendahkan-
itu lebih aku sukai dari pada aku ditinggikan derajat dengan berdusta -dan
tidak akan terjadi dusta meninggikan derajat. Apakah kau memperhatikan kalimat
ini (dan tidak akan...).
·
Umar bin Abdul Aziz berkata, "Demi
Allah aku tidak pernah berdusta sekalipun, sejak aku mengetahui bahwa berdusta
itu dapat menghinakan pelakunya."
·
Dan berkata al-Junaid dengan
ucapan yang keluar dari hati dan insya Allah akan sampai ke hati, dia berkata, "Hakikat
jujur adalah engkau jujur pada tempat yang tidak akan menyelamatkanmu pada
waktu itu kecuali dengan berdusta."
2.
Sebab yang mengantarkan kepada
nifak..!! untuk mendatangkan manfaat.
Hal ini
sebab berdusta yang lebih busuk dari sebab yang pertama dan lebih berat juga
lebih jelek disisi Allah ta'ala, karena engkau melakukannya untuk mendapatkan
manfaat, kehormatan, pangkat, kepemimpinan, harta, dan derajat di masyarakat.
Ini adalah sebab yang pasti mengantarkan kepada nifak, karena engkau tidak akan
merasa puas dengan berdusta semata agar mendapatkan manfaat, tetapi memulai
menghalalkan yang haram, dan masih banyak lagi yang lainnya.
3.
Sebab yang paling bahaya, yaitu
untuk menyakiti orang lain
Kadang-kadang
seseorang berdusta untuk menyakiti orang lain karena dendam, kotor hati dan
hasad, dia membenci seseorang lalu dia berdusta sehingga menjatuhkannya ke
dalam kesulitan-kesulitan dan musibah-musibah. Ataupun karena engkau membenci
fulanah lalu mengotori kehormatannya dengan cara berdusta.
Sungguh sebab seperti ini (cukup
untuk menyakiti orang lain), dan sebab ini juga yang menjadikan saudara-saudara
Nabi Yusuf melakukan perbuatan yang tidak dibenarkan, maka apakah yang mereka
lakukan akibat dari dendam, kotor hati dan hasad?.
اقْتُلُوا
يُوسُفَ أَوِ اطْرَحُوهُ أَرْضًا يَحْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْ وَتَكُونُوا مِنْ
بَعْدِهِ ، قَوْمًا صلحين.
"Bunuhlah
Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah supaya perhatian ayahmu tertumpah
kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." Qs. Yusuf [12]: 9.
Mereka telah berdusta dua kali:
Yang pertama dengan ucapan dan yang kedua dengan perbuatan.
·
Berdusta dengan ucapan, seperti
firman Allah,
وَجَاءَ وَ أَبَاهُمْ عِشَاءُ يَبْكُونَ قَالُوا يَتَأَبَانَا إِنَّا
ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ
وَمَا أَنتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ.
"kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari
sambil menangis. Mereka berkata, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi
berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia
dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami,
sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." Qs. Yusuf [12]: 16-17.
·
Berdusta dengan perbuatan, dalam
firman Allah dikisahkan,
وَجَاءُو عَلَى قَمِيصِهِ، بِدَمٍ كَذِبٍ قَالَ بَلْ
سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ
عَلَى مَا تَصِفُونَ.
"mereka
datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yaqub
berkata, "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang
buruk) itu; Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah
yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." Qs. Yusuf [12]: 18.
4.
Sebab berdusta karena suka
berdusta
Demi Allah
ini adalah sebab yang aneh.. sebab yang lucu.. berdusta karena engkau memang
suka berdusta dan merasa nyaman dengan berdusta.
Dari Shafwan bin Sulaim berkata:
"Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, "Apakah seorang mukmin bisa
menjadi penakut?" Beliau menjawab, "Ya." Kemudian
ditanya lagi; "Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?"
Beliau menjawab, "Ya." Lalu ditanyakan lagi; "Apakah seorang
mukmin bisa menjadi pembohong?" Beliau menjawab, "Tidak."
Hr. Malik, no. 1862 dari Shafwan bin Sulaim.
Shafwan bin Sulaim seorang
tabi'iy kabir yang zuhud, wafat tahun 132 Η waktu berusia 72 tahun. az-Zarqaniy
berkata tentang hadits tersebut, "mursal atau mu'dlal." Lihat,
Tahdzib al-Tahdzib, IV: 51, Aujaz al-Masalik, XVII: 506, no. 1800, Syarh
al-Zurqaniy, IV: 244. Lihat, Akhlaq al-Mu'min, hal. 60-69.
MACAM-MACAM
JUJUR, lihat,
Akhlaq al-Mu’min, hal. 60-69.
1.
Jujur Dalam Niyat (niyat tulus)
Yang saya
maksud dengan niyat tulus adalah engkau menyampaikan setiap perbuatan atau
ucapan yang keluar dari mulut karena mengharapkan pahala dan ridla dari Allah,
dan jika engkau melakukan hal ini maka engkau adalah orang yang berniyat tulus.
-
Nabi SAW bersabda,
مَنْ طَلَبَ الشَّهَادَةَ صَادِقًا أُعْطِيَهَا وَلَوْ لَمْ تُصِبْهُ.
"Barang
siapa menginginkan mati syahid dengan sungguh-sungguh, maka ia akan diberi
(pahala seperti pahala) mati syahid meskipun ia tidak demikian." Hr. Muslim, no. 1908 dari
Anas bin Malik RA.
-
Nabi SAW bersabda,
إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ : عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا
وَعِلْمًا، فَهُوَ يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيْهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ
لِلَّهِ فِيْهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ، وَعَبْدِ رَزَقَهُ
اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقُهُ مَالًا، فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ:
لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ، فَهُوَ بِبَيْنِهِ
فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ. وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقُهُ عِلْمًا
، فَهُوَ يَحْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَلَا
يَصِلُ فِيْهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيْهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَحْبَثِ
الْمَنَازِلِ، وَعَبْدِ لَمْ يَرْزُقُهُ اللهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا، فَهُوَ
يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيْهِ بِعَمَلٍ فُلَانٍ، فَهُوَ
بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ.
"Sesungguhnya
dunia itu untuk empat orang, Pertama, seorang hamba yang dikaruniai Allah harta
dan ilmu, maka dengannya ia bertakwa kepada Allah, menyambung silaturahim dan
ia mengetahui adanya hak Allah padanya; Ini adalah tingkatan yang paling baik.
Kedua, hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niyatnya tulus, ia
berkata: Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti
amalan si fulan, maka ia dengan apa yang ia niyatkan, pahala mereka berdua
sama. Ketiga, hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia
serampangan menggunakan hartanya tanpa ilmu, ia tidak bertakwa kepada Rabbnya
dengan harta itu, tidak menyambung silaturahimnya dan tidak mengetahui hak
Allah padanya, ini adalah tingkatan terburuk. Keempat, orang yang tidak diberi
Allah harta atau pun ilmu, ia berkata: Andai aku punya harta tentu aku akan
melakukan seperti yang dilakukan si fulan (yang serampangan mengelola
hartanya), maka dia dengan niyatnya, dosa keduanya sama." Hr. at-Tirmidziy, no. 2332
dari Abi Kabsyah al-Anmariy RA.
2.
Jujur Dalam Ucapan
Jujur dalam
ucapan ini ada beberapa macam, diantaranya jujur dalam ucapan dalam menerangkan
al-Qur'an dan hadits.
-
Nabi SAW bersabda,
مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ
مِنْ النَّارِ.
"Barang
siapa menerangkan al-Qur'an tanpa ilmu, maka bersiap-siaplah menempati tempat
duduknya di neraka." Hr. at- Tirmidziy no. 2959, Ahmad no. 2429 dari Ibnu
'Abbas RA
-
Nabi SAW bersabda,
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ
النَّارِ.
"Barang
siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, hendaklah bersiap-siap (menempati)
tempat duduknya di neraka." Hr. ath-Thayalisiy, no. 2084, Ahmad, no. 11342,
al-Bukhariy, no. 108, Muslim, no. 2, at-Tirmidziy, no. 2670, Ibnu Majah, no. 32
dari Anas bin Malik RA.
Berhati-hatilah engkau dari
berfatwa tanpa ilmu atau menafsirkan al-Qur'an sedangkan engkau tidak tahu apa
yang engkau katakan, atau engkau mengatakan tentang al-Qur'an tanpa merujuk
kepada gaya bahasa arab. Hati-hatilah engkau dari berdusta tentang al-Qur'an
tanpa ilmu.
Dan termasuk jujur dalam ucapan
juga: Jujur dalam perdagangan
-
Nabi SAW bersabda,
التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصَّدِّيقِينَ
وَالشُّهَدَاءِ.
"Pedagang
yang jujur dan amanah akan bersama para Nabi, para shiddiqin, dan para
syuhada." Hr. ad-Darimiy, no. 2417, at-Tirmidziy, no. 1213, al-Hakim, no. 2188
dari Abi Sa'id RA.
-
Nabi SAW bersabda,
يَا مَعْشَرَ التَّجَّارِ. فَلَمَّا رَفَعُوا أَبْصَارَهُمْ وَمَدُّوْا
أَعْنَاقَهُمْ قَالَ: إِنَّ التَّجَّارَ يُبْعَثُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا
إِلَّا مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ.
"Wahai
para pedagang." Tatkala mereka mengangkat pandangannya dan memanjangkan
leher-leher mereka, beliau bersabda, "Sesungguhnya para pedagang akan
dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan berdosa, kecuali orang yang
bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur." Hr. at-Tirmidziy, no. 1214, Ibnu
Majah, no. 2146, ad-Darimiy, no. 2416, Ibnu Hibban, no. 4917, al-Hakim, no.
2189 dari Ismail bin 'Ubaid bin Rifa'ah dari ayahnya dari kakeknya.
Termasuk jujur dalam ucapan juga:
Jujur dalam kesaksian
-
Nabi SAW bersabda,
أَلا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُوْلَ
اللهِ، قَالَ: الشَّرْكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِبًا
فَجَلَسَ وَقَالَ : أَلَا وَقَوْلُ الرُّوْرِ ، وَشَهَادَةُ الرُّوْرِ، أَلَا
وَقَوْلُ الرُّوْرِ وَشَهَادَةُ الرُّورِ، أَلَا وَقَوْلُ الزُّوْرِ وَشَهَادَةُ
الرُّوْرِ. فَمَا زَالَ يُرَدِّدُهَا، حَتَّى قُلْنَا : لَيْتَهُ سَكَتَ.
"Tidak
maukah aku beritahukan kepada kalian yang terbesar dari dosa besar? Kami
menjawab; "Tentu wahai Rasulullah." Beliau bersabda,
"Menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua," -ketika itu
beliau tengah bersandar, kemudian duduk lalu melanjutkan sabdanya,
"Ingatlah dan perkataan dusta dan kesaksian palsu, ingatlah perkataan
dusta dan kesaksian palsu, ingatlah perkataan dusta dan kesaksian palsu."
Beliau terus mengulanginya sehingga kami mengatakan, duhai sekiranya beliau
diam." Hr. al-Bukhariy, no. 5976, Muslim, no. 87 dari Abdurrahman bin Abi
Bakrah dari ayahnya RA.
Begitupun termasuk jujur dalam
ucapan: Jujur dalam pernikahan.
Hal ini termasuk urusan yang
penting demi tercapainya maksud dan tujuan menikah, jika engkau (calon istri)
sakit, maka beritahulah dia (calon suami), begitu pula engkau (calon suami) jika
engkau telah menikah maka ucapkanlah dan jangan berdusta. Jadikanlah titik
keberangkatan kalian dengan jujur dalam pernikahan, majulah dan jauhkan semua
tempat dari dusta dan jangan merasa malu, karena Allah selalu ada di sampingmu.
Dan termasuk
jujur dalam ucapan: Jujur terhadap anak-anak, sehingga seorang anak belajar
kejujuran dari ayahnya.
-
Dari Abdullah bin Amir bin
Rabi'ah dia berkata: Rasulullah SAW menemui ibuku waktu aku masih kecil, lalu
aku pergi keluar, maka ibuku memanggilku, "Hai Abdullah mau?
kemarilah!" Lalu Rasulullah bertanya kepada ibuku, "Apa yang
hendak kau berikan kepadanya?," ibuku menjawab, "Aku hendak
memberinya kurma." Rasul bersabda, "Ketahuilah sesungguhnya
jika engkau tidak melakukannya, akan dituliskan atasmu dusta." Hr.
al-Baihaqiy pada al-Kubra, no. 21361.
Termasuk
jujur dalam ucapan: Jujur dalam bersendagurau dan melucu.
-
Nabi SAW bersabda,
وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ
لَهُ، وَيْلٌ لَهُ.
"Celakalah
bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa.
Celakalah ia, celakalah ia." Hr. Abu Dawud, no. 4990,
at-Tirmidziy, no. 2322 dari Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya
(Mu'awiyyah bin Haidah).
Rasulullah SAW pun bersendagurau
dan tidak pernah berkata kecuali yang jujur.
-
Nabi SAW bersabda,
أَنَا زَعِيمٌ بَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ
وَإِنْ كَانَ مَازِحًا.
"Aku
menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan dusta meskipun
ketika bergurau." Hr. Abu Dawud, no. 4800 dari Abi Umamah RA.
3.
Jujur Dalam Perbuatan
-
Allah tabaraka wata'ala
berfirman,
وَقُل رَّبِّ
أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَل لِي مِن
لَّدُنكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا
Dan
katakanlah, "Ya Rabb-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari
sisi Engkau kekuasaan yang menolong." Qs. al-Isra [17]: 80.
-
Dan Allah ta'ala berfirman,
مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مِّن
قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مِّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
"Diantara
orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah
(janjinya)". Qs. al-Ahzab [33]: 23. Ayat ini turun
berkaitan dengan Anas bin an-Nadir RA. Lihat, Tafsir Ibnu Katsir, VI: 418.
-
Rasulullah SAW bersabda, "Berdirilah
kalian menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi." Anas berkata;
Lalu Umair bin al-Hamam al-Anshariy berkata, "Wahai Rasulullah, surga yang
luasnya seluas langit dan bumi!" Beliau menjawab, "Benar." Lalu
ia berkata, "Amboi, amboi!" Rasulullah SAW bertanya, "Apa yang
membuat kamu mengucapkan: Amboi, amboi?" ia menjawab, "Wahai
Rasulullah, demi Allah, Aku tidak mengucapkan kata itu selain aku hanya
berharap termasuk dari penghuninya," Beliau bersabda, "Engkau
termasuk penghuninya." Anas berkata, Lalu ia pun mengeluarkan beberapa
butir kurma dari kantongnya seraya memakannya, kemudian ia berkata, "Jika
aku habiskan kurmo-kurma ini, sungguh terlalu lama hidupku, "lalu ia pun
melempar kurma yang masih bersamanya, kemudian ia menerjang musuh hingga
terbunuh. Hr. Ahmad, no. 12338, Muslim, no. 1901 dari Anas bin Malik RA.
-
Dan perhatikanlah Shalahuddin
(al-Ayyubiy) ketika dia berkata, "Bagaimana aku bisa tertawa," ketika
beliau ditanya, "Kenapa engkau tidak tertawa?" Maka beliau berkata,
"Bagaimana aku bisa tertawa sedangkan masjid al-Aqsha dirampas? Maka
beliau tidak terlihat tersenyum kecuali pada hari dimerdekakannya masjid al-Aqsha.
-
Allah tabaraka wata'ala
berfirman,
وَمَن يُطِعِ
اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأَوْلَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم
مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ
أُوْلَبِكَ رَفِيقًا
"Dan
barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-Nabi, Para
shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya." Qs. an-Nisa [4]: 69.
Di antara pendorong berbuat jujur
ialah: Akal, agama, muru'ah dan ingin masyhur dengan kejujuran. Lihat, Adab
ad-Dunya wa ad-Dien, hal. 254-255.
Dan kita
diperbolehkan untuk berdusta dalam tiga hal saja, seperti yang telah dijelaskan
oleh para ulama:
1.
Dalam peperangan, karena perang
itu adalah tipudaya (siasat)
2.
Dalam mendamaikan antara
orang-orang diperbolehkan berdusta untuk mendamaikan dua orang yang bertengkar,
seperti engkau mengatakan kepada orang pertama bahwa dia (teman bertengkarnya)
menceritakan tentangmu dengan ucapan-ucapan yang baik dan memujimu, walaupun
sebenarnya dia mencacinya. Dan engkaupun menemui orang yang kedua dengan
mengatakan hal yang sama.
3.
Berdusta kepada istri Berdusta
disini bukanlah bermaksud untuk mengkhianatinya dan mendustainya, tetapi untuk
membuatnya ridla dan untuk kemaslahatannya, seperti engkau berkata, "Engkau
adalah wanita yang paling cantik dari wanita-wanita yang ada di dunia."
Engkau berkata bagus kepadanya dalam urusan ini dan jangan melupakan niyat
awalnya. Jika engkau jujur dalam niyat, jujur dalam ucapan dan jujur dalam
setiap perbuatan maka engkau telah menyempurnakan kejujuran dan menjadi orang
yang jujur di sampingnya. maka dari itu, sekarang tahukah kalian kenapa Abu
Bakar di gelari sebagai ash-Shiddiq? Karena sesungguhnya beliau jujur dalam
tiga hal: Jujur dalam niyatnya, ucapannya, perbuatannya dan setiap geraknya
juga diamnya, Allah ridla kepadanya dan diapun ridla kepada Allah. Lihat,
Akhlaq al-Mu'min, hal. 69-70.
-
Nabi SAW bersabda, "Nabi
Ibrahim tidak pernah berdusta kecuali tiga kali saja." Hr.
al-Bukhariy Kitab Ahadits al-Anbiya, no. 3357 dari Abi Hurairah RA.
-
Ada yang berkata, "Barang
siapa yang sedikit jujurnya maka akan sedikit temannya."
-
Dikatakan dalam Mantsur al-Hikam,
"Pendusta itu dalah pencuri; Pencuri itu mencuri hartamu, sedangkan
pendusta mencuri akalmu." Lihat, Adab ad-Dunya wa ad-Dien, hal.
253.
-
Sebagian ahli Hikmah berkata,
"Kejujuran itu akan menyelamatkanmu walupun engkau merasa takut dengannya,
dan dusts tu akan mencelakakanmu walupun engkau merasa aman dengannya."
-
Luqman al-Hakim berkata, "Ajarkanlah
anakmu kejujuran karena kejujuran itu akan mengajarinya segala sesuatu.” Lihat,
Kitab al-Muamalah, III: 12.
(Ust. Hamdan Abu Nabhan, Belajar
Meneladani Akhlaq Rasulullah: Seri Akhlaq Terpuji, hlm. 34-48)
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan